Portalkripto.com– Pemerintah China telah mengeluarkan perintah untuk memotong aliran listrik ke area mining pool atau area penambangan Bitcoin di Provinsi Sichuan. Sichuan selama ini dikenal sebagai area penambang Bitcoin terbesar di negara tersebut.
Perusahaan pemasok listrik diberi waktu hingga hari ini, 20 Juni 2021, untuk memutus total aliran listrik ke area tersebut. Dengan kebijakan ini, mining pool di Sichuan akan lumpuh total, sejak hari ini.
Sejak pengumuman tersebut disiarkan, Tingkat hash dari beberapa kumpulan penambangan Bitcoin terbesar di China telah turun hingga 37%.
We gonna witness a history in bitcoin mining tonight, all mining farms (about 8m kw electricity load) will shutdown at 12pm Beijing time tonight, Harare rate already dropped significantly after sichuan gov announce shut down bitcoins mining farms in Sichuan. pic.twitter.com/xRfqMCgWY1
— Molly (@bigmagicdao) June 19, 2021
China selama ini menjadi negara “penggerak” ekosistem mata uang kripto global dalam hal penambangan. China menampung sekitar 75% dari kapasitas penambangan Bitcoin dunia—atau hashrate.
LIHAT JUGA: Ethereum (ETH) Berada di Buy Area, Take Profit di Harga Berapa?
Karena, di negara tersebut rantai pasokan teknologinya sudah mapan dan biaya listrik yang sangat murah. Sehingga, membuat para penambang Bitcoin di seluruh dunia terkonsentrasi di negara tersebut.
Dengan kebijakan tersebut lantas apa dampak terhadap pasar dan ekosistem cryptocurrency? Apakah ini berita buruk atau sebaliknya, malah kabar ini melegakan pelaku pasar mata uang kripto?
Pemerintah China memang sudah mengeluarkan sejumlah statement yang terkesan anti pada aset digital ini. Meski, selama ini proses penambangan Bitcoin mayoritas dilakukan di negara tersebut.
Namun, sejak awal Juni ini, Pemerintah China telah mengeluarkan perintah untuk menutup semua lokasi penambangan Bitcoin. Selain di Provinsi Sichuan, sejumlah area penambang pun akan ditutup.
LIHAT JUGA: Empat Coin Potensial Juni 2021, Beserta Analisis Teknikalnya
Kendati demikian, ini bukan serta merta berita yang buruk. Ada sejumlah faktor yang membuat lega pelaku cryptocurrency di dunia. Dengan tidak terkonsentrasi area penambangan, artinya, cita-cita crypto sebagai sistem yang terdesentralisasi masih akan aman dari potensi kontrol suatu negara.
Dikutip dari TIME dalam sebuah artikel berjudul, “Why China Is Cracking Down on Bitcoin Mining and What It Could Mean for Other Countries”, disebutkan bahwa konsentrasi aktivitas penambangan yang tinggi di sebuah negara bakal mengancam sistem yang menopang mata uang kripto selama ini.
Banyak hal yang dikhawatirkan apabila aktivitas penambangan terkonsentrasi di satu negara. Salah satunya adalah masalah transparansi. Bisa saja pemerintah di negara tersebut merusak sistem blok atau buku besar dan bekerjasama dengan para penambang.
Kondisi politik di China berpotensi menjadikan situasi tersebut terjadi. Di bawah kepemimpinan Partai Komunis China, banyak perusahaan elit global yang juga tersandera dengan kebijakan di China, seperti Apple, misalnya.
Apple terpaksa menyimpan data pribadi pelanggannya di sebuah sistem yang dikontrol oleh Pemerintah China. Meski, CEO Apple meyakinkan bahwa hal tersebut tidak akan mempengaruhi sistem keamanan data pelanggannya, namun, di publik menyimpan sejumlah spekulasi yang membuat kondisi serba tidak pasti.
Seperti halnya kondisi Apple tersebut, dengan dilumpuhkannya area penambangan di China, seharusnya pelaku dan pasar crypto sedikit lega. Meskipun, para penambang harus mencari lokasi baru yang secara politik mendukung dan dalam hal penggunaan sumber energi yang lebih bersih.