📊 Ringkasan Berita:
- Pelonggaran Hubungan AS–China: Menteri Keuangan AS Scott Bessent menangguhkan pembatasan ekspor teknologi ke China, diimbangi dengan penundaan kontrol ekspor mineral tanah jarang oleh Beijing.
- Reaksi Pasar Kripto: Sentimen positif dari pelonggaran dagang tertahan akibat komentar Ketua The Fed Jerome Powell yang menyebut adanya perbedaan pandangan tajam di internal FOMC soal pemangkasan suku bunga Desember.
- Akhir Quantitative Tightening (QT): The Fed memberi sinyal mengakhiri kebijakan pengetatan likuiditas. Namun, analis memperingatkan adanya celah waktu sebelum dimulainya fase *quantitative easing (QE)* yang dapat menekan harga kripto dalam jangka pendek.
- Likuidasi Pasar Kripto: Lebih dari $1 miliar posisi perdagangan kripto dilikuidasi dalam 24 jam terakhir, mendorong Bitcoin (BTC) turun di bawah $107.000 dan menembus level support EMA 200-hari.
Pasar kripto melemah setelah pernyataan terbaru dari Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Ketua The Fed Jerome Powell. Meski pelonggaran hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi sentimen positif, pasar kripto tetap tertekan akibat ketidakpastian arah kebijakan suku bunga The Fed.
Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, pada Kamis mengumumkan bahwa pemerintah AS akan menangguhkan sejumlah pembatasan yang sebelumnya diberlakukan untuk membatasi akses perusahaan Tiongkok terhadap teknologi sensitif milik AS.
Menurut laporan Reuters, langkah pelonggaran ini merupakan bagian dari kesepakatan timbal balik, di mana Tiongkok bersedia menunda kebijakan kontrol ekspor terhadap mineral tanah jarang (rare earth), komponen penting yang digunakan dalam industri elektronik dan pertahanan militer.
Pengumuman Bessent ini datang setelah beberapa minggu terakhir terjadi pelonggaran tensi perdagangan antara AS dan Tiongkok, yang biasanya menjadi sentimen positif bagi pasar kripto.

Namun, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell usai rapat Federal Open Market Committee (FOMC) justru membuat pasar goyah. Powell menyebut bahwa anggota FOMC memiliki perbedaan pandangan yang tajam mengenai potensi pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember.
Selain itu, The Fed juga mengindikasikan akan mengakhiri kebijakan quantitative tightening (QT) — program pengetatan likuiditas di sistem keuangan. Berakhirnya QT umumnya menjadi sinyal positif bagi aset berisiko seperti kripto karena likuiditas pasar akan meningkat.
BACA JUGA: The Fed Turunkan Suku Bunga 25 Basis Poin, Begini Reaksi Pasar Kripto
Meski demikian, analis mengingatkan adanya celah waktu antara akhir QT dan dimulainya quantitative easing (QE) — fase di mana bank sentral mulai kembali menyuntikkan likuiditas ke pasar. Dalam periode transisi ini, harga aset kripto bisa kembali tertekan sebelum efek positif dari peningkatan likuiditas benar-benar terasa.
Likuidasi pasar kripto capai lebih dari $1 miliar setelah konferensi FOMC
Data dari CoinGlass menunjukkan lebih dari $1,1 miliar posisi perdagangan kripto dilikuidasi dalam 24 jam terakhir, menyebabkan harga Bitcoin (BTC) jatuh ke bawah $107.000 dan menembus support penting di EMA 200-hari, menurut data dari Nansen.
Powell juga menegaskan bahwa meski inflasi telah turun signifikan dari puncaknya pada pertengahan 2022, tingkat inflasi masih berada di atas target 2%. Ia menambahkan bahwa The Fed kini kesulitan menyeimbangkan mandat ganda mereka: menjaga stabilitas harga dan memaksimalkan lapangan kerja.
“Ada perbedaan pandangan yang sangat kuat mengenai langkah selanjutnya di bulan Desember. Pemangkasan suku bunga lebih lanjut bukanlah keputusan yang pasti, jauh dari itu. Kebijakan kami tidak berada pada jalur yang sudah ditentukan,” kata Powell.
Sebelumnya, situasi serupa juga pernah terjadi pada 2019 ketika The Fed mengakhiri QT, yang memicu penurunan harga Bitcoin sebesar 35%. Kini, investor kembali waspada akan potensi koreksi serupa dalam siklus pasar saat ini.


