Bitcoin: Rp. 1.929.737.407 | 24h: 0.76%XRP: Rp. 48.270 | 24h: 1.87%Ethereum: Rp. 52.011.368 | 24h: 4.69%Solana: Rp. 2.721.031 | 24h: 3.44%SUI: Rp. 65.063 | 24h: -0.01%Pudgy Penguins: Rp. 538 | 24h: -1.95%ZeroLend: Rp. 1 | 24h: 31.22%Pepe: Rp. 0 | 24h: 6.52%DeFi: Rp. 53 | 24h: -2.16%
Lihat Market

Jaringan Arbitrum Melonjak, Sektor RWA Dorong Pertumbuhan

RWA Sektor Arbitrum
Share :

šŸ”¹ Ringkasan Berita

  • Arbitrum naik 23% dalam pendapatan protokol mingguan, capai $1,43 juta.
  • Tokenisasi RWA tembus $300 juta, proyeksi mencapai $1 miliar di akhir 2025.
  • GMX masih memimpin di sektor derivatif, tapi Ostium mulai menyalip pesaing.
  • Fragmentasi DeFi jadi tantangan: yield & DEX makin kompetitif.

Data on-chain terbaru mengindikasikan adanya pergeseran struktural dalam lanskap kepemimpinan DeFi. Arbitrum (ARB) menjadi sorotan utama.

Menurut data dari Dune Analytics, protokol di jaringan Arbitrum berhasil menghasilkan pendapatan sebesar $1,43 juta minggu lalu, meningkat 23% dibandingkan minggu sebelumnya.

Lonjakan ini mencerminkan pertumbuhan aktivitas pengguna dan geliat pengembang. Hal ini memperkuat posisi Arbitrum sebagai salah satu jaringan Layer-2 terdepan.

Hingga saat ini, Total Value Locked (TVL) Arbitrum tercatat mencapai $2,42 miliar, menurut DefiLlama. Salah satu pendorong utama pertumbuhan ini adalah adopsi Real-World Assets (RWA) atau aset dunia nyata yang ditokenisasi.

Dominasi Arbitrum Didorong oleh RWA

Tokenisasi RWA di Arbitrum kini telah menembus rekor tertinggi sebesar $300 juta, dan analis on-chain memproyeksikan nilainya akan menembus $1 miliar pada akhir tahun 2025.

Revenue on Arbitrum by Protocols. Sumber: Dune Protocol

Hal ini menjadi bukti bahwa Arbitrum mulai menunjukkan utilitas nyata di luar sekadar layanan keuangan terdesentralisasi tradisional.

Salah satu kontribusi besar datang dari Spiko, yang menawarkan obligasi jangka pendek Eropa (EUTBL) dalam bentuk token. Produk ini secara mengejutkan menambahkan $30 juta hanya dalam semalam, dan kini menyumbang $128 juta atau 41,6% dari seluruh RWA di Arbitrum.

Secara keseluruhan, TVL dalam kategori RWA meningkat 30 kali lipat (YoY), menandakan meningkatnya minat institusional terhadap instrumen keuangan berbasis blockchain yang menghasilkan imbal hasil.

Arbitrum (ARB) TVL. Sumber: DefiLlama

Fragmentasi DeFi Menantang Pertumbuhan Arbitrum

Meskipun pertumbuhan pendapatan terlihat mengesankan, Arbitrum tetap rentan terhadap volatilitas pasar kripto secara umum. Sepanjang Mei 2025, protokol-protokol di jaringan ini mencatatkan pendapatan gabungan sebesar $5,5 juta, turun 6,54% dibandingkan bulan sebelumnya.

Menurut analisis dari Entropy Advisors, sektor derivatif menyumbang bagian terbesar dari pendapatan tersebut, yakni sebesar $3,18 juta. Disusul oleh sektor Yield ($781.000), DEXs ($599.000), Wallets ($421.000), dan Lending ($251.000).

Di tengah dinamika sektor derivatif, GMX masih memimpin sebagai DEX perpetual utama. Namun, pesaing seperti Gains Network dan HMX mulai mengejar ketertinggalan.

Sementara itu, protokol Ostium secara mengejutkan berhasil melampaui Vertex dalam hal volume dan pangsa pasar, menjadikannya kuda hitam dalam arena kompetitif ini.

Sektor yield juga menunjukkan tanda-tanda persaingan ketat. Protokol Penpie menjadi pilihan utama bagi para pencari imbal hasil dalam beberapa bulan terakhir. Di sisi lain, platform seperti Beefy, Pendle, dan Toros terus bersaing dalam menawarkan strategi dan integrasi yang lebih spesifik.

Untuk sektor DEX, Uniswap (UNI) masih menjadi pemimpin dalam pendapatan, namun Mayan berhasil naik peringkat dalam hal pangsa pasar.

Dengan semakin banyaknya narasi dan fokus baru dalam dunia DeFi—mulai dari RWA hingga derivatif kompleks—kemampuan Arbitrum dalam menampung beragam protokol berkinerja tinggi membuatnya tetap unggul dalam “perang” Layer-2.

Kemunculan dan pertumbuhan proyek seperti Spiko, Ostium, dan Penpie menunjukkan bahwa fase pertumbuhan selanjutnya untuk Arbitrum kemungkinan besar akan didorong oleh utilitas nyata, bukan sekadar hype semata.