Portalkripto — Bitcoin (BTC) terjun bebas hingga 8% pada Jumat, 10 Maret 2023, dini hari tadi. BTC bahkan sempat jatuh di bawah $20.000 untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir.
Menurut CoinMarketCap, dalam sepekan ini, harga BTC sudah menurun hingga lebih dari 10%. Kripto terbesar di dunia ini tercatat sempat menyentuh $25.000 pada Februari lalu saat Inskripsi Ordinal meraup popularitas.
Pergerakan harga BTC dalam 24 jam terakhir. (sumber: CoinMarketCap)
Selain Bitcoin, Ether (ETH) juga mengalami pola bearish yang sama. Harga ETH jatuh 8% pada dini hari tadi dan kini diperdagangkan di $1.400.
Dalam sepekan ini harga ETH sudah anjlok hingga 9%. Padahal, pada Februari lalu ETH sempat menyentuh harga $1.700 dalam antisipasinya menyambut upgrade Shanghai.
Pergerakan harga ETH dalam 24 jam terakhir. (sumber: CoinMarketCap)
Joe Biden Naikkan Pajak Listrik Penambang Kripto
Kebijakan baru yang diajukan Presiden AS Joe Biden diduga menjadi salah satu penyebab turunnya pasar kripto hari ini. Dalam proposal usulan anggaran yang disusun Departemen Keuangan AS, Biden menyatakan akan membebankan pajak listrik kepada penambang kripto sebesar 30%.
Penerapan pajak ini diusulkan untuk bisa diterapkan setelah 31 Desember 2023 secara bertahap selama tiga tahun. Tarif awal sebesar 10% per tahun yang kemudian akan mencapai tarif maksimal 30% pada tahun ketiga.
“Setiap perusahaan yang menggunakan sumber daya – yang dimiliki sendiri atau sewa – akan dikenakan pajak cukai yang setara dengan 30% dari biaya listrik yang digunakan dalam penambangan aset digital,” tulis proposal itu.
One of the few surprises in the Biden budget. A proposed excise tax on electricity usage from crypto mining. Phasing in at 10% in year one and climbing to 30%. pic.twitter.com/UPgUdr8CeG
— John Buhl (@jbuhl35) March 9, 2023
Jika usulan ini diketok palu, penambang kripto wajib melaporkan jumlah pemakaian dan jenis daya listrik yang digunakan. Penambang kripto yang memperoleh listrik dari luar jaringan juga akan tetap dikenakan pajak dan akan diminta untuk memperkirakan biaya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik yang digunakan.
Departemen Keuangan AS mengatakan, pajak tinggi dibebankan kepada penambang karena operasi penambangan kripto memiliki dampak yang negatif terhadap lingkungan.
“Pajak cukai atas penggunaan listrik oleh penambang aset digital dapat mengurangi aktivitas penambangan dan mengurangi dampak lingkungan yang berbahaya,” tertulis dalam proposal itu.
Mining Difficulty Bitcoin Kembali Sentuh ATH
Kebijakan pajak Pemerintah AS tentunya semakin membebani para penambang kripto, khususnya Bitcoin. Terlebih, saat ini menambang Bitcoin semakin sulit karena mining difficulty Bitcoin kembali menyentuh ATH di 43 triliun pekan ini.

Artinya, penambang harus mengeluarkan 43 triliun hash untuk bisa menambang block Bitcoin selanjutnya. Mining difficulty adalah tingkat kesulitan yang menghitung berapa hash yang dibutuhkan penambang untuk memproduksi string kriptografi agar bisa menambahkan blok baru ke rantai.
Hash rate penambangan Bitcoin juga ikut naik. Data Bitinfochart menunjukkan hash rate Bitcoin sempat menyentuh 351 EH/s (exahash per detik), yang berimbas pada penurunan profitabilitas penambang.