Portalkripto.com — Reli bullishKondisi di mana bahwa harga aset kripto mengalami tren naik atau menguat. harga koin di pasar kripto menjadi angin segar bagi para pelaku pasar belakangan ini. Kenaikan harga hampir merata terjadi di semua kelas. Beberapa di antaranya mencuri perhatian, termasuk reli bullishKondisi di mana bahwa harga aset kripto mengalami tren naik atau menguat. koin-koin yang terkait dengan Sam Bankman-Fried (SBF) serta kerajaan bisnisnya yang kini telah runtuh, FTX dan Alameda Research.
Seolah bangkit dari kubur, pergerakan harga sejumlah koin terkait dengan SBF yang sebelumnya sempat nyungsep, perlahan menunjukkan tren positif. Koin-koin yang terkait erat dengan SBF, FTX, dan Alameda ini termasuk di antaranya adalah Solana (SOL), FTX TokenAset Crypto yang dibangun pada Blockchain sebuah Coin berupa Smart Contract (FTT), Serum (SRM), daan Raydium (RAY).
Harga koin-koin tersebut memperlihatkan kenaikan yang signifikan, hingga dua dan tiga digit, dalam interval harian dan sepekan. Solana misalnya, yang sempat dijual di bawah $10 pada akhir 2022, kini dijual di kisaran $23. Sementara tiga koin lainnya, FTT, SRM, dan RAY, kompak pumping dalam waktu lebih singkat.
Tren kenaikan harga koin-koin ini beriringan dengan reli bullishKondisi di mana bahwa harga aset kripto mengalami tren naik atau menguat. sejumlah major coinAset Crypto yang dibangun pada Blockchain-nya sendiri yang kerap menjadi indikator. Bitcoin (BTC) misalnya, yang tampak memperlihatkan lonjakan tren positif setelah pengumuman CPI pada 12 Januari 2023. Sementara Ether (ETH), telah memulai reli lebih dini, yakni di hari-hari pertama pergantian tahun.
Kejutan yang diperlihatkan koin-koin tTerkait SBF-FTX ini memberi warna tersendiri bagi pasar kripto, terutama FTT, SRM, dan RAY yang lebih sering luput dari pantauan.
Solana
Solana mengalami tren kenaikan harga sejak awal tahun 2023. Harga SOL telah naik 135% dari $9,9 di awal tahun ke kisaran $23,3 per 16 Januari siang WIB. Harga SOL perlahan naik setelah tweet co-founder Ethereum, Vitalik Buterin, meluncur pada 29 Desember. Dalam tweetnya tersebut, Vitalik memberikan dukungan kepada ekosistem Solana dengan menyebut jaringan tersebut punya “masa depan cerah”.

Sebelumnya, Solana menjadi salah satu koin yang terdampak paling parah oleh skandal kejatuhan FTX pada November lalu. Harga SOL mengalami penurunan tajam sebesar 79,29% pada periode 5 November sampai dengan 29 Desember.
Eksposur kerugian Solana ini salah satunya dipicu oleh jejak masa lalu SBF. Pada Januari 2021, SBF pernah terlibat twitwar dengan trader CoinMamba di Twitter. SBF menantang CoinMamba yang menilai harga Solana kemahalan kala itu. SBF memberikan dukungan terhadap Solana dengan nada yang menggebu-gebu.
I'll buy as much SOL has you have, right now, at $3.
Sell me all you want.
Then go fuck off.
— SBF (@SBF_FTX) January 9, 2021
FTX dan Alameda juga memiliki cadangan koin SOL dalam jumlah besar. Dalam sebuah klarifikasi resmi mereka, Solana mengatakan FTX dan Alameda memiliki lebih dari 50 juta tokenAset Crypto yang dibangun pada Blockchain sebuah Coin berupa Smart Contract SOL dalam lima gelombang pembelian Agustus 2020-Mei 2021.
FTT
FTT merupakan tokenAset Crypto yang dibangun pada Blockchain sebuah Coin berupa Smart Contract native keluaran FTX yang kini telah bangkrut. FTT adalah koin kripto yang terdampak paling parah dari saga kejatuhan ‘rumah’ mereka, FTX. Koin FTT sempat turun lebih dari 95% dari $25,6 hingga menyentuh angka nol koma atau nyaris menjadi shitcoin.
Harga FTT longsor parah setelah Binance mengumumkan bakal melakukan aksi likuidasi 23 juta tokenAset Crypto yang dibangun pada Blockchain sebuah Coin berupa Smart Contract FTT senilai $530 juta pada 6 November. Binance melakukan aksi likuidasi setelah mengetahui bahwa Alameda menjadikan FTT sebagai kolateral dalam jumlah yang sangat besar.
Setelah skandal besar yang bikin harganya jatuh, FTT juga menghadapi momen sakaratulmaut setelah sejumlah bursa kripto melakukan delisting tokenAset Crypto yang dibangun pada Blockchain sebuah Coin berupa Smart Contract.
Belakangan, harga koin gaib ini tiba-tiba meroket. Pumping FTT terpantau terjadi sejak sepekan terakhir. Pada 10 Januari, harga FTT naik 64% dari kisaran $0,95 hingga sempat menyentuh $1,56. Kenaikan harga signifikan juga terjadi 24 jam terakhir. Pada puncaknya, harga FTT naik lebih dari 60% hingga diperdagangkan di angka $2,6 per keping.

