Badai Berlalu, Penambang Bitcoin Kini Kembali Raup Cuan

Share :

Portalkripto.com — Setelah melalui beberapa pekan yang buruk, penambang Bitcoin tampaknya bisa bernapas lega. Dalam sepekan ini, pasar kripto berhasil melonjak hingga 23,3%.

Bitcoin (BTC) sendiri menggeliat dari $17.000 ke $21.000. Untuk pertama kalinya BTC berhasil menembus $21.000 sejak exchange kripto FTX bangkrut pada November 2022 lalu.

Platform data analitik Glassnode dalam laporan on-chain terbarunya berjudul ‘Is Bitcoin Back?’, yang dirilis pada 16 Januari 2022, mengungkapkan, penambang memerlukan biaya $18.800 untuk bisa menambang 1 BTC.

Setelah harga BTC naik, maka para penambang bisa kembali mendulang untung, bukan justru menombok seperti yang terjadi di sepanjang crypto winter 2022.

Estimasi biaya produksi miner. (sumber: Glassnode).

Biaya produksi bahkan diperkirakan bisa ditekan hingga $12.505 per BTC oleh penambang yang melakukan operasional secara efisien, misalnya menggunakan rig unggulan Antminer S19 Pro.

Estimasi biaya produksi miner. (sumber: Glassnode).

Mining Difficulty Kembali Tinggi

Mining Difficulty Bitcoin melonjak hingga 10% pada 15 Januari 2023. Lonjakan terbesar sejak Oktober 2022 ini menunjukkan ekosistem penambang telah mendapatkan untung dari kenaikan harga BTC.

Mining difficulty adalah tingkat kesulitan yang dihitung dari berapa hash yang dibutuhkan penambang untuk memproduksi string kriptografi agar bisa menambahkan blok baru ke rantai. Mining difficulty secara otomatis menyesuaikan diri tergantung pada hashrate atau daya komputasi yang digunakan.

Mining difficulty Bitcoin naik menjadi 37 triliun. (sumber: BTC.com).

Sepanjang 2022, perusahaan penambangan Bitcoin dilanda krisis sehingga beberapa di antaranya yang terpaksa menjual kepemilikan BTC lebih banyak daripada yang mereka dapatkan dari hasil tambang, seperti Core Scientific dan Bitfarms.

Setelah aksi jual itu, neraca BTC para penambang perlahan mulai naik dan stabil pada awal Januari 2023. Namun, ketika harga BTC naik ke level $20.000 pada 14 Januari 2023, jumlahnya kembali merosot.

Diduga para penambang kembali melakukan aksi jual untuk meraup keuntungan. Per 16 Januari, jumlah kepemilikan BTC mereka turun ke titik terendah dalam dua bulan terakhir menjadi 1.823.097.

Neraca BTC miner. (sumber: Glassnode).