Ethereum: Rp. 74.751.392 | 24h: -4.1%Bitcoin: Rp. 2.029.011.194 | 24h: -1.94%Hyperliquid: Rp. 751.584 | 24h: -5.57%BNB: Rp. 21.636.362 | 24h: 6.69%Plasma: Rp. 15.041 | 24h: -14.12%Solana: Rp. 3.697.534 | 24h: -4.8%Pax Gold: Rp. 66.460.621 | 24h: 0.95%XRP: Rp. 47.684 | 24h: -4.16%
Lihat Market

Bitcoin Tembus All Time High, Namun Pergerakan Harga Masih Rentan Koreksi

Bitcoin Tembus All Time High
Share :

 

Harga Bitcoin (BTC) sempat mengalami volatilitas menjelang penutupan pasar mingguan pada Minggu, 5 Oktober 2025. Volatilitas ini dialami oleh BTC setelah mengalami koreksi dari level tertingginya sepanjang masa.

Menurut data TradingView, BTC/USD  sempat turun kembali ke bawah $123.000, setelah sebelumnya sempat mencapai rekor baru di atas $125.000 pada perdagangan akhir pekan. Kenaikan tersebut didorong oleh aktivitas di pasar derivatif yang cenderung tidak biasa untuk akhir pekan.

grafik btc
BTC/USDT 1 day via Tradingview

Trader populer Skew memperingatkan bahwa kenaikan harga ini bisa menjadi umpan bagi posisi long.

“Short pasif sedang bertambah di sini,” tulisnya di X, mengacu pada trader yang membuka posisi jual di level tinggi. “Banyak yang membuka posisi short karena menganggap kenaikan akhir pekan ini hanyalah jebakan.”

Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa likuiditas pada order book bursa terserap di kedua sisi harga. Namun, pelaku pasar kripto biasanya menganggap pergerakan harga akhir pekan (baik naik maupun turun) bukan indikator yang dapat diandalkan, karena likuiditas pasar yang rendah.

Sumber: Coinglass

Sementara itu, Trader CrypNuevo memperkirakan koreksi bisa berlanjut hingga 4%, dengan potensi pengujian ulang pada rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 50 periode di grafik 4 jam, yang saat ini berada sedikit di atas $118.000.

“Untuk pekan depan, saya pikir kita bisa melihat pengujian ulang 4h50EMA — ini sudah terlalu melar, dan pola seperti ini pernah terjadi sebelumnya,” tulisnya di X.

“Setelah itu, kemungkinan harga akan kembali naik. Jadi, saya masih lebih berpihak pada posisi long di area 4h50EMA.”

Sumber: @CrypNuevo

Analis Rekt Capital menyoroti area $124.000 sebagai resistansi penting yang mungkin sulit ditembus dalam waktu dekat. “Tidak mengejutkan jika Bitcoin tertolak dari area sekitar $124.000 pada percobaan pertama. Terakhir kali ini terjadi, harga sempat terkoreksi 13%,” tulisnya.

BACA JUGA: Stablecoin Sentuh Rekor, Disinyalir jadi Bahan Bakar Pasar Kripto

“Bitcoin harus membuktikan bahwa area $124.000 ini mulai melemah sebagai titik penolakan. Koreksi yang lebih dangkal akan menjadi sinyal positif.” Menurutnya, bahkan jika BTC/USD turun hingga 4%, tren naik mingguan masih tetap terjaga.

Sumber:@rektcapital

Bitcoin dan “Perdagangan Pelemahan Mata Uang Fiat”

Sementara itu, pandangan bullish tetap muncul dari kalangan analis yang menyoroti minat institusional.

Caleb Franzen, pendiri Cubic Analytics, menyebutkan bahwa minimnya koreksi harga menandakan adanya permintaan besar, kemungkinan dari investor institusi.

“Ketika saya melihat pergerakan seperti ini — lonjakan tajam tanpa banyak koreksi dan diikuti dengan penawaran berkelanjutan — saya melihat kehadiran institusi,” tulisnya di X.

Sumber: @Schuldensuehner

Beberapa analis keuangan arus utama juga menyebut bahwa Bitcoin kini berada dalam apa yang disebut sebagai “debasement trade” — strategi investasi untuk melindungi nilai dari pelemahan mata uang fiat.

Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh analis JPMorgan, dan fenomena ini kembali menguat pada 2025, seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap inflasi dan kebijakan moneter longgar di berbagai negara.