Serum
SRM merupakan tokenAset Crypto yang dibangun pada Blockchain sebuah Coin berupa Smart Contract native decentralized exchange (DEX)Tempat pertukaran aset crypto yang terdesentralisasi Serum. DEX tersebut didirikan oleh SBF, Alameda, dan Solana. Sama seperti semua tokenAset Crypto yang dibangun pada Blockchain sebuah Coin berupa Smart Contract kripto lain, SRM juga terkena dampak kejatuhan FTX. Status SBF sebagai pendiri dengan sendirinya menjadi alasan kenapa harga SRM terdampak parah setelah kejatuhan FTX.
Sepanjang November, harga SRM turun nyaris 70%. Serum juga masuk ke dalam portofolio koleksi aset Alameda.
Pumping harga Serum terjadi dalam rentang 24 jam antara 14-15 Januari, sehari sebelum FTT pumping. Dalam periode itu, harga Serum tercatat melonjak naik nyaris 190% dari $0,19 menjadi $0,55. Harga Serum terkini ada di kisaran $0,47, masih naik 147% dari harga sebelum pumping.

Raydium
Sama dengan Serum, pumping harga RAY terjadi antara 14-15 Januari. Harga RAY yang sebelumnya di bawah $0,165 naik 84% jadi $0,304. Kini harga RAY ada di kisaran $0,25 per keping.

RAY merupakan tokenAset Crypto yang dibangun pada Blockchain sebuah Coin berupa Smart Contract native Raydium. Raydium adalah DEX yang dibangun di atas Solana yang diluncurkan pada Februari 2021. Raydium dibangun untuk menjadi penyedia likuiditas bagi Serum.
Selain berkaitan secara tidak langsung dengan SBF via Serum, Raydium punya kaitan tersendiri dengan SBF. SBF disebut menerima 2 juta tokenAset Crypto yang dibangun pada Blockchain sebuah Coin berupa Smart Contract RAY yang berjumlah 15% dari suplai yang beredar sebelum tokenAset Crypto yang dibangun pada Blockchain sebuah Coin berupa Smart Contract ini dilisting di FTX saat launching pada Februari 2021.
Saat kejatuhan FTX, harga RAY nyungsep 78% dari kisaran$0,855 ke $0,19 dalam rentang lebih dari sepekan. Jauh sebelum itu, harga RAY juga pernah anjlok parah dari harga ATHHarga tertinggi suatu crypto pada periode tertentu $12,5 pada 13 September 2021, menjadi $1,1 pada Mei 2022 sebelum saga kejatuhan Terra Luna memuncak. SBF diduga melakukan aksi dumping yang ikut membuat harga RAY tertahan dan turun tajam setelah ATHHarga tertinggi suatu crypto pada periode tertentu.
DISCLAIMER : Bukan ajakan membeli! Investasi atau perdagangan aset crypto masih beresiko tinggi. Artikel ini hanya berisi informasi yang relevan mengenai aset kripto tertentu.