Kisah Fantom Bertahan Berkat DeFi

Share :

Portalkripto.com — Fantom (FTM) mengalami lonjakan hingga 25% dalam dua hari, setelah pengembangnya, Andre Cronje, mengunggah sebuah tulisan di Medium pada 28 November 2022. Cronje mengungkap, Fantom Foundation saat ini memiliki aset senilai $340 juta dan pendapatan tahunan sekitar $10 juta.

Aset yang dimiliki di antaranya 450 juta token FTM senilai $96,43 juta, stablecoin senilai $100 juta, berbagai aset kripto senilai $100 juta, dan aset non-kripto senilai $50 juta. Cronje memastikan arus kas Fantom Foundation positif.

Pengembang asal Afrika Selatan itu juga menceritakan perjalanan Fantom setelah mendapatkan pendanaan sebesar $40 juta pada 2018. Proyek ini ternyata harus merogoh kocek lebih dari $3 juta untuk biaya listing ke exchange.

Tak hanya itu, Fantom bahkan mengeluarkan uang $500.000 untuk membayar influencer dan sponsor. Banyaknya pengeluaran awal itu membuat dana di kas Fantom hanya tersisa $5 juta.

Akhirnya, pengembang memutuskan tidak akan pernah lagi membayar listing exchange dan sponsorship. Perusahaan kemudian mulai mengurangi pengeluarannya hingga di bawah $500.000 per tahun.

Kisah Fantom Diselamatkan DeFi

Dalam tulisannya, Cronje mengatakan, Fantom mungkin saat ini sudah berhenti beroperasi jika tidak ada decentralized finance (DeFi).

“Jika DeFi tidak ada, kami tidak akan bisa terus beroperasi hari ini. Saya percaya perusahaan lainnya juga merasakan hal yang sama,” ungkapnya.

Pada Februari 2020, saat memiliki sisa aset senilai $4 juta, Fantom mulai masuk ke industri DeFi. Keuntungan yang didapat digunakan untuk membeli kembali token FTM dan meningkatkan pembakaran token.

Fantom terus berkembang dengan membuka layanan yield farming dan layanan DeFi lainnya. Neraca perusahaan setelah itu melesat hingga lebih dari $39 juta.

Pada 2021, Fantom berhasil menaikkan valuasinya menjadi $51 juta dan pendapatan tahunannya menjadi $2 juta. Fantom juga menjual token FTM ke Alameda Research dan Blocktower untuk menambah pendapatannya. Hingga September 2021, valuasinya bertambah hingga $263 juta, di luar kepemilikan token FTM.

Dari berbagai layanan DeFi, Fantom berhasil meraup cuan hingga $10.000.000 per tahun, tidak termasuk keuntungan dari modal.

“Cash flow kami positif. Kami masih berkembang,” ujar Cronje.

Menguasai Token FTM dalam Jumlah Kecil

Cronje mengungkapkan, tidak seperti perusahaan blockchain lain, Fantom Foundation hanya menguasai token FTM dalam jumlah yang kecil. Mayoritas blockchain layer 1 biasanya akan menguasai 50% sampai 80% pasokan token aslinya.

Fantom ternyata hanya memiliki kurang dari 3% FTM saat token itu diluncurkan. Saat ini, kepemilikan token FTM-nya hanya sebesar 14%.

Menurutnya, perusahaan blockchain seharusnya tidak mencari untung. Secara realistis, perusahaan hanya mendapatkan pemasukan dengan cara menjual token.

Sementara untung yang didapat oleh validator merupakan hasil upah kerja mereka yang telah memelihara jaringan. Dan perlu diingat, validator bukan bagian dari perusahaan sehingga rewards validator tidak menjadi bisnis inti Fantom.

Cronje mengatakan pendapatan dari proyek Decentralized App (DApp) juga bukan bisnis inti Fantom. “Decentralized Finance dan pengelolaan keuangan, meski sangat sukses di jaringan Fantom, juga bukan bisnis inti kami,” katanya.

Tak berorientasi pada untung, membuat Fantom fokus menjadi blockchain layer 1 yang paling kuat dan terskalakan. Menurut Cronje, Fantom berencana untuk terus beroperasi setidaknya selama 30 tahun lagi.