Bitcoin: Rp. 1.607.579.046 | 24h: -0.25%Ethereum: Rp. 53.763.194 | 24h: -0.31%Solana: Rp. 2.373.960 | 24h: -0.48%Resolv: Rp. 2.943 | 24h: -6.87%XRP: Rp. 38.036 | 24h: 0.13%Hyperliquid: Rp. 646.636 | 24h: -1.28%Hifi Finance: Rp. 1.984 | 24h: 0%Zerebro: Rp. 465 | 24h: -9.34%Aster: Rp. 20.485 | 24h: 4.77%
Lihat Market

Western Union Akan Gunakan Blockchain Solana untuk Sistem Stablecoin Global

Western Union Akan Gunakan Blockchain Solana untuk Sistem Stablecoin Global
Share :

🔍 Ringkasan Berita:

  • Western Union akan meluncurkan US Dollar Payment Token (USDPT) di blockchain Solana pada 2026.
  • Bermitra dengan Anchorage Digital Bank untuk membangun jaringan aset digital institusional.
  • Langkah ini mengikuti tren global, bersama Zelle dan MoneyGram yang juga adopsi stablecoin.
  • Regulasi GENIUS Act di AS menjadi pendorong utama ekspansi stablecoin di sektor pembayaran global.

 

Perusahaan jasa keuangan Western Union mengumumkan bahwa sistem pembayaran stablecoin miliknya akan menggunakan blockchain Solana sebagai infrastruktur utama.

Pengumuman ini disampaikan dalam laporan keuangan kuartal ketiga perusahaan pekan lalu. Western Union menjelaskan bahwa sistem tersebut akan terdiri dari dua komponen utama: US Dollar Payment Token (USDPT) dan Digital Asset Network, yang akan dibangun bekerja sama dengan Anchorage Digital Bank.

Western Union menargetkan peluncuran USDPT pada paruh pertama tahun 2026, dengan akses bagi pengguna melalui bursa mitra untuk memperluas adopsi—mirip dengan model PayPal USD (PYUSD) yang kini terdaftar di Binance dan sejumlah bursa lainnya.

Selain itu, Digital Asset Network akan berfungsi sebagai saluran konversi tunai (cash off-ramp) bagi lebih dari 150 juta pelanggan Western Union di lebih dari 200 negara dan wilayah, memungkinkan mereka mengubah aset digital menjadi uang fiat dengan cepat dan murah.

BERITA TERBARU: Analisa Penutupan Bulanan Oktober: Bitcoin Masih Berjuang Tembus Level $115 Ribu

“Seiring kami berevolusi ke dalam ruang aset digital, USDPT milik Western Union akan memungkinkan kami untuk memiliki kendali atas aspek ekonomi yang terkait dengan stablecoin,” ujar President and CEO of Western Union, Devin McGranahan, dalam keterangan resminya, 28 Oktober 2025.

“Selain itu, kami dengan bangga mengumumkan peluncuran Digital Asset Network, sebuah solusi untuk tahap akhir perjalanan kripto yang bekerja sama dengan berbagai dompet dan penyedia dompet guna memberikan akses mudah bagi pelanggan untuk menukarkan aset digital menjadi uang tunai melalui jaringan global kami. Digital Asset Network dan USDPT akan menjadi pendorong bagi misi kami untuk menjadikan layanan keuangan dapat diakses oleh semua orang di mana pun berada.”

Berbicara dalam konferensi Money 20/20 USA di Las Vegas pada Selasa, 21 Oktoberfest 2025, CEO Western Union Devin McGranahan mengatakan bahwa timnya telah membandingkan berbagai alternatif sebelum akhirnya memutuskan Solana sebagai platform yang paling tepat untuk membangun ekosistem stablecoin berskala institusional.

BACA JUGA: Perusahaan Publik Stop Akumulasi Bitcoin dan ETH, Sinyal Keyakinan yang Mulai Luntur?

Tradisional Beralih ke Blockchain

Langkah Western Union menambah daftar perusahaan pembayaran besar yang mulai mengadopsi blockchain untuk transaksi lintas negara. Teknologi ini dinilai lebih cepat, murah, dan transparan dibandingkan sistem pembayaran konvensional.

Pesaing Western Union juga tengah melangkah ke arah serupa.

  • Zelle, platform pembayaran domestik AS, mengumumkan rencana meluncurkan stablecoin untuk mempercepat pembayaran lintas negara.
  • MoneyGram pada pertengahan September juga meluncurkan integrasi wallet USDC di Kolombia, memungkinkan pengguna lokal mengakses dolar digital.

Regulasi Mendorong Adopsi Stablecoin

Peningkatan adopsi stablecoin sejalan dengan kejelasan regulasi di AS setelah disahkannya GENIUS Act, undang-undang khusus stablecoin yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump pada Juli lalu.

CEO McGranahan mengatakan bahwa Western Union sebelumnya menahan diri untuk terlibat di industri kripto karena kekhawatiran terhadap volatilitas harga, ketidakpastian regulasi, dan perlindungan konsumen. Namun, kehadiran GENIUS Act mengubah arah kebijakan perusahaan.

Menurut data Departemen Keuangan AS, pasar stablecoin bernilai sekitar $311,5 miliar pada April 2025 dan diproyeksikan mencapai $2 triliun pada 2028.

Langkah Western Union ke ranah stablecoin ini muncul tiga bulan setelah perusahaan pertama kali memberikan sinyal akan mengintegrasikan aset digital dalam ekosistem remittance globalnya pada Juli lalu.