10 Ribu Wajah Yam Karkai, Seniman NFT Pendobrak Maskulinitas

Share :

Portalkripto.com — Hidup sebagai anak tunggal membuat Yam Karkai betah membangun dunia fantasinya sendiri. Gadis kecil bermata biru ini percaya ia bisa berbicara dengan anjing peliharaannya dan bisa melihat ibu peri yang berkilauan di luar jendela kamarnya.

“Saya sangat percaya itu. Tapi saya tidak mau mengatakannya kepada orang lain,” ujar Karkai kepada The New Yorker akhir tahun lalu.

Ketika kedua orang tuanya bercerai di usianya yang ke 10, ia terjun semakin dalam ke dunia khayalan. Film-film yang menggambarkan kisah imajiner seperti The Lord of the Rings dan The Wizard of Oz membuatnya bermimpi untuk bisa membuat film fantasinya sendiri suatu hari nanti.

Tanpa keluarga yang utuh, Karkai harus menguatkan kakinya untuk bisa mewujudkan mimpi itu. Usai menghabiskan masa kecil mengembara dari Eropa Selatan hingga ke Timur Tengah, di usia ke 17 ia mantap pindah ke Amerika Serikat.

Berbekal uang tabungan hasil peras keringat di sebuah pertanian kecil di desa asalnya, ia menyewa sebuah apartemen di dekat Washington Square Park. Namun, hidup di negara orang tak semudah yang dibayangkan.

Saat menghadiri open house di New York University, ia dikejutkan dengan biaya kuliah sinematografer yang sangat mahal. Karkai pasrah harus menghapus mimpi bekerja di industri perfilman Amerika. Untuk makan saja sulit, apalagi untuk menuntut ilmu.

Tak lama ia pindah ke Paris, Prancis, untuk mengikuti kelas film di institut yang lebih murah. Sambil belajar, ia bekerja serabutan sebagai pelayan, pengasuh, hingga bartender.

Setiap melakukan wawancara kerja, Karkai selalu mendapatkan pertanyaan mengenai asal usulnya. Tak jarang wanita berkulit sawo matang tersebut ditolak bekerja karena dinilai ‘berbeda’ dengan orang Paris pada umumnya. Diskriminasi itu tertanam di benak Karkai.

Di masa-masa sulit ini ia bertemu dengan Raphaël Malavieille, pria Prancis yang selalu mendukung apapun yang ia jalani, bahkan saat ia melakukan hal-hal random seperti membuat blog memasak dan mendesain filter preset di software edit foto Lightroom.

Namun Karkai merasa ia dan Malavieille bagai langit dan bumi. Malavieille berstatus sarjana dan bekerja secara profesional sebagai program manager. Sementara ia hanya ‘anak kampung’ yang masih jatuh bangun mencari uang.

Tanpa pendidikan formal, Karkai akhirnya mencoba mengejar Malavieille dengan mempelajari Adobe Ccrytreative Suite secara otodidak. Kecintaannya terhadap dunia fantasi tersalurkan saat ia beralih dari pelayan restoran menjadi pekerja lepas yang membuka jasa desain kecil-kecilan.

“Akhirnya saya menemukan passion di seni digital,” ungkapnya. Pelanggannya mulai dari klinik kecantikan hingga salon hewan peliharaan.

Meskipun jiwanya sangat artistik sedari kecil, berkecimpung di dunia seni digital secara profesional sama sekali tak terpikirkan olehnya. Sampai akhirnya poliglot yang menguasai lima bahasa ini mengenal kripto dan nonfungible token atau NFT pada 2021.

Angkat Potret Keragaman Perempuan Lewat NFT

Pada 24 September 2021, Karkai membuka Twitter dan terkejut melihat Reese Witherspoon menyapanya lewat direct message. Aktris top Hollywood itu mengaku sedang mencari seniman NFT perempuan dan berhasil menemukan Karkai.

Sejak muncul pada 2014, NFT dipenuhi dengan dominasi kaum adam. Witherspoon sendiri merasa wanita telah ‘dikucilkan’ saat NFT mulai mengalami ledakan popularitas pada 2020.

