Founder 3AC Hidup Santai di Bali Setelah Perusahaan Bangkrut

Share :

Portalkripto.com — Kebangkrutan Three Arrow Capital (3AC), tidak membuat para pendirinya dihantui stres berat lantaran harus memikirkan beban tanggung jawab finansial dan gugatan hukum. Alih-alih, Su Zhu dan Kyle Davies malah menikmati suasana hidup santai setelah memilih berplesir ke Bali dan sejumlah negara lainnya.

Dilaporkan New York Times, Zhu dan Davies terbang ke Bali setelah 3AC mengajukan kebangkrutan. Selain menghabiskan waktu di Bali, mereka juga melakukan tur tamasya dengan melancong ke Thailand, Malaysia, Dubai, Bahrain, hingga ke Barcelona, Spanyol.

3AC merupakan perusahaan hedge fund kripto yang mengajukan kebangkrutan pada 1 Juli 2022. Penyebab utama kehancuran 3AC adalah kepemilikan token LUNA yang runtuh bersama dengan UST akibat kejatuhan ekosistem Terra LUNA pada Mei.

3AC mengajukan kebangkrutan Bab 15 yang disediakan pengadilan AS untuk perusahaan yang dijalankan di luar negeri. Mereka berutang $3,5 miliar kepada 27 perusahaan berbeda, termasuk Blockchain.com, Voyager Digital, dan Genesis Global Trading.

Perjalanan keduanya ke Bali dimulai persis setelah 3AC mengajukan kebangkrutan. Keduanya meninggalkan Singapura, tempat di mana 3AC berkantor pusat. Diduga, Bali dipilih sebagai destinasi lantaran Indonesia tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan AS.

Kondisi tersebut akan menguntungkan mereka bila AS mengajukan gugatan hukum. Namun, dalam sebuah wawancara dengan CNBC pasca kebangkrutan bursa FTX pada November lalu, Davies menyangkal dugaan tersebut dan menyatakan bahwa Bali merupakan tujuan plesir yang bagus.

Hidup Mewah di Bali

Walau 3AC masih memiliki gunungan utang, Zhu dan Davies masih bisa menikmati hidup mewah. Zhu menolak untuk memberikan perkiraan total kekayaannya, namun mengatakan bahwa mereka memiliki tabungan yang cukup sehingga tidak perlu bekerja lagi.

Saat di Bali, Zhu dan Davies berlaku laiknya para pelancong pada umumnya. Mereka menikmati deburan ombak di pantai, berjemur dibawah terik, berselancar menaklukkan gelombang, membuat coretan seni di atas kanvas dan menikmati momen-momen rekreatif lainnya.

“Kamu menyantap hidangan babi yang sangat berlemak, minum banyak alkohol, pergi ke pantai dan bermeditasi,” kata Davies saat dia menceritakan perjalanannya. “Kamu memperoleh pengalaman yang magis.”

Duo alumni 3AC ini juga sempat mendiskusikan kemungkinan membuka usaha bisnis baru, termasuk membuat living hub di Bali yang melibatkan tokenisasi kripto. Selama periode plesiran tersebut, mereka juga mulai menemukan kawan-kawan baru dalam sosok peselancar maupun petarung UFC, setelah dijauhi dan bahkan mendapat kecaman dari komunitas kripto.

Terkait tudingan miring yang dialamatkan terhadap kebangkrutan 3AC, Davies dan Zhu berpendapat bahwa mereka tidak melakukan kesalahan selama memimpin perusahaan yang terdaftar di British Virgin Islands tersebut. Zhu dan Davies sendiri belum mendapat tuntutan hukum dari lembaga pemerintah maupun terkait dengan kebangkrutan 3AC.

Zhu dan Davies sendiri saat ini sudah mendirikan bursa kripto anyar bernama OPNX. Bursa ini didirikan bersama dengan CEO CoinFLEX Mark Lamb dan Sudhu Arumugam. Proyek tersebut pertama kali diperkenalkan pada awal tahun dan meluncur pada April 2023.