Menakar Kekhawatiran IMF atas Melesatnya Aset Kripto di Negara Berkembang

Share :

Portalkripto.com — International Monetary Fund (IMF) memperingatkan perkembangan pesat perdagangan mata uang kripto di pasar negara berkembang dapat membahayakan sistem keuangan global.

Peringatan tersebut disampaikan IMF dalam laporannya tentang stabilitas keuangan global. Selain membahas soal perkembangan kripto, IMF mengungkapkan dampak perang di Ukraina.

“Dampak dari invasi Rusia ke Ukraina dan sanksi yang diserukan secara global akan menguji ketahanan sistem keuangan dunia, termasuk percepatan kriptoisasi di pasar negara berkembang, eksposur langsung dan tidak langsung dari bank dan nonbank, serta ancamanan dunia siber,” tulis IMF dalam laporannya.

IMF menyoroti peningkatan penggunaan mata uang kripto di pasar negara berkembang sejak awal pandemi. IMF mencatat bahwa volume perdagangan aset kripto terhadap beberapa mata uang pasar berkembang telah melonjak sejak Barat memberikan sanksi kepada Rusia.

Kekhawatiran organisasi internasional yang bergerak di bidang keuangan ini memang sangat beralasan. Pasalnya, berdasarkan data dari chainalysis, perkembangan aset crypto di negara berkembang sangat pesat. Data tersebut menunjukkan bahwa adopsi global telah tumbuh lebih dari 2300% sejak Q3 2019 dan lebih dari 881% pada tahun 2020.

Dari data tersebut, negara dunia ketiga seperti di Afrika, Amerika Latin, dan Asia, mendominasi pengadopsian mata uang kripto secara global.

Aset Crypto untuk Negara Berkembang

Penelitian Chainalysis yang dilakukan tahun 2021, menunjukan bahwa alasan peningkatan adopsi aset crypto di pasar negara berkembang adalah karena mayoritas masayarakat ini mempertahankan nilai tabungan mereka. Masyarakat negara berkembang khawatir nilai tabungan mereka semakin berkurang lantaran faktor devaluasi.

“Banyak pasar negara berkembang menghadapi devaluasi mata uang yang signifikan, mendorong penduduk untuk membeli cryptocurrency di platform P2P untuk menghemat tabungan mereka,” tulis laporan tersebut.

LIHAT JUGA: AS Keluarkan Peringatan tentang Aktivitas Crypto Berbahaya dari Korut

Selain itu, masyoritas masyarakat di negara berkembang pun memilih aset kripto untuk mengirim dan menerima pengiriman uang, dan melakukan transaksi bisnis. Karena, transaksi menggunakan aset kripto lebih mudah terutama untuk transaksi internasional.

Sementara adopsi di Amerika Utara, Eropa Barat, dan Asia Timur selama setahun terakhir sebagian besar didukung oleh investasi institusional. Pada tahun ketika harga cryptocurrency naik secara dramatis, alasan masing-masing wilayah untuk merangkul kelas aset tampaknya telah terbukti menarik.

“adopsi Cryptocurrency telah meroket dalam dua belas bulan terakhir, dan variasi di negara-negara yang berkontribusi terhadap itu menunjukkan bahwa cryptocurrency adalah fenomena yang