Cina Diam-diam Mulai Terima Kripto?

Share :

Portalkripto.com — Stasiun televisi Cina, China Central Television (CCTV), secara mengejutkan menayangkan segmen tentang adopsi kripto di Hong Kong. Dalam tayangan 98 detik itu, penyiar menyampaikan bahwa Hong Kong akan mengizinkan investor ritel untuk mengakses aset kripto mulai 1 Juni 2023.

Penyiar menyatakan, regulator Hong Kong saat ini telah sampai pada tahap akhir dalam mempersiapkan regulasi perdagangan aset digital di wilayah administrasi khusus itu. Hong Kong juga diberitakan akan menerima platform perdagangan kripto.

Siaran itu bahkan menampilkan pejabat dari Securities and Futures Commission (SFC) Hong Kong, Zhonghui Cai. Zhonghui menjelaskan, SFC menghadapi beberapa kendala dalam menggodok regulasi aset digital, termasuk soal keamanan siber, jaminan aset pelanggan, hingga potensi adanya konflik kepentingan antara platform dan pelanggan.

Cointelegraph melaporkan, meskipun regulasi tersebut berlaku efektif mulai Juni 2023, belum ada platform perdagangan kripto yang disetujui oleh SFC untuk melayani investor ritel di Hong Kong.

CCTV adalah stasiun televisi terbesar di Cina, yang ditonton oleh 1 miliar orang setiap harinya. Berita kripto di CCTV menjadi pemandangan baru mengingat Cina daratan memberlakukan larangan terhadap perdagangan dan penambangan kripto.

Pada 13 April lalu, Douyin, aplikasi TikTok versi Cina yang memiliki lebih dari 1 miliar pengguna, juga memunculkan harga kripto dalam indeks pencariannya. Sehari kemudian, harga kripto itu diganti dengan pesan yang menyatakan, “Mata uang digital berstatus tidak resmi tidak memiliki kedudukan hukum yang sama dengan mata uang fiat. Silakan berinvestasi dengan hati-hati.”

Apakah ini pertanda bahwa Cina diam-diam mulai mengizinkan kripto untuk tumbuh di negaranya? Saat ini warga negara Cina juga dilaporkan telah diperbolehkan untuk memiliki kripto.

CEO Binance Changpeng Zhao (CZ) merespons siaran kripto di CCTV. Menurutnya, pemberitaan masif seperti ini dapat mendorong pasar kripto ke bull market karena bisa mempengaruhi komunitas berbahasa Cina yang ada di seluruh dunia.

Meski berkewarganegaraan Kanada, CZ diketahui lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Cina. Ia mengaku sempat beberapa kali menjadi ‘korban’ Pemerintah Cina yang menutup perusahaan kriptonya di negara tersebut.

Larangan Kripto di Cina

Cina menjadi salah satu negara yang memiliki basis komunitas kripto terbesar di dunia. Exchange kripto pertama di Cina, BTC Cina, diluncurkan pada 2011, kurang dari dua tahun setelah Bitcoin muncul.

Pada 2013, kripto sudah diterima sebagai alat pembayaran di beberapa wilayah Cina. Sayangnya, Pemerintah Cina dianggap kesulitan mengontrol kripto yang berkembang pesat.

Kripto yang dianggap mengancam mata uang yuan, akhirnya dilarang pada 2017. Saat itu, Pemerintah Cina mengeluarkan memorandum yang menyatakan exchange kripto tidak diizinkan untuk beroperasi di negara Tirai Bambu itu. Cina juga resmi melarang initial coin offering (ICO).

Pada 2019, Cina menyatakan seluruh transaksi kripto adalah ilegal. Akan tetapi warganya masih terus melakukan transaksi aset digital tersebut melalui exchange kripto luar negeri.

Cina kemudian kembali menegaskan larangan terhadap seluruh aksi jual beli kripto pada 2021. Rakyat Cina yang nekat melakukan transaksi kripto dianggap melakukan aksi kriminal dan akan dijatuhi hukuman.

Di tahun yang sama, Cina juga mulai melarang penambangan kripto yang tumbuh subur di negaranya. Para penambang di Cina mulai mencari lokasi aman baru untuk menambang kripto, yang dikenal dengan insiden Great Miner Migration.

Padahal pada periode September 2019 hingga April 2020, Cina menguasai sekitar 71% hash rate Bitcoin. Biaya listrik yang murah dan mudah diakses membuat Cina menjadi surga bagi para penambang.