Bitcoin: Rp. 1.456.359.940 | 24h: 0.49%Ethereum: Rp. 48.586.014 | 24h: 2.58%Solana: Rp. 2.269.255 | 24h: 4%Tensor: Rp. 2.253 | 24h: -14.79%Hyperliquid: Rp. 543.058 | 24h: 3.35%BNB: Rp. 14.204.131 | 24h: 0.6%rats (Ordinals): Rp. 1 | 24h: 28.16%XRP: Rp. 36.947 | 24h: 5.34%
Lihat Market

Tiga Faktor Utama Penyebab Harga Bitcoin Turun Tajam

Tiga Faktor Utama Penyebab Harga Bitcoin Turun Tajam
Share :

[Ringkasan] Mengapa Bitcoin Turun Tajam?

  • Bitcoin saat ini diperdagangkan di sekitar $86,300 setelah mengalami koreksi dari level sebelumnya.
  • Sentimen pasar melemah setelah perusahaan treasury menghentikan pembelian dan sebagian mulai menjual kepemilikannya.
  • Tekanan jual meningkat dari investor jangka pendek sehingga volatilitas tetap tinggi.
  • Analis memperkirakan pergerakan harga masih akan fluktuatif seiring kondisi makro dan arus keluar ETF.

 

Harga Bitcoin kembali mengalami tekanan kuat setelah kombinasi aksi jual whale, breakdown teknikal, dan tekanan makro membuat pasar kripto memasuki fase volatilitas ekstrem. Berikut penjelasan lengkap tiga katalis utama yang mendorong penurunan harga terbaru.

Whale Capitulation: Aksi Jual Besar dari Pemegang Lama Tekan Pasar

Pasar dikejutkan oleh langkah Bitcoin OG Owen Gunden, yang menyetorkan 2.499 BTC terakhir (senilai $228 juta) ke Kraken, menuntaskan penjualan 11.000 BTC yang ia simpan sejak awal ekosistem Bitcoin berkembang. Data Lookonchain menunjukkan selama sebulan terakhir, long-term holders telah melepas sekitar 400.000 BTC ke pasar.

Dampaknya:

Aksi jual besar dari whale menciptakan tekanan suplai instan dan meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar, karena posisi mereka yang besar dapat mengguncang stabilitas harga. Meskipun capitulation sering kali menandai “local bottom”, volatilitas jangka pendek cenderung meningkat sebelum pasar menemukan keseimbangan baru.

Yang perlu dipantau:

– Aktivitas dompet whale
– Arus masuk BTC ke bursa (exchange inflows)

BACA JUGA: Bitcoin Memasuki Fase Bearish, Permintaan Institusional Melemah

Technical Breakdown: BTC Tembus Support $92.000

Dari sisi teknikal, Bitcoin mengalami breakdown setelah menembus support krusial $92.000, memicu gelombang stop-loss dan automated sell orders. Grafik 4 jam memperlihatkan seluruh moving average penting—50 SMA, 100 SMA, hingga 200 SMA—berada dalam tren menurun.

Indikator RSI 7 juga jatuh ke 16,5, level paling oversold sejak Januari 2024.

Dampaknya:

Trader teknikal memandang hilangnya level $92k sebagai konfirmasi bearish yang kuat. Meski kondisi oversold membuka peluang relief rally, momentum jangka pendek masih sangat lemah.

Level kunci berikutnya:

– Reclaim $95.000 (100 SMA 4H) diperlukan untuk memulihkan sentimen
– Jika gagal, tekanan jual dapat berlanjut ke area $88.000–$90.000

3. ETF Outflows & Tekanan Makro: Investor Institusional Mulai Menarik Diri

Bitcoin ETF mencatat outflow $278 juta pada 12 November, bagian dari arus keluar lebih dari $1 miliar bulan ini. Tekanan ini diperparah oleh meredupnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember—mengurangi selera risiko investor.

Namun tidak semua negatif; BlackRock masih menunjukkan minat, dengan pembelian $62 juta BTC sebagai sinyal akumulasi selektif.

Dampaknya:

Arus keluar ETF—yang menjadi pendorong besar reli Bitcoin sepanjang 2025—sekarang berbalik arah dan menekan harga. Kombinasi dolar yang menguat dan volatilitas pasar saham memperparah tekanan di pasar kripto.

Kesimpulan: Konvergensi Tekanan Menekan Bitcoin, $95K Jadi Level Penentu

Penurunan harga Bitcoin saat ini merupakan akumulasi dari:

  • Kapitulasi whale dan aksi jual pemegang lama,

  • Breakdown teknikal di bawah level support kunci, dan

  • Arus keluar ETF serta ketidakpastian makro.

Meski demikian, data on-chain menunjukkan adanya akumulasi jangka panjang, dengan 199.000 BTC masuk ke cold storage baru-baru ini—sebuah sinyal bahwa investor besar tetap percaya pada outlook jangka panjang.

Dalam jangka pendek, reclaim $95.000 menjadi kunci apakah Bitcoin dapat kembali stabil atau melanjutkan tren turun ke level yang lebih rendah.