Krisis Plafon Utang AS, Bagaimana Dampaknya terhadap Bitcoin?

Share :

Portalkripto.com — Pemerintah Amerika Serikat (AS) belakangan ini tengah disibukkan dengan negosiasi plafon utang alias debt ceiling untuk menaikkan batas atas ambang utang negara adidaya tersebut. Pemerintah yang diwakili Partai Demokrat dan oposisi Partai Republik masih bernegosiasi untuk mencari jalan tengah kesepakatan plafon utang.

Kedua belah pihak masih belum menemukan kesepakatan meskipun telah memulai diskusi sejak beberapa pekan lalu. Partai Republik mengajukan syarat pemotongan pengeluaran anggaran pemerintah di beberapa bidang, sementara Demokrat ingin plafon utang dinaikkan tanpa prasyarat. Tarik ulur kepentingan antar kedua partai ini membuat negosiasi belum beranjak ke mana-mana.

Total utang nasional AS telah mencapai ambang batasnya sebesar $31,4 triliun. Pemerintah AS telah mengalami defisit rata-rata hampir $1 triliun setiap tahun sejak 2001. Artinya, AS menghabiskan lebih banyak uang daripada yang diterima dari pajak. Untuk mengatasi gagal bayar, batas plafon utang AS harus dinaikkan.

Keduanya memiliki tenggat waktu hingga 1 Juni untuk mencapai kesepakatan. Bila kesepakatan gagal dicapai, maka ekonomi AS dan global diprediksi akan terdampak kemerosotan parah. Gagal bayar berarti pemerintah AS tidak memenuhi kewajiban bayar utang baik kepada kreditur maupun kontraktor. Kondisi ini pada gilirannya akan membuat perekonomian macet.

Beberapa perkiraan menunjukkan debt ceiling berpotensi menghilangkan lebih dari 8 juta pekerjaan, memicu kenaikan bunga hipotek hingga lebih dari 20 persen, dan memicu kontraksi ekonomi separah yang terjadi selama resesi 2008. Dampak lainnya, pasar saham diperkirakan akan rontok.

Lantas bagaimana dampak debt ceiling terhadap pasar kripto? Founder firma analitik kripto Messari, Dan McArdle, meyakini Bitcoin akan dipilih sebagai jalan keluar dari krisis fiat, terutama setelah melihat Bitcoin bereaksi terhadap kebangkrutan sejumlah bank yang terjadi pada Maret lalu.

Terbuka kemungkinan bahwa investor keuangan tradisional akan melihat Bitcoin sebagai safe haven di tengah krisis, meskipun di sisi lain ada juga kerentanan buat Bitcoin mengingat ia masih dipandang sebagai aset berisiko.

Sebelumnya, kepala penelitian aset digital Standard Chartered, Geoff Kendrick, mengatakan kegagalan utang AS dapat menyebabkan Bitcoin melonjak sekitar $20.000. Lebih jauh, Kendrick juga mengatakan Bitcoin dapat mencapai level harga $100.000 pada akhir tahun 2024.

Survei Markets Live Pulse terbaru dari Bloomberg juga menempatkan emas, treasuri AS dan Bitcoin sebagai tiga aset teratas yang jadi pilihan bila AS gagal menaikkan plafon utangnya.

Lantas, bagaimana bila debt ceiling akhirnya disepakati naik? Data historis menunjukkan lima kenaikan debt ceiling AS terakhir tidak terlalu berdampak signifikan bagi pergerakan harga Bitcoin.

Pergerakan harga paling terasa terjadi pada Mei 2013. Saat itu, harga Bitcoin naik 4,7% setelah pemerintah menaikan batas atas plafon utang ke $16,699 triliun. Kenaikan cukup signifikan juga terjadi pada debt ceiling Oktober 2021 di mana harga Bitcoin naik 3,7%. Sisanya, tiga momen debt ceiling lain diikuti pergerakan harga insignifikan.