Bitcoin: Rp. 1.588.759.723 | 24h: -1.35%Ethereum: Rp. 53.208.182 | 24h: -1.15%Solana: Rp. 2.341.517 | 24h: -1.49%Resolv: Rp. 2.991 | 24h: 20.75%XRP: Rp. 37.573 | 24h: -0.79%Hyperliquid: Rp. 640.475 | 24h: -1.7%Hifi Finance: Rp. 1.984 | 24h: 0%Zerebro: Rp. 463 | 24h: -11.97%Aster: Rp. 20.742 | 24h: 6.6%
Lihat Market

Harga Bitcoin Diprediksi Anjlok 50%, Tapi Data Ini Membantahnya

Harga Bitcoin Diprediksi Anjlok 50%, Tapi Data Ini Membantahnya
Share :

Ringkasan Berita

  • Prediksi Penurunan: Analis Bloomberg Mike McGlone memperkirakan harga Bitcoin bisa turun hingga $56.000 jika tren bearish saat ini berlanjut.
  • Pandangan On-Chain: Firma Glassnode menilai penurunan ini tergolong koreksi normal di tengah siklus pasar yang masih sehat.
  • Indikator Utama: Metrik Relative Unrealized Losses berada di 3,1% — level yang menunjukkan tekanan moderat, bukan tanda kepanikan pasar.
  • Outlook Pasar: Beberapa analis, termasuk Vineet Budki dan Cathie Wood, memperkirakan potensi koreksi jangka panjang namun tetap melihat prospek bullish untuk Bitcoin dalam dekade ini.

 

Harga Bitcoin diprediksi bisa anjlok hingga 50% jika tren penurunan selama sebulan terakhir terus berlanjut. Namun, firma analisis onchain Glassnode menilai penurunan ini tidak seburuk yang banyak orang bayangkan.

Analis Bloomberg Mike McGlone menulis di X bahwa harga Bitcoin yang menyentuh level di bawah $100.000 bisa menjadi pintu menuju $56.000.

“Grafik menunjukkan bahwa koreksi menuju rata-rata pergerakan 48 bulan di sekitar $56.000 adalah hal yang normal setelah reli panjang seperti yang terjadi pada 2025,” ujarnya.

Indikator menunjukkan potensi titik bawah

Beberapa data penting menandakan bahwa penurunan Bitcoin ke $98.000 pada 4 November mungkin menandai titik bawah lokal, pertama kalinya dalam empat bulan harga turun di bawah level psikologis $100.000.

Kendati demikian, pergerakan harga BTC mulai pulih. Saat berita ini dilaporkan, harga BTC kembali menanjak perlahan ke level $101 ribu.

BTC/USDT 1 day via Tradingview

Firma riset XWIN Research Japan mencatat bahwa rasio Market Value to Realized Value (MVRV) Bitcoin telah turun ke level yang secara historis menandai titik bawah pasar.

Sementara itu, laporan mingguan Glassnode menyebut bahwa penurunan terbaru kemungkinan hanya merupakan koreksi normal di tengah siklus pasar yang masih berlangsung.

“Indikator Relative Unrealized Loss—yang mengukur total kerugian belum terealisasi dibanding kapitalisasi pasar—saat ini berada di 3,1%, menunjukkan tekanan moderat, mirip dengan koreksi pertengahan siklus pada Q3–Q4 2024 dan Q2 2025,” tulis Glassnode.

“Selama kerugian tetap di bawah 5%, pasar masih tergolong fase bearish ringan yang mencerminkan revaluasi wajar, bukan kepanikan.”

Apa itu Relative Unrealized Losses?

Relative Unrealized Losses adalah metrik on-chain yang mengukur besarnya kerugian belum direalisasi dari investor Bitcoin dengan membandingkan harga beli rata-rata dengan harga pasar saat ini.

Apa artinya jika nilainya meningkat?

Jika nilainya naik, berarti lebih banyak investor memegang Bitcoin dengan harga beli lebih tinggi dari harga pasar — menandakan tekanan psikologis atau fase kapitulasi pasar.

Mengapa metrik ini penting?

Metrik ini membantu mengukur sentimen pasar secara kolektif. Saat Relative Unrealized Losses tinggi, pasar sering mendekati titik jenuh jual dan potensi pembalikan tren ke bullish meningkat. 

Relative Unrealized Loses via Glassnode

Beberapa hari sebelumnya, CEO Sigma Capital, Vineet Budki, memperkirakan Bitcoin bisa mengalami koreksi lebih dalam hingga 65–70% dalam dua tahun ke depan.

BACA JUGA: Pemicu Harga Bitcoin Terus Turun, Investor dan Ritel Tunjukan Tren Pelemahan

Sementara itu, Cathie Wood dari ARK Invest memangkas proyeksi harga jangka panjang Bitcoin dari $1,5 juta menjadi $1,2 juta pada 2030, dengan alasan bahwa stablecoin mulai menggerus peran Bitcoin sebagai penyimpan nilai di pasar negara berkembang.