Bitcoin: Rp. 1.919.733.402 | 24h: 0.28%Ethereum: Rp. 54.160.925 | 24h: 6.55%XRP: Rp. 48.978 | 24h: 3.37%Solana: Rp. 2.756.526 | 24h: 3.94%Bonk: Rp. 1 | 24h: 13%ZeroLend: Rp. 1 | 24h: 1.05%Pepe: Rp. 0 | 24h: 3.04%Pudgy Penguins: Rp. 477 | 24h: -9.84%
Lihat Market

Binance dalam Pusaran Kekuasaan Amerika dan Cina

Share :

Portalkripto.com — Amerika Serikat (AS) tengah mengarahkan banyak anak panah ke Binance dan siap merobek exchange kripto populer itu dari berbagai sisi. Binance harus menghadapi penyelidikan lembaga pemerintahan sampai framing media yang tak jarang ikut mengguncang pasar kripto.

Tak tanggung-tanggung, di tahun keeenam Binance didirikan, ada empat lembaga AS yang mempermasalahkan operasional exchange tersebut. Permasalahan yang dihadapi Binance semakin menumpuk usai regulator menemukan banyak celah pelanggaran.

Binance dipaksa patuh dan tunduk terhadap aturan Amerika, padahal perusahaan ini mengklaim sama sekali tidak melayani transaksi dari warga negara AS.

Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) menjadi entitas yang paling getol ‘menyerang’ Binance sejak 2021. SEC mencurigai Binance ikut mengendalikan cabang exchangenya di AS, Binance US. Binance US sendiri disebut SEC sebagai exchange yang memperjual belikan sekuritas tidak terdaftar. SEC bahkan ikut mempermasalahkan rencana Binance untuk mengakuisisi aset Voyager Digital.

Departemen Kehakiman (DOJ) AS bersama Internal Revenue Service (IRS) kemudian ikut membuka penyelidikan kriminal terhadap Binance dan pendirinya, Changpeng Zhao (CZ), pada 2018. Dalam penyelidikan ini, Binance dituding menjadi wadah bagi para kriminal untuk melakukan pencucian uang dari hasil kejahatan di platformnya. Kasus ini sempat terhenti dan baru dibuka kembali pada 13 Desember 2022.

Terbaru, pada 29 Maret 2023, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi (CFTC) AS ikut menggugat Binance atas beberapa tuduhan, termasuk melayani transaksi warga negara AS secara diam-diam. CFTC juga menuding Binance melakukan insider trading dengan 300 akun dummy untuk memanipulasi pasar, yang beberapa di antaranya dikontrol langsung oleh CZ.

Lalu dapatkah Binance runtuh setelah mendapatkan serangan bertubi-tubi? Sebagai exchange dengan volume perdagangan harian hingga miliaran dolar per hari, Binance dianggap terlalu besar untuk hancur, meskipun hal itu mungkin saja terjadi, terutama jika exchange tersebut kehilangan kepercayaan pelanggan.

Sang bos Binance, CZ, kerap mengeluarkan perisai yang biasa digunakannya agar pelanggan Binance tak kabur, yakni angka 4. Komunitas kripto yang aktif di Twitter tentunya sudah tak asing lagi dengan angka ini, yang mengacu pada poin nomor 4 dalam cuitannya yang di-pin di Twitter, yakni abaikan fear, uncertainty, dan doubt (FUD) serta serangan-serangan bersentimen negatif lainnya.

Intinya, CZ ingin membuat orang-orang percaya bahwa semua gugatan terhadap Binance bukan masalah yang besar.

FUD dari Media Barat

Saat Pemerintah AS menganggap Binance tidak patuhi aturan dan bahkan menyebutnya sebagai platform favorit penjahat untuk melakukan pencucian uang, media-media AS justru masih terus mencoba mengorek informasi untuk membuktikan bahwa Binance adalah perusahaan Cina.

Pada 6 Maret 2023, Wall Street Journal (WSJ) melaporkan bahwa Binance sengaja menghindari regulasi AS dengan mendirikan Binance US pada 2019. Dan, berdasarkan beberapa dokumen, pesan pribadi, hingga wawancara yang dilakukan terhadap eks pegawai Binance, WSJ menemukan Binance US ternyata dikendalikan oleh Binance dari Cina.

