Bitcoin: Rp. 1.918.793.775 | 24h: 0.23%Ethereum: Rp. 54.136.064 | 24h: 6.5%XRP: Rp. 48.887 | 24h: 3.18%Solana: Rp. 2.753.485 | 24h: 3.83%Bonk: Rp. 1 | 24h: 13.32%ZeroLend: Rp. 1 | 24h: 0.98%Pepe: Rp. 0 | 24h: 2.8%Pudgy Penguins: Rp. 477 | 24h: -9.88%
Lihat Market

Inskripsi Ordinals dan BRC-20 Bikin Jaringan Bitcoin Tersumbat

Share :

Portalkripto.com — Teknologi eksperimental inskiripsi Ordinals dan token BRC-20 yang memanfaatkan blockchain Bitcoin membuat jaringan koin kripto bikinan Satoshi Nakamoto itu tersumbat. Imbasnya, biaya transaksi menjadi mahal dan lambat.

Data mempool.space, per 9 Mei 2023 WIB siang, ada lebih dari 434.000 transaksi yang belum diproses di mempool Bitcoin. Antrean di mempool kemarin bahkan mencapai 484.000 lebih. Kepadatan jaringan tersebut membuat biaya transaksi membengkak. Data yCharts menunjukkan biaya rata-rata transaksi Bitcoin terkini mencapai $30,91, naik dari $19,21 kemarin.

Sumbatan jaringan alias Bitcoin network congestion ini telah memuncak dalam beberapa hari terakhir. Data Glassnode menunjukkan jumlah inskripsi Taproot pada 7 Mei 2023 mencapai 75% dari total transaksi di jaringan Bitcoin.

Protokol Ordinals bekerja menggunakan Taproot untuk memasukkan data transaksi ke jaringan BTC. Data yang dimasukkan mencakup gambar, teks, video, dan bentuk lainnya. Proporsi transaksi Taproot di jaringan Bitcoin ini telah melesat jauh bila dibandingkan dengan 2% pada awal tahun.

Implementasi Taproot ini juga digunakan untuk minting dan transaksi token BRC-20 yang belakangan menjadi semakin popular. Data brc-20.io, total kapitalisasi pasar seluruh token BRC yang sampai saat ini telah berjumlah lebih dari 14.000 token telah mencapai $700 juta hingga 9 Mei.

Kenaikan popularitas token BRC-20 ini melonjak tajam didorong oleh listing token ORDI yang merupakan token eksperimental BRC-20 pertama di jaringan Bitcoin. Pada 8 Mei kemarin, ORDI di-listing di centralized exchange (CEX) Gate.io dan harganya ikut melonjak tajam.

Kepadatan jaringan ini sampai membuat produksi blok Bitcoin terhenti sekitar satu jam pada 8 Mei. Kemacetan produksi blok di jaringan Bitcoin terjadi pada ketinggian blok 788759.

Pro Kontra Ordinals

Kepadatan jaringan yang dipicu insepsi Ordinals ini telah memicu perdebatan sengit di lingkaran komunitas Bitcoin. Ada yang mendukung eksperimen pemrograman tersebut, ada juga yang menentang.

Kepadatan jaringan Bitcoin dinilai punya dampak positif bagi keamanan jaringan. Selain itu, cuan yang dihasilkan penambang semakin besar lantaran meningkatnya biaya transaksi. Data Glassnode menunjukkan biaya rata-rata yang dibayarkan untuk produksi sebuah blok mencapai 2,905 BTC, mendekati periode bullish sebelumnya di tahun 2021.

 

Di sisi lain, insepsi Ordinals yang memicu kenaikan biaya transaksi menjadi ekses negatif buat pengguna jaringan yang hendak melakukan transaksi Bitcoin. Salah satu imbas dari meroketnya biaya transaksi tersebut sampai membuat exchange terbesar, Binanace, menjeda proses penarikan Bitcoin investor dari platformnya.

Kekhawatiran lain muncul lantaran biaya transaksi yang mahal juga dinilai dapat mengganggu tingkat adopsi Bitcoin untuk penggunaan transaksi sehari-hari. El Salvador yang telah menjadikan Bitcoin sebagai salah satu legal tender bakal tercekik dengan biaya transaksi yang tidak masuk akal.