“Saya berada dalam misi untuk menghasilkan lebih banyak uang bagi perempuan,” ujar Witherspoon dalam sebuah wawancara dengan Gayle King, yang ditayangkan di hari yang sama saat ia mengirim pesan kepada Karkai.

Witherspoon berhasil tersihir dengan proyek NFT World of Women yang diluncurkan oleh Karkai dan Malavieille pada 27 Juli 2021. Saat masterpiece itu dirilis, Karkai masih berstatus sebagai karyawan Google di departemen Ads Quality.

World of Women dimulai saat Karkai dan Malavieille, yang sudah menikah, memutuskan untuk pindah dari Paris dan tinggal secara nomaden karena pandemi. Saat singgah di rumah orang tua Malavieille di Prancis Selatan, kedua anak manusia tersebut mulai membicarakan soal NFT yang ketika itu sedang booming.

Karkai kemudian menggandeng dua mantan rekan kerja Malavieille di perusahaan cloud-gaming, Loïc Kempf dan Thomas Olivier. Meski bekerja dengan tiga orang pria, ia tetap mempertahankan idealisme untuk melawan diskriminasi ras dan membawa potret keragaman perempuan melalui proyek NFT-nya sehingga lahirlah World of Women.

Kempf yang dikenal dengan panggilan BBA (Boring Bored Ape) dan Olivier yang dijuluki Toomaïe bertugas mengembangkan teknologi face-generation dan smart contract yang memungkinkan proyek NFT mereka untuk dibuat dan dijual di blockchain Ethereum sebagai token ERC-721.

Tugas Malavieille mengembangkan strategy, utilitas, dan roadmap proyek serta media sosialnya. Sementara Karkai, sang pemilik ide, bertugas sebagai ilustrator digital yang menggambar 172 template visual bibir, mata, dan perhiasan dengan Procreate dan Adobe Ilustrator.

Karkai terinspirasi oleh karya seniman-seniman di situs Behance dan ArtStation yang memunculkan warna-warna cerah. Seniman yang paling mempengaruhi gaya desainnya adalah desainer interior abad pertengahan asal Denmark, Verner Panton, yang banyak memainkan warna fushia, oranye, ungu, dan biru benhur.

World of Women diluncurkan di hari yang sama dengan peluncuran NFT Stoner Cats milik pasangan selebritas Ashton Kucher dan Mila Kunis. Proses minting berlangsung lancar dengan floor price sekitar 0,07 ETH. Pembeli bisa memanfaatkan utilitas berupa akses ke museum di metaverse, undian giveaway, hingga soundtrack World of Women.

Dalam beberapa jam penjualan, 1.200 koleksi NFT laku terjual. Di hari itu, Karkai yang senang dan lega, merasa kelelahan dan pergi tidur.

Ia terbangun saat Malavieille tiba-tiba masuk ke kamar dan memberitahunya dengan semangat bahwa influencer NFT GaryVee bergabung dengan Discord mereka. Setelah dipromosikan GaryVee secara online, NFT World of Women langsung ludes terjual dalam sekejap dan menghasilkan keuntungan lebih dari $1,5 juta.

“Saya belum pernah merasakan perasaan semacam ini seumur hidup,” ungkap Karkai. Saat memberitahu orang tuanya, sang ibu menangis dan sang ayah terkejut hampir tak percaya.

Reese Witherspoon mengubah foto profil Twitter pribadinya dengan koleksi NFT World of Women bergambar perempuan berkulit biru dan berkacamata hitam. Langkahnya diikuti oleh beberapa aktris lain seperti Eva Longoria, Shonda Rhimes, dan Gwyneth Paltrow.

Sebanyak 10.000 koleksi digital karya Karkai yang terbalut dalam proyek World of Woman menunjukkan inklusivitas dan keragaman perempuan dalam ruang Web3.

