Pepe: Rp. 0 | 24h: -4.32%Binance Coin: Rp. 10.658.174 | 24h: 0.86%Coq Inu: Rp. 0 | 24h: -0.23%Ripple: Rp. 36.751 | 24h: 3.85%Fwog: Rp. 749 | 24h: 0%Fartcoin: Rp. 18.083 | 24h: 0%Sonic (prev. FTM): Rp. 5.533 | 24h: 2.24%PancakeSwap: Rp. 37.244 | 24h: -1.89%Solana: Rp. 2.472.160 | 24h: -2.52%
Lihat Market

Hodlnaut Diselidiki Polisi Singapura Usai Bohongi Pelanggan Soal Terra

Share :

Portalkripto.comPlatform pemberi pinjaman kripto Hodlnaut dan pendirinya, Simon Lee, dilaporkan tengah menghadapi investigasi oleh Departemen Urusan Komersial, Kepolisian Singapura, Kamis, 24 November 2022. Perusahaan ini dituding telah melakukan kebohongan terhadap pelanggan.

Penyelidikan dilakukan berdasarkan laporan dari klien Hodlnaut yang diterima kepolisian pada Agustus hingga November 2022. Para korban dipersilakan untuk melaporkan keluhan dan mengunggah dokumen riwayat transaksi di Hodlnaut secara online.

“Untuk membantu kami meninjau keluhan Anda, berikan dokumen yang berkaitan dengan transaksi Anda di Hodlnaut. Dokumen tersebut mencakup catatan pembayaran yang dilakukan dan diterima dari Hodlnaut serta korespondensi yang relevan dengan Hodlnaut,” ujar kepolisian Singapura, dikutip Channel News Asia.

Menurut laporan pelanggan, saat ekosistem Terra ambruk pada Mei lalu, Hodlnaut menyatakan tidak ada eksposur terhadap stablecoin TerraUSD (UST). Namun, ternyata data on-chain menunjukkan perusahaan itu memiliki UST senilai $150 juta.

Kebohongan Hodlnaut pertama kali tercium pada 8 Agustus, saat platform itu menangguhkan penarikan karena krisis likuiditas. Perusahaan berdalih penangguhan ini berkaitan dengan pemberian lisensi oleh Monetary Authority of Singapore (MAS).

Akan tetapi, Hodlnaut justru semakin goyah dan bahkan sampai memberhentikan 80% karyawannya atau sekitar 40 orang dengan alasan efisiensi pengeluaran perusahaan.

Pengadilan Tinggi Singapura kemudian mengeluarkan laporan yudisial dari firma hukum EY Corporate Advisor pada Oktober lalu, yang mengungkapkan bahwa Hodlnaut telah mengalami kerugian hingga $190 juta dari ambruknya Terra.

Lebih parahnya lagi, Hodlnaut menghapus lebih dari 1.000 dokumen investasi mereka dari Google Workspace untuk menghilangkan jejak eksposur terhadap Terra.

Perusahaan ini berhasil menyembunyikan data kepemilikan UST selama hampir tiga bulan setelah runtuhnya Terra. Namun, neraca keuangan tak bisa berbohong, Hodlnaut akhirnya mengalami krisis karena tidak memiliki likuiditas.

Terdampak Kehancuran FTX

Dalam sebuah laporan yudisial terpisah yang dirilis 11 November oleh EY Corporate Advisor, diketahui 25% aset Hodlnaut disimpan di centralized exchange.

Sebesar 71,8% di antaranya ternyata disimpan di FTX yang kini telah bangkrut. Diperkirakan dana milik Hodlnaut yang ada di FTX senilai Rp210 miliar.

Sebelum FTX menyatakan diri bangkrut, Hodlnaut telah mengajukan untuk menarik seluruh aset itu dari FTX. Namun, penarikan tidak bisa dilakukan dan bahkan tidak ada respons dari FTX.

Sudah jatuh tertimpa tangga. Setelah terimbas insiden Terra, Hodlnaut juga harus merugi karena FTX jatuh. Namun ketidakjujurannya kepada pelanggan memperparah keadaan karena kini platform harus berurusan dengan pihak berwenang.