Portalkripto.com — Proposal tata kelola pertama yang diluncurkan dalam Arbitrum Decentralized Autonomous Organization (DAO) memicu amarah komunitas holder ARB. Proposal bernama Arbitrum Improvement Proposal Framework (AIP-1) itu dirilis pada 27 Maret 2023 dan pemungutan suara berakhir pada 3 April 2023.
AIP-1 meminta agar 750 juta token ARB senilai hampir Rp15 triliun bisa diberikan kepada Arbitrum Foundation. Token berjumlah cukup besar tersebut akan digunakan untuk menutupi biaya operasional hingga biaya administrasi di foundation tersebut.
Namun, lebih dari 82% holder ARB memilih suara ‘tidak’, alias tidak menyetujui proposal itu. Mereka tampaknya tak terima Arbitrum Foundation menerima jumlah token yang besar, yang dinilai bisa mempengaruhi proses tata kelola dalam jaringan layer-2 tersebut.

Amarah komunitas ARB semakin memuncak saat Arbitrum mengatakan bahwa AIP-1 bukan bertujuan untuk meminta persetujuan dari komunitas, melainkan hanya untuk pengesahan. Artinya, Arbitrum Foundation sudah membuat keputusan secara sepihak dan 750 juta token akan tetap diberikan meskipun mayoritas komunitas menolaknya.
Parahnya lagi, beberapa token dilaporkan sudah digunakan Arbitrum Foundation untuk membeli stablecoin. Dalam beberapa pekan terakhir, data on-chain menunjukkan ada 50 juta token ARB yang telah dipindahkan.
Menurut Arbitrum, sebanyak 40 juta ARB telah digunakan sebagai pinjaman di pasar keuangan. Sementara 10 juta ARB lainnya telah dicairkan menjadi mata uang fiat untuk biaya operasional.
6/ Regarding the on-chain transfers of 50M $ARB tokens, 40M $ARB tokens have been allocated as a loan to a sophisticated actor in the financial markets space. The remaining 10 million has been converted to fiat and dedicated towards operational costs.
— Arbitrum (💙,🧡) (@arbitrum) April 2, 2023
Arbitrum sendiri mengaku proposal tata kelola pertama ini gagal karena masalah komunikasi. Menurut foundation tersebut, salah satu kesalahan dalam penyusunan AIP-1 adalah tidak menuliskan sejak awal bahwa proposal ini bertujuan untuk meminta ratifikasi, bukan persetujuan.
“Inti dari AIP-1 adalah untuk menginformasikan kepada komunitas, bahwa semua keputusan sudah dibuat sebelumnya,” katanya.
Sebanyak 750 juta token ARB yang diberikan berasal dari token yang terkunci, yang diklaim baru akan dibuka pada Maret 2024. Informasi tokenomics Arbitrum menyebutkan, token tidak terkunci hanya terdiri dari token yang di-airdrop ke komunitas dan token milik DAO.
Arbitrum Foundation Janji Berbenah
Setelah mendapatkan banyak kritik dari komunitas, Arbitrum Foundation menyatakan akan menerima semua masukan dari komunitas. Arbitrum juga akan memecah AIP-1 dalam beberapa segmen.
“AIP-1 terlalu besar dan mencakup terlalu banyak topik. Kami akan mengikuti saran DAO dan memecah AIP menjadi beberapa bagian. Ini akan memungkinkan komunitas untuk berdiskusi dan memberikan suara pada subbagian yang berbeda,” katanya.
Arbitrum mengatakan, dana 750 juta token akan memiliki AIP-nya sendiri. Dalam AIP tersebut akan ditambahkan lebih banyak aturan, salah satunya token yang dipegang oleh Arbitrum Foundation tidak dapat digunakan untuk voting terkait tata kelola jaringan di DAO.
Arbitrum juga akan memberlakukan transparansi agar komunitas mengetahui bagaimana dan untuk apa saja dana tersebut dibelanjakan. Program Special Grants akan diganti menjadi ‘Ecosystem Development Fund’ yang akan memberi manfaat bagi ekosistem Arbitrum.
Menurut data analitik L2Beat, blockchain Arbitrum menguasai 66% pangsa pasar layer-2 Ethereum. Total value locked (TVL) di Arbitrum mencapai $5,81 miliar, mengalahkan TVL Optimism, dYdX, hingga Immutable X.
Popularitas Arbitrum membuat airdrop token ARB menjadi salah satu airdrop yang paling ditunggu. Airdrop ini digelar pada 23 Maret 2023, dengan membagikan 1,1 miliar token ARB kepada total 625.143 wallet.
Namun menurut data CoinMarketCap, harga ARB sudah jatuh hingga 90% sejak airdrop diluncurkan. Dalam 24 jam terakhir, ARB juga merosot hingga lebih dari 5%.