Berbeda dengan proyek NFT proof-of-profile (PFP) pada umumnya yang mayoritas objeknya menghadap ke kiri atau ke kanan, objek dalam World of Women didesain untuk menghadap ke depan, yang bermakna pemberdayaan dan percaya diri.

Karkai melukis perempuan-perempuan dalam kanvas NFT dengan bibir yang tebal dan alis yang tegas, yang mengingatkan semua orang pada Pop Art era 60-an. Masing-masing potrait digital memiliki ciri khas sendiri. Ada perempuan berlipstik ungu, berkerah duri, berkacamata 3 dimensi, hingga berpotongan rambut bun ala Princess Leia di film Star Wars.

NFT pertama Karkai yang terjual bergambar seorang perempuan berwajah dua, yang kedua wajahnya menunjukkan ekspresi berbeda. Satu wajah berekspresi netral, wajah lainnya menutup mata dan sedikit menunduk.

“Kami (perempuan) sering merasakan dua hal sekaligus,” tulis keterangan koleksi itu di OpenSea.

NFT yang dinamai Woman°001 ini dibeli oleh seorang guru yoga bernama Elena Brower seharga 0,1 ETH atau sekitar $200. Saat itu Karkai merasa bahagia karena baginya uang $200 cukup besar untuk satu karya digitalnya.

Ia mungkin langsung berteriak kegirangan setelah beberapa bulan kemudian NFT Woman°001 berhasil menarik perhatian Snoop Dogg. Rapper populer itu membelinya di pasar sekunder seharga 33 ETH atau sekitar $109.000.

Mendobrak Dominasi Pria

PFP atau foto profil menjadi kategori NFT paling populer karena bisa dipamerkan pemiliknya di media sosial. Dalam sebuah proyek NFT PFP, kreator akan membuat ribuan potrait yang didesain dengan background berbeda-beda. Beberapa di antaranya masuk dalam jenis ‘rare‘ yang dijual lebih mahal daripada yang lain.

Berbicara mengenai NFT PFP populer tentu tak terlepas dari nama-nama proyek besar seperti Bored Ape Yacht Club (BAYC), kumpulan gambar kera modis, yang menghasilkan keuntungan $7 juta di pekan pertama penjualan. Ada pula proyek CryptoPunk yang berisi kumpulan wajah pixel ala video game 80-an, yang berhasil membuat rapper Jay-Z merogoh kocek cukup dalam untuk membelinya.

Sementara seniman NFT paling terkenal di jagat maya ini adalah Beeple. Sebuah karyanya yang berjudul Crossroad berhasil terjual $6,6 juta di rumah lelang Christie’s.

Namun, NFT paling mahal di dunia yang pernah terjual adalah NFT The Merge karya seniman digital Pak. NFT on-chain dinamis ini telah menarik 30.000 kolektor dengan total harga jual sebesar $91,8 juta.

Sayangnya kesuksesan-kesuksesan yang tercatat di ruang NFT itu seluruhnya milik pria. NFT menyatukan berbagai bidang seperti teknologi, keuangan, hingga olahraga, yang didominasi oleh para pria.

“Dari awal, hanya ada pria di mana-mana. Bagaimana jika saya ingin menjadi bagian dari revolusi PFP digital, tetapi tidak bisa karena saya tidak dapat menemukan yang sesuai dengan saya?” ujar Karkai.

Saat mengamati lekat-lekat koleksi NFT BAYC, ia terinspirasi untuk ikut membuat NFT PFP dan meleburnya dengan kampanye inklusivitas perempuan. Dalam pandangannya, seluruh perempuan, apapun warna kulitnya dan apapun tipe rambutnya, harus bisa diterima di seluruh dunia.

“Kenapa tidak membuat proyek perempuan, daripada proyek kera, panda, atau beruang? Perempuan itu indah, penting, dan relevan,” katanya dalam wawancara dengan Coindesk pada September 2021.

Ia berusaha membuat konsep se-netral mungkin dari segi agama dan politik. Tak ada aksesoris yang mengarah pada pandangan dan kepercayaan tertentu.

“Dalam koleksi ini, saya ingin perempuan manapun bisa merasa terwakili,” kata ilustrator digital itu.

Estetika budaya dan kecantikan alami perempuan, yang dipadukan dengan sentuhan fantasi sang kreator yang berlatar belakang multikultural, membuat World of Women sempurna. Ada semangat kebahagiaan, kekuatan, percaya diri, dan rasa positif dalam setiap karakter.

Manuver Karkai berhasil membuat perempuan akhirnya memiliki representasi yang setara dalam industri NFT yang lekat dengan stigma lelaki-sentris.

NFT World of Woman mengukuhkan posisinya sebagai NFT terbesar ke-21 di marketplace OpenSea pada 2021. Dan kini, floor price NFT World of Women sudah mencapai 2,15 ETH atau sekitar Rp42 juta.

Pada Maret 2022, Karkai meluncurkan 21.417 koleksi NFT baru dalam World of Woman Galaxy. Masih dengan semangat yang sama, dalam proyek ini Karkai lebih berani menampilkan keberagaman perempuan dalam tema future dan sci-fi.

Sibuk Beramal

Portugal menjadi negara tujuan selanjutnya dari perjalanan nomaden Karkai dan Malavieille. Negara ini dianggap sebagai safe haven bagi keduanya karena tidak membebankan pajak apapun terkait aktivitas kripto. Mereka pindah dari Paris ke Lisbon pada 31 Desember 2021.

Meski berhasil masuk ke dalam kategori NFT blue chip, World of Women lebih menarik banyak minat karena inklusivitasnya terhadap perempuan daripada potensi keuntungannya secara finansial. Namun tak dapat dipungkiri kesuksesannya berhasil mengubah kondisi keuangan Karkai yang compang-camping dalam beberapa tahun terakhir menjadi sangat mapan.

Alih-alih hidup dalam kemewahan, Karkai memilih untuk mendonasikan sebagian besar keuntungan yang ia dapat. Laba dari penjualan awal NFT World of Women disumbangkan ke lembaga amal yang memerangi pernikahan anak, Too Young to Wed.

Ia juga berdonasi ke organisasi nirlaba pendidikan perempuan, She’s The First. Karkai bahkan ikut membantu membiayai pengobatan sindrom kelelahan kronis yang diderita oleh kreator NFT perempuan, Strange Cintia.

Sejak saat itu, Karkai juga mulai mengadakan sejumlah acara lelang amal dan penggalangan dana dengan mendirikan WoW Foundation dan menjalin kerja sama dengan organisasi nirlaba Code Green. Pendiri Code Green, Inna Modja, saat ini sudah menjabat sebagai kepala filantropi World of Women.

Untuk WoW Foundation, Karkai mengeluarkan NFT khusus dengan nama koleksi Woman n°006, Woman n°010, Woman n°012, Woman n°013, Woman n°016, dan Woman n°017. Koleksi ini dijual dengan lisensi kepemilikan eksklusif.

WoW Foundation juga sedang mengembangkan museum, akademi, dan universitas. Menurut roadmap proyek, museum WoW akan dibangun di metaverse The Sandbox dan berisi segala sesuatu tentang WoW Foundation.

Sementara universitas WoW akan memberikan layanan kursus online gratis terkait Web3. Setelah kursus selesai, para siswanya akan menerima ijazah berupa NFT. Sedangkan akademi WoW akan membuka program inkubator yang akan memberikan panduan, dukungan, pendanaan, dan bimbingan bagi kreator dan proyek NFT.

Semua rencana ini didukung penuh oleh The Sandbox. Pada 7 Maret 2022, The Sandbox telah menyetujui pendanaan $25 juta kepada WoW Foundation dalam kurun waktu lima tahun.

Dukungan ini ikut membantu mewujudkan satu per satu mimpi Karkai, termasuk keinginan untuk mengintegrasikan NFT ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga orang-orang tidak perlu melihat aset digital itu sebagai investasi yang bersifat spekulatif.

Namun yang terpenting, Karkai telah membuktikan bahwa lewat NFT perempuan bisa bersuara lantang dan diperhitungkan.