WSJ menyatakan, Binance.com mayoritas dioperasikan oleh kantor-kantor yang ada di Cina dan Jepang. Pengembang Binance di Cina disebut mengatur software code yang mendukung wallet digital pengguna Binance US. Dengan demikian, Binance memiliki akses terhadap data pelanggan AS.

Pada 23 Maret 2023, CNBC juga mengabarkan temuan baru terkait hubungan Binance dan Cina. Menurut media Amerika tersebut, oknum karyawan Binance telah membocorkan trik curang agar warga negara Cina daratan bisa dengan bebas mengakses Binance dengan menggunakan virtual private network (VPN).

CNBC mengaku mendapatkan informasi ini setelah menerjemahkan dan meninjau ratusan pesan dari server Discord dan grup Telegram yang dikendalikan oleh Binance. Sebagai informasi, Cina telah melarang exchange kripto untuk beroperasi sejak 2017 dan melarang mata uang kripto sejak 2021.

Pada 29 Maret 2023, Financial Times (FT) ikut merilis laporan yang berisi kabar bahwa exchange kripto terbesar di dunia tersebut menjalin hubungan dengan Pemerintah Cina. Berdasarkan informasi internal yang diperoleh, FT mengatakan, hubungan Binance dengan Cina bahkan masih terjalin bertahun-tahun setelah Binance resmi angkat kaki dari negara itu pada 2017.

Namun, yang menjadi pertanyaan, jika Binance adalah perusahaan Cina dan memiliki afiliasi dengan Pemerintah Cina, mengapa warga negara Cina masih harus diam-diam mengakses Binance dengan menggunakan VPN?

Hubungan Binance dan Cina Versi CZ

Isu kedekatan Binance dengan Cina sudah lama berembus. Dan setiap kali isu itu muncul, Binance akan mengeluarkan tulisan panjang berisi penjelasan akan kompleksnya hubungan antara Binance dan Cina.

CZ sendiri selalu menegaskan Binance bukan perusahaan Cina. Karena Cina daratan melarang kripto, Binance disebut-sebut juga tidak melayani warga negara dari wilayah itu.

CZ mengakui bahwa ia lahir di Cina. Tetapi, saat usianya 12 tahun, ia dan keluarganya pergi ke Kanada dan tinggal di sana. Baru tahun 2005 CZ kembali ke Cina untuk mendirikan startup.

Pada 2015, ia mendirikan sebuah perusahaan bernama Bijie Tech yang langsung ditutup oleh Pemerintah Cina. Bersama beberapa karyawan yang tersisa, CZ meluncurkan Binance pada Juli 2017. Namun, Pemerintah Cina kembali menutupnya enam minggu setelah peluncuran dengan mengeluarkan memorandum yang menyatakan exchange kripto tidak diizinkan untuk beroperasi di Cina

“Ironisnya, saya sekali lagi harus melarikan diri dari Cina, tiga puluh tahun setelah orang tua saya membawa saya dan adik saya keluar (dari negara ini).” katanya di situs Binance.

Karena Binance dianggap sebagai entitas kriminal di Cina, menurutnya, akan sangat aneh jika perusahaannya disebut sebagai perusahaan Cina. Ia sendiri mengaku tidak senang disebut sebagai CEO kelahiran Cina dan hanya ingin diidentifikasi sebagai seorang warga negara Kanada.

“Binance tidak pernah didirikan di Cina. Juga beroperasi sebagai perusahaan Cina secara kultural,” katanya.

Laporan media barat dan pernyataan CZ yang bertentangan mungkin membuat orang-orang bertanya-tanya, pihak mana yang memberikan informasi yang benar. Entah satu pihak hanya mencoba mencari-cari kesalahan atau satu pihak lainnya sedang mencoba menutup-nutupi kesalahan.

Jika pernyataan CZ benar, maka Binance yang berhasil keluar dari kandang macan di awal-awal pendiriannya, kini sedang masuk ke dalam kandang buaya.