Ringkasan Berita
- Harga Bitcoin Menguat: BTC naik 2% ke $118.400 setelah data inflasi AS (CPI) Juni dirilis.
- Inflasi Masih Tinggi: CPI tahunan mencapai 2,7%, tertinggi sejak Februari, tekan ekspektasi pemangkasan suku bunga.
- Level Kunci BTC: Zona $119.250–$120.700 menjadi titik penentu tren, potensi koreksi ke $113K jika tekanan jual meningkat.
- Sentimen Pasar Positif: Analis melihat penurunan BTC sebagai peluang beli dalam tren jangka panjang yang masih naik.
📊 Bitcoin tetap dalam tren naik meski inflasi membayangi. Semua mata kini tertuju pada data PPI dan arah kebijakan The Fed berikutnya. Baca selengkapnya!
Bitcoin (BTC) merespon positif rilis data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat untuk bulan Juni, yang menunjukkan inflasi meningkat untuk bulan kedua berturut-turut. Harga Bitcoin naik sekitar 2% dari $116.500 ke $118.400 pada pembukaan pasar di hari Rabu, 16 Juli 2025.
Inflasi AS Kembali Naik
Data terbaru mencatat CPI utama tumbuh 2,7% secara tahunan, level tertinggi sejak Februari dan sesuai dengan proyeksi analis, naik dari 2,4% pada Mei. CPI inti pun meningkat menjadi 2,9%, meski sedikit di bawah estimasi 3%.
Secara bulanan, CPI mencatat kenaikan 0,3%, laju tercepat dalam lima bulan terakhir. Inflasi inti turut naik 0,2%. Kenaikan ini menandakan tekanan inflasi masih tinggi, terutama pada sektor makanan dan transportasi, sementara penurunan harga di sektor perumahan masih terbatas.
Sebagai respons, Indeks Dolar AS (DXY) melonjak ke 98,5, naik 2,1% sepanjang bulan Juli, mencerminkan kehati-hatian investor terhadap prospek kebijakan moneter AS.
Respons Pasar Kripto
Meskipun data CPI inti yang sesuai ekspektasi memberikan sedikit ketenangan, lonjakan inflasi utama mengurangi harapan bahwa Federal Reserve akan segera melonggarkan suku bunga pada pertemuan FOMC Juli.
Menurut data CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga pada September masih berada di kisaran 54,3%, dengan kejelasan lanjutan bergantung pada data Producer Price Index (PPI) yang akan dirilis pekan ini.
Jika data PPI menunjukkan inflasi produsen yang lebih rendah dari prediksi, Bitcoin berpeluang menembus $120.000. Namun, jika PPI lebih tinggi dari perkiraan, tekanan jual dapat mendorong harga kembali ke kisaran $115.000 hingga $110.000.
BACA JUGA: 2 Perusahaan Besar Borong Ethereum, 545.000 ETH Diakumulasi dalam 1 Bulan
Zona Harga Kunci yang Perlu Dipantau
Setelah mencetak harga tertinggi tahunan di $123.218, Bitcoin terkoreksi tajam ke $116.500 pada 15 Juli 2025. Penurunan ini menetralkan posisi leverage berlebih dan mengatur ulang struktur pasar.
Bagi investor yang optimis (bullish), zona penting untuk direbut kembali berada di antara $119.250 dan $120.700. Kawasan ini sebelumnya menjadi area tekanan jual signifikan dan menyisakan pesanan beli yang belum tereksekusi.
Jika berhasil menembus level ini secara meyakinkan, tren naik bisa berlanjut menuju rekor baru di atas $123.000.

Namun dalam jangka pendek, koreksi lanjutan masih memungkinkan. Bitcoin berpotensi menguji kembali zona fair value gap di kisaran $113.700–$115.300, yang berdekatan dengan rata-rata pergerakan 200 hari (200-day EMA)sebagai support dinamis.
Apabila tekanan jual berlanjut, harga bahkan dapat turun hingga sekitar $112.000 sebelum kembali melanjutkan tren naik jangka panjang.
Prospek Jangka Panjang Masih Positif
Meskipun volatilitas jangka pendek masih membayangi, struktur pasar jangka panjang tetap menunjukkan bahwa setiap penurunan harga bisa menjadi peluang beli.
Investor anonim Jelle memprediksi Bitcoin akan bergerak sideways di antara $116.000 dan $118.000, sebelum akhirnya menembus kembali di atas $120.000.

Sementara itu, trader kripto Magus menyebut harga BTC di sekitar $117.000 sebagai “hadiah”, menegaskan kekuatan tren saat ini.


