Mei
Portalkripto.com — Jumlah Ether (ETH) di centralized exchange (CEX) semakin menyusut sejak ada layanan staking di jaringan Ethereum. Jumlahnya saat ini bahkan sama dengan jumlah ETH pada periode Juli 2016.
Data dari platform analitik Glassnode mengungkapkan, saat bull market 2021, jumlah ETH di CEX cukup besar, mencapai 25%-26% dari total pasokan. Namun, per 25 Mei 2023, exchange terpusat hanya memegang 14,8% dari total pasokan ETH yang beredar.
Biasanya jumlah token yang rendah menjadi salah satu sinyal bullish karena ETH yang tersedia untuk dibeli terbatas jumlahnya sehingga akan memberikan tekanan pada harga untuk naik.
Akan tetapi, tren rendahnya saldo Ether di exchange tampaknya belum berdampak signifikan pada harga ETH. Data CoinMarketCap menunjukkan, harga ETH dalam sepekan terakhir masih sideways di kisaran $1.800.
Meski demikian, sejak Shanghai upgrade, harga ETH menunjukkan tren positif hingga mencapai $2.000 untuk pertama kalinya dalam 11 bulan terakhir.
Dipicu Tren Staking
Sejak program staking diperkenalkan di jaringan Ethereum pada 2020, jumlah ETH terus merosot dari CEX. Sebaliknya, jumlah ETH yang di-staking justru semakin meningkat bahkan setelah Ethereum melakukan Shanghai upgrade.
Sejak upgrade dilakukan pada 13 April lalu, tercatat ada 4,4 juta ETH baru yang di-staking. Menurut data Dune, saat ini ada total 21,3 juta ETH yang di-staking di Beacon Chain Ethereum, naik dari 17 juta ETH sebelum Shanghai upgrade.
Artinya, jumlah ETH yang di-staking, yang mencapai 17,91% dari total pasokan, lebih besar daripada jumlah ETH yang ada di exchange terpusat, yang hanya mencapai 14,8%.
Diduga hal ini terjadi karena para validator sebagian besar memilih untuk tetap melakukan staking demi memperoleh pendapatan pasif berupa rewards, daripada harus melikuidasi aset mereka.
DISCLAIMER : Bukan ajakan membeli! Investasi atau perdagangan aset crypto masih beresiko tinggi. Artikel ini hanya berisi informasi yang relevan mengenai aset kripto tertentu.
