Krisis Credit Suisse, Bagaimana Pengaruhnya terhadap Bitcoin?

Share :

Portalkripto.com — Bank raksasa Credit Suisse (CSGN) berada di ambang krisis. Saham CSGN rontok 30% dalam perdagangan di bursa Swiss pada 15 Maret 2023. Penurunan ini membuat Credit Suisse memperpanjang rekor buruk dengan menyentuh titik terendah sepanjang masa alias all time low (ATL) baru.

Penurunan saham terjadi setelah salah satu investor utama mereka, Saudi National Bank (SNB), menyatakan tidak akan menambah portofolio sahamnya di Credit Suisse. SNB yang memiliki 9,88% portofolio saham CSGN mengatakan tidak akan menambah jumlah sahamnya di perusahaan dengan alasan hambatan peraturan.

“Jawabannya sama sekali tidak, karena banyak alasan,” kata Chairman SNB, Ammar Al Khudairy, dikutip dari Bloomberg, “Saya akan mengutip alasan paling sederhana, yaitu peraturan dan undang-undang. Kami sekarang memiliki 9,8% bank – jika kami melampaui 10% semua jenis aturan baru akan diberlakukan, baik oleh regulator kami atau regulator Eropa maupun regulator Swiss,” katanya.

Saham CSGN sempat naik sedikit ke level minus 24% sebelum perdagangan dihentikan. Sementara di bursa Amerika Serikat (AS), saham Credit Suisse ditutup anjlok nyaris 14%.

 

Credit Suisse yang pernah menjadi pemain besar di Wall Street dilanda serangkaian masalah dalam beberapa tahun terakhir. Rangkaian masalah yang menimpa salah satu bank terbesar di Eropa tersebut telah merusak reputasi mereka di mata nasabah dan juga investor.

Pada tahun 2022, Credit Suisse mengalami penarikan dana nasabah sekitar 123 miliar franc Swiss ($133 miliar). Credit Suisse juga mengalami kerugian bersih tahunan hampir 7,3 miliar franc Swiss ($ 7,9 miliar) di tahun tersebut. Angka kerugian itu menjadi yang terbesar sejak krisis keuangan global pada tahun 2008.

Krisis yang dialami Credit Suisse ini sampai membuat bank sentral dan regulator turun tangan. Swiss National Bank (SNB) dan otoritas pasar keuangan Swiss mencoba menenangkan ketakutan investor dengan mengatakan bahwa mereka siap membantu Credit Suisse.

Credit Suisse mengatakan mereka akan meminjam dana hingga 50 miliar franc ($54 miliar) dari bank sentral Swiss untuk menopang kondisi keuangannya.

Krisis yang dialami Credit Suisse ini menambah panjang daftar bank yang bermasalah dalam tentang lebih dari sepekan terakhir. Sebelumnya, dia bank di AS, Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank dinyatakan kolaps dan diambil alih pemerintah.

Parade kegagalan bank tersebut memicu kekhawatiran terhadap fondasi sistem finansial yang ditopang perbankan. Presiden AS, Joe Biden, mencoba meyakinkan publik dengan mengatakan bahwa sistem perbankan negara tersebut “aman”.

“Orang Amerika dapat memiliki keyakinan bahwa sistem perbankan aman. Setoran Anda akan tersedia saat Anda membutuhkannya,” kata Biden.

Pengaruhnya terhadap Bitcoin

Krisis yang dialami Credit Suisse menjadi sinyal makro yang dapat mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin. Namun sejauh ini dampak masalah yang dialami Credit Suisse ini belum memperlihatkan pengaruh signifikan terhadap pasar kripto.

Data CoinMarketCap menunjukkan harga BTC turun 2% dalam 24 jam terakhir setelah sebelumnya sempat pumping hingga kisaran $26.400 pada 14 Maret lalu. Harga Ether (ETH) juga turun 3,5%.

 

Tren yang sama juga diperlihatkan di pasar saham. Sejumlah portofolio indikator, seperti Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 0,87%, S&P 500 (.SPX) turun 0,70%, dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 0,05%.

Saham bank-bank besar AS termasuk JPMorgan (JPM) turun 4,72%, Citigroup (C) turun 5.44%, Goldman Sachs (GS) turun 3%. Bank besar Eropa seperti BNP Paribas (BNP.PA) turun 10% , Barclays (BCS) 8,2%, Deutsche Bank (DB) turun 6,75%.