Ethereum: Rp. 74.747.885 | 24h: -4.22%Bitcoin: Rp. 2.028.650.619 | 24h: -2%Hyperliquid: Rp. 751.916 | 24h: -5.94%BNB: Rp. 21.651.635 | 24h: 6.91%Plasma: Rp. 15.073 | 24h: -12.72%Solana: Rp. 3.698.534 | 24h: -5.02%Pax Gold: Rp. 66.457.295 | 24h: 0.93%XRP: Rp. 47.667 | 24h: -4.32%
Lihat Market

Bitcoin Diprediksi akan Lanjutkan Rally, Begini Alasan Fundamentalnya

Mengapa harga bitcoin naik?
Share :

 

Harga Bitcoin (BTC) menyentuh level $121.000 pada perdagangan Kamis, 2 Oktober 2025, yang menandai titik tertingginya dalam 7 pekan terakhir. Level ini menjadi tolok ukur bagi pergerakan harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi ini.

Para analis percaya kondisi ini akan memberikan dampak positif bagi pergerakan harga BTC selanjutnya. Baik dari sisi teknikal maupun fundamental, level Bitcoin ini diprediksi akan melanjutkan rally.

Bebarapa faktor yang menjadi stimulus positif bagi pergerakan Bitcoin adalah meredanya kekhawatiran resesi dan dorongan momentum dari pergerakan harga emas.

BTC/USDt 1 Day via Tradingview

Risiko inflasi menurun dan imbal hasil emas mendukung kenaikan Bitcoin

Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) terbaru AS, yang dirilis Jumat, menunjukkan kenaikan 2,9% dari Agustus, sejalan dengan perkiraan analis.

Dengan inflasi yang kini tak lagi dipandang sebagai masalah mendesak, para trader semakin yakin bahwa Federal Reserve (Fed) AS akan melanjutkan jalur pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

Para trader yang membeli Bitcoin di atas $120.000 pada Agustus lalu sempat kecewa, karena tarif impor tidak berdampak negatif pada neraca perdagangan maupun penjualan ritel AS dalam jangka pendek.

BACA JUGA: Harga Emas Cetak Rekor Baru, Apakah Bitcoin akan Ikut Terbang?

Namun, reli Bitcoin di bulan Oktober ini bertepatan dengan lonjakan harga emas sebesar 16% dalam enam pekan, sementara data Dewan Emas Dunia menunjukkan adanya akumulasi stabil oleh bank sentral.

Menurut alat CME FedWatch, probabilitas implisit bahwa Fed akan menurunkan suku bunga ke 3,50% atau lebih rendah pada Januari 2026 kini mencapai 40%, dibanding hanya 18% pada pertengahan Agustus.

Sumber: CME FedWatch

Investor mungkin menyambut baik tren inflasi saat ini, tetapi lemahnya pasar tenaga kerja bisa menjadi tantangan bagi rekor tertinggi baru S&P 500, terutama di tengah ketidakpastian terkait potensi government shutdown di AS.

Pada Senin, 29 September 2025, Wakil Ketua Federal Reserve, Philip Jefferson, menyuarakan kekhawatiran tentang pasar tenaga kerja, memperingatkan bahwa pasar bisa mengalami tekanan jika tidak mendapat dukungan.

Jefferson menyebut tekanan tersebut terkait dengan kebijakan perdagangan, imigrasi, dan kebijakan lain dari Presiden AS Donald Trump, menurut Reuters. Ia menambahkan bahwa dampaknya akan semakin terlihat dalam beberapa bulan mendatang, membuat para trader mencari instrumen lindung nilai alternatif.

Derivatif Bitcoin dan berkurangnya kekhawatiran sektor AI menekan tekanan jual

Dalam tiga hari menjelang rekor tertinggi Bitcoin di pertengahan Agustus, data derivatif menunjukkan trader menilai peluang kenaikan dan penurunan harga relatif seimbang.

Namun kini, indikator opsi BTC yang sama mengisyaratkan adanya ketakutan moderat terhadap koreksi, dengan opsi jual (put) diperdagangkan lebih mahal dibanding opsi beli (call).

Lebih dari $313 juta posisi berjangka Bitcoin dengan leverage short (jual) dilikuidasi antara Rabu dan Kamis, menurut data CoinGlass. Hal ini semakin menegaskan bahwa reli di atas $120.000 membuat pasar terkejut, sehingga mengurangi kemungkinan aksi ambil untung besar di pasar berjangka jika momentum bullish tetap bertahan.

BACA JUGA: Dompet yang Diduga Terafiliasi Tether Terima Transfer Unik 8.888 BTC

Faktor lain yang mengurangi risiko jangka pendek adalah keberhasilan penjualan saham OpenAI dengan valuasi rekor $500 miliar. Sektor kecerdasan buatan sebelumnya menghadapi sorotan ketat setelah adanya pembatasan ekspor chip AI canggih AS ke Tiongkok serta keputusan Meta untuk membekukan perekrutan di divisi AI mereka.

Dengan investor yang semakin yakin pada prospek pemangkasan suku bunga di AS dan melihat risiko koreksi pasar saham yang lebih rendah, jalur Bitcoin menuju $125.000 atau lebih tinggi terlihat semakin masuk akal. Sementara itu, momentum stabil emas menyoroti preferensi trader terhadap alternatif selain pasar obligasi dan saham tradisional.