CPI Sesuai Prediksi, Bitcoin Sempat Tembus $26.000

Share :

Portalkripto.com — Bitcoin melonjak lebih dari $26.000, beberapa saat setelah Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) mengumumkan Consumer Price Index (CPI) atau Indeks Harga Konsumen di 6,0% (YoY) tadi malam. Kisaran CPI tersebut sesuai dengan prediksi ekonom dan pelaku pasar.

Data CoinGecko menunjukkan Bitcoin dan Ethereum masing-masing melonjak 5% dan 4% menjadi $26.295 dan $1.778. Begitu juga dengan token lain seperti Dogecoin dan Solana merangkak naik.

Inflasi AS menunjukkan tren penurunan setelah mencapai level tertingginya dalam 41 tahun terakhir di 9,1% pada Juni 2022. Meski laju inflasi terus melambat, namun masih tetap tetap jauh dari target Bank Sentral AS atau The Fed yang mematok dibawah 2%.

Laju inflasi AS dalam setahun terakhir. (sumber Tradingeconomics)

Dibandingkan Januari, harga komoditas utama naik 0,4% pada Februari yang sesuai dengan perkiraan ekonom. Kenaikan CPI bulanan terbesar berasal dari makanan, layanan rekreasi, dan tempat tinggal, yang menyumbang 70% dari kenaikan CPI bulanan.

Sama halnya dengan harga perumahan naik 0,8% dari Januari hingga Februari, meningkat 8,1% dari tahun lalu. Sedangkan harga energi turun 0,6% bulan ke bulan setelah naik 2% di bulan Januari.

CPI inti yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak berada di level 0,5%, sedikit di atas ekspektasi ekonom sebesar 0,4%.

Kepala Ekonom di Wells Fargo Jay Bryson mengatakan bahwa inflasi inti masih jauh di atas yang diinginkan The Fed.

Untuk menjinakkan laju inflasi, The Fed secara agresif menaikkan suku bunga. Desember lalu, The Fed memproyeksikan bahwa suku bunga akan naik setinggi 5,1% tahun ini. Awal bulan lalu, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa suku bunga kemungkinan harus naik lebih tinggi. Pertimbangannya itu berdasarkan lonjakan pertumbuhan pekerjaan dan angka inflasi terkini. Dia juga menyiratkan kenaikan suku bunga yang lebih besar setelah dalam beberapa bulan terakhir melambat.

“Seperti yang saya sebutkan, data ekonomi terkini ternyata lebih kuat dari yang diperkirakan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya,” jelas Powell.

Data FedWatch pada Rabu, 15 Maret, menunjukkan sebanyak 79,7% atau mayoritas memprediksi kenaikan suku bunga 25 basis poin. Sisanya 20,3% memperkirakan tidak akan ada kenaikan. Sementara kenaikan suku bunga 50 basis poin yang sebelum krisis perbankan sempat mencuat 40%, tidak lagi masuk pilihan.

Namun perhitungan itu berubah drastis setelah krisis perbankan yang melanda AS dalam dua pekan terakhir.

Silvergate Bank yang ramah terhadap mata uang kripto menyatakan menghentikan operasi Rabu pekan lalu. Menyusul kemudian, Silicon Valley Bank (SVB) runtuh pada hari Jumat. Dua hari kemudian, Signature Bank yang juga dikenal bersahabat dengan kripto, ditutup oleh regulator.

Kondisi ini menjadi dilema bagi The Fed.

Kenaikan suku bunga yang tajam yang diperlukan untuk mengendalikan laju inflasi di tengah krisis perbankan justru akan membuat pasar semakin resah. Di sisi lain, tanpa kenaikan suku bunga atau jeda akan menjadi sinyal yang salah bagi pasar secara keseluruhan.

Seandainya sektor perbankan AS tidak mengalami masalah, pembacaan inflasi berpotensi membuat Fed terus menaikkan suku bunga pada pertemuan mereka minggu depan. Pengumuman kenaikan suku bunga akan disampaikan dalam pertemuan FOMC yang digelar 21-22 Maret 2023.