Portalkripto.com — Developer protokol Layer 2 (L2) Shibarium, solusi penskalaan ekosistem Shiba Inu (SHIB), menjanjikan biaya transaksi nyaris nol hingga mencapai ‘kurang dari satu sen’ kepada pengguna protokol L2 tersebut.
Hasrat menciptakan protokol transaksi berbiaya murah tersebut diungkapkan dalam dokumentasi publik anyar Shibarium yang meluncurkan versi beta pada awal Maret 2023 tersebut. Mesin transaksi Shibarium diharapkan mampu memproses transaksi dalam hitungan detik dengan biaya “kurang dari satu sen”.
🚨Hi #SHIBARMY! We are happy to announce that Shibarium's Testnet is running again. You can now access the Docs to learn how to set up your equipment & understand how Shibarium works. You will find the Docs here: https://t.co/1FDQOnd9Gu 🦴
— Shib (@Shibtoken) March 24, 2023
Developer utama Shiba Inu, Shytoshi Kusama, mengatakan jaringan Shibarium akan menawarkan biaya transfer yang rendah bagi setiap proyek yang dibangun pada protokol L2 tersebut sesuai tujuan utamanya untuk menyediakan transaksi yang cepat dan hemat biaya.
Dokumentasi publik yang baru saja meluncur mengungkapkan bahwa Shibarium juga memiliki ambisi untuk mencapai kondisi “desentralisasi sejati” dan menjuluki dirinya sebagai “blockchain of [the] people”. Shibarium diklaim akan menjadi blockchain yang aman, transparan, dan dapat diskalakan untuk pengembangan proyek baru.
“Shibarium akan menawarkan biaya rendah untuk setiap layanan, game, atau aplikasi yang dibangun di atasnya,” kata Shytoshi.
Desentralisasi Sejati
Shibarium sendiri saat ini sedang melaksanakan fase testnet Beta sebagai salah satu tahapan menuju peluncuran mainnet utama. Launching Shibarium Beta yang terjadi pada awal Maret lalu ini menjadi salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu komunitas kripto di tahun 2023.
Sayangnya, Shibarium Beta ini dinodai oleh skandal chain ID basis kode blockchain Shibarium. Testnet beta Shibarium diduga menggunakan Chain ID yang sudah digunakan oleh blockchain lain, yakni testnet Rinia. Chain ID berfungsi seperti sidik jari bagi sebuah jaringan, yang membantu blockchain untuk mengonfirmasi identitas unik dari aset on-chain-nya.
Skandal ini sempat membuat harga SHIB dan token ekosistem Shiba lainnya, seperti Bone ShibaSwap (BONE) dan Doge Killer (LEASH), kompak jatuh hingga hampir 10% dalam 24 jam setelah skandal chain ID bekas Shibarium terkuak.
Shibarium pertama kali diusulkan oleh Ryoshi, pencipta Shiba Inu sebagai sebuah blockchain. Ryoshi meyakini bahwa untuk mencapai desentralisasi sejati, sebuah komunitas harus memiliki solusi blockchain sendiri yang berbiaya rendah. Karena itu, Shibarium disajikan sebagai salah satu tujuan utama eksperimen Shiba Inu karena, secara teoritis, akan mengurangi biaya transaksi bagi mereka yang terlibat dalam ekosistem Shiba.
Sama seperti proyek ekosistem Shiba lainnya, Shibarium juga akan melakukan mekanisme pembakaran $SHIB yang telah berjalan dan dilakukan komunitas serta developer sejauh ini. Selain itu, Shibarium dirancang untuk berfungsi sebagai jembatan antara ekosistem yang berbeda.