Forbes Sebut Binance Kehilangan Rp187 Triliun dalam 60 Hari

Share :

Portalkripto.com — Pada 13 Desember 2022, perusahaan data kripto Nansen, mengungkapkan bahwa Binance kehilangan aset sebesar $3 miliar setelah FTX bangkrut. Jumlah itu setara dengan 4% dari total aset yang dimiliki oleh exchange kripto terbesar di dunia tersebut.

Namun, pada Senin, 9 Januari 2023, dalam laporan investigasi terbarunya, Forbes mengungkapkan Binance sebenarnya telah kehilangan 15% dari total asetnya. Bahkan dalam 60 hari terakhir, Binance disebut boncos hingga $12 miliar atau sekitar Rp187 triliun.

Perubahan aset Binance hasil perhitungan berbagai platform. (sumber: Forbes).

Kerugian besar ini diduga karena pada akhir 2022, exchange yang didirikan Changpeng Zhao (CZ) tersebut terus terkena serangan fear, uncertainty, and doubt (FUD) yang membuat token Binance Coin (BNB) dan stablecoin Binance USD (BUSD) berkinerja buruk.

BNB kehilangan nilainya hingga 29% dalam dua bulan terakhir. Forbes memperkirakan token BNB yang ada di Binance kini tersisa 29 juta, atau berkurang 51% dari klaim Binance pada 10 November lalu.

Stablecoin BUSD juga disebut mengalami dumping besar-besaran. Banyak investor besar atau whale yang diduga menukar BUSD menjadi USDT dan USDC dalam jumlah besar. Jump Crypto dan Wintermute termasuk di antaranya.

Pendiri Tron, Justin Sun, yang mengembar-gembor bahwa ia telah menyetor $200 juta ke Binance untuk membuktikan bahwa Binance aman, ternyata juga melakukan penarikan besar BUSD setelahnya, yang tidak tercium media.

Dumping ini membuat jumlah stablecoin BUSD di Binance anjlok sebesar $8 miliar sejak 12 November 2022. Penurunan terbesar terjadi pada 15 Desember 2022, hingga $3,46 miliar hanya dalam satu hari.

Di saat yang sama, Binance menambah kepemilikan stablecoin USDC dan USDT masing-masing sebesar $1 miliar. Dengan demikian, kepemilikan USDC dan USDT Binance lebih banyak dari BUSD.

Perubahan kepemilikan stablecoin Binance. (sumber: Forbes).

Di antara 23 centralized exchange (CEX) yang informasi terkait proof of funds-nya terbuka untuk publik, Binance berada di posisi kedua sebagai exchange yang merugi paling besar dengan penurunan aset sebesar 14,6% dalam 30 hari terakhir. Di posisi pertama ada MaskEX.

Namun, karena MaskEX hanya exchange kecil, nilai aset yang hilang tidak sebanyak Binance.

Perubahan aset yang dimiliki CEX dalam 30 hari terakhir. (sumber: Forbes).

Penulis Forbes Dituding Bias

Investigasi yang mengungkapkan besarnya kerugian Binance dan tingginya angka dumping BUSD, membuat komunitas kripto di Twitter menduga Forbes membuat laporan yang bias.

Akun Twitter Tree of Alpha mengungkapkan, Javier Paz, penulis laporan Forbes itu, ternyata saling follow di Twitter dengan Sam Bankman-Fried, pendiri exchange FTX yang menjadi rival Binance.

Meski tak terkonfirmasi apa hubungan Paz dan Bankman-Fried, tetapi komunitas tetap berspekulasi. Terlebih dalam tulisannya, Paz menyebut kehancuran FTX pada November lalu sebagian akibat dari ulah CZ.

“CZ sendiri berkontribusi pada matinya FTX pada November ketika dia mengumumkan di Twitter bahwa ia berencana menjual kepemilikan token FTX, yang bernilai $580 juta,” ujar Paz.

Ia juga mengatakan, setelah FTX terguncang karena penjualan token FTT oleh Binance, CZ menambah luka karena membatalkan perjanjian akuisisi FTX di detik-detik terakhir.

Namun terkait segala temuannya, Forbes menyatakan telah meminta komentar Binance mengenai laporan mereka tetapi tak kunjung ditanggapi.