Apa Jadinya Jika Ethereum Masuk Kategori Sekuritas?

Share :

Portalkripto.com — Klasifikasi Ethereum (ETH) sebagai komoditas atau sekuritas saat ini tengah ramai diperdebatkan. Kepala Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) Amerika Serikat (AS) Rostin Behnam pada 8 Maret 2023 mengeluarkan pernyataan bahwa Ethereum masuk dalam kategori komoditas.

Pernyataan ini bertentangan dengan sikap Kepala Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Gary Gensler yang menegaskan bahwa semua kripto selain Bitcoin masuk ke dalam kategori sekuritas. Meski SEC belum mengetok palu menetapkan Ethereum sebagai sekuritas, pernyataan Gensler dinilai sangat mempengaruhi pasar.

Lantas, apa sebenarnya yang akan terjadi jika Ethereum diklasifikasikan sebagai sekuritas?

Di AS, Ethereum akan diperlakukan sama dengan sekuritas tradisional lain dan wajib tunduk pada Securities Act of 1934. Jika ada aturan yang berubah pada jaringan Ethereum, pastinya seluruh ekosistem akan ikut berubah.

Kripto yang diciptakan Vitalik Buterin ini akan diwajibkan untuk melakukan registrasi dan memberikan laporan secara berkala kepada SEC, maka potensi pertumbuhan dan use case Ethereum akan terhambat.

Permintaan Ethereum juga bisa menurun sehingga dapat berdampak pada penurunan harga. Proyek-proyek yang dibuat di atas Ethereum akan ikut terdampak, termasuk altcoin-altcoin yang mengandalkan blockchain smart contract ini untuk bisa berfungsi.

Lebih jauh dari itu, putusan SEC tentang klasifikasi Ethereum sebagai sekuritas dinilai bisa mempengaruhi regulasi mata uang kripto secara keseluruhan di masa depan. Terlebih, selama ini keputusan-keputusan SEC dinilai sangat penting bagi regulasi dan penggunaan teknologi blockchain.

Jika Ethereum jatuh akibat keputusan tersebut, bukan tidak mungkin pasar kripto juga akan ikut runtuh. Ethereum saat ini merupakan blockchain smart contract terbesar yang banyak digunakan sebagai dasar bagi banyak kripto lainnya.

Sebaliknya, jika Ethereum diklasifikasikan sebagai komoditas, kripto terbesar kedua di dunia ini dapat lebih bebas dan fleksibel dalam hal pengembangan dan penggunaannya. Ini dapat mengarah pada lebih banyak inovasi dan pertumbuhan dalam ekosistem Ethereum.

Sebagai gambaran, sekuritas merupakan instrumen keuangan yang menunjukkan kepemilikan seseorang/perusahaan, seperti saham, obligasi, atau reksadana. Sementara komoditas biasanya barang fisik yang diperdagangkan di bursa, seperti emas, minyak, dan hasil pertanian. Komoditas dan sekuritas diatur oleh dua lembaga yang berbeda.

Alasan-alasan Ethereum Dianggap Sekuritas

Ada beberapa faktor yang membuat beberapa pihak setuju Ethereum harus diklasifikasikan sebagai sekuritas. Yang pertama, pendanaan awal Ethereum melakukan initial coin offering (ICO).

ICO merupakan mekanisme penggalangan dana yang biasa digunakan oleh startup kripto. Selama ICO, investor dapat membeli token ETH dengan harapan bisa mendapatkan imbal hasil dari investasi mereka tersebut.

Menurut BeinCrypto, mekanisme ini membuat beberapa orang berpendapat bahwa token ETH mewakili kepemilikan investor di jaringan Ethereum, mirip dengan sekuritas.

Kedua, keberhasilan Ethereum lebih terlihat dari proyek yang berjalan di jaringannya, daripada penggunaan token ETH sebagai mata uang. Hal ini juga yang membuat Ethereum terlihat lebih mirip sebagai sekuritas daripada komoditas.

Ketiga, pengembang dianggap sebagai pemegang kontrol terpusat di jaringan Ethereum, terutama yang berkaitan dengan upgrade jaringan. Fungsi ini lebih serupa dengan sekuritas daripada mata uang terdesentralisasi.

Meski demikian, ada pula pihak-pihak yang percaya bahwa Ethereum lebih mirip dengan komoditas daripada sekuritas, mengingat ETH digunakan sebagai token utilitas dalam ekosistem Ethereum.