Exchange Kripto Hotbit Berhenti Beroperasi

Share :

Portalkripto.com — Exchange kripto Hotbit mengumumkan telah menghentikan semua operasionalnya mulai 22 Mei 2023. Exchange yang terdaftar di Hong Kong itu meminta seluruh pelanggannya untuk menarik dana mereka sebelum 21 Juni 2023, pukul 11.00 WIB.

Dalam pengumuman resminya, Hotbit mengatakan kondisi perusahaannya telah memburuk sejak seorang mantan karyawannya ditahan oleh pihak berwenang pada Agustus 2022. Karyawan yang telah keluar dari Hotbit pada April 2022 itu dituding melakukan tindakan kriminal saat menjalankan sebuah proyek di Hotbit pada 2021.

Saat itu, exchange tersebut terpaksa menghentikan layanan trading, penyetoran, dan penarikan selama berminggu-minggu. Beberapa manajer senior Hotbit juga harus menghadapi penyelidikan dan dana pelanggan dibekukan sementara.

Bangkrutnya FTX yang menekan pasar kripto di akhir 2022 dan krisis perbankan yang membuat stablecoin USDC depegging pada awal 2023 ikut memperparah kondisi Hotbit. Insiden demi insiden yang terjadi membuat centralized exchange (CEX) itu mengalami arus keluar atau inflow yang tinggi secara terus menerus.

Atas dasar itu, Hotbit merasa bisnisnya tidak mungkin bisa bertahan dalam jangka panjang. Exchange tersebut dihadapkan pada pilihan berubah menjadi lebih terdesentralisasi atau merangkul regulator, yang justru bermuara pada pilihan tutup buku.

Pelanggan Sulit Tarik Dana

Meski Hotbit telah meminta pelanggan untuk segera menarik dana dari platformnya dengan memberikan batas waktu, sejumlah pelanggan Hotbit justru mengaku kesulitan melakukan penarikan.

Mereka banyak menyampaikan keluh kesah di Twitter karena aplikasi Hotbit yang mereka gunakan tidak berfungsi. Tak sedikit juga yang menuding Hotbit sengaja mematikan fitur penarikan di platformnya.

Ada pula anggota komunitas kripto yang memperingatkan pelanggan Hotbit agar berhati-hati terhadap serangan phishing. Ada banyak akun yang berpura-pura sebagai akun resmi Hotbit dan memberikan link phishing.

Dalam pengumumannya, Hotbit juga menyatakan platformnya sudah berkali-kali mendapatkan serangan siber. Aksi peretasan bahkan diakui ikut memperparah kondisi perusahaan.