DISCLAIMER: Bukan ajakan membeli! Investasi atau perdagangan aset crypto beresiko tinggi. Artikel ini hanya berisi informasi yang relevan mengenai aset kripto tertentu.
Portalkripto.com– Pemegang Bitcoin nampaknya harus lebih bersabar untuk menunggu momen bullish. Sejumlah analis memperkirakan dalam dua tahun ke depan pergerakan harga BTC akan mengalami sideways.
Peter Brandt salah satu trader veteran dalam cuitannya menyoroti sebuah pola historis yang menunjukkan moonshoot Bitcoin akan terjadi di tahun 2024.
Brandt menunjukkan data historis terkait kenaikan Bitcoin di periode sebelumnya. Ia menguraikan bahwa sebelumnya Bitcoin membutuhkan waktu rata-rata 33 bulan atau lebih dari dua tahun untuk naik lebih dari 10x.
“Dua kali terakhir BTC naik 10X atau lebih membutuhkan rata-rata 33 bulan sebelum tahap roket berikutnya dimulai,” jelas Brandt.
The past two times $BTC advanced 10X or more required an average of 33 months before the next stage of the rocket kicked in
If history repeats itself (which I do not believe it will), the next rocket stage will be ignited in May 2024
What do you all think? pic.twitter.com/ONyWQW5Uf8
— Peter Brandt (@PeterLBrandt) April 6, 2022
Di pertengahan tahun 2021 sejumlah analis memprediksi BTC akan mengalami kenaikan yang signifikan di akhir tahun 2021. Termasuk analisa dari begawan Plan B yang menggunakan metode stock-to-flow (S2F). Ia membuat analisis yang memprediksi Bitcoin akan menyentuh harga US$ 450 ribu atau setara dengan Rp 6,5 miliar di akhir tahun 2021.
LIHAT JUGA: Bukan Cryptocurrency, Meta akan Luncurkan Mata Uang Digital Terpusat
Namun, analisa tersebut terpatahkan. Di penutupan tahun 2021, BTC hanya mampu ditutup di harga $ 48 ribu. Bahkan, BTC harus kembali menginjak harga $ 34 ribu di awal Januari 2022.
Melihat pergerakan selama 6 bulan terakhir, analisa Brandt ini nampaknya tidak muluk-muluk. Pergerakan sideways BTC hingga tahun 2024 cukup rasional. Mengingat kondisi ekonomi makro saat ini belum membawa angin positif bagi aset berisiko seperti Bitcoin.
LIHAT JUGA: Analis Plan B: Harga Bitcoin Bisa Sentuh Rp 6,5 Milyar di Akhir Tahun 2021
Salah satu faktornya adalah pengetatan bank sentral akan menekan aset berisiko. Selain itu, periode inflasi yang diprediksi akan semakin tinggi juga berkepanjangan dan suku bunga rendah kian memberikan gambaran suram untuk Bitcoin–setidaknya dalam jangka pendek.
Analisis secara makro ini pun diamini oleh ahli statistik Willy Woo. Ia percaya pergerakan positif Bitcoin akan memakan waktu lebih lama.
“BTC adalah safehaven risk-on. Emas adalah safehaven risk-off. Bitcoin sebagai safehaven teoretis yang belum teruji, tahun ini akan menjadi uji pasar pertama yang tepat untuk itu,” perkiraan ahli statistik Willy Woo pada Februari tentang prospek 2022.
PENULIS: IQBAL LAZUARDI/PORTALKRIPTO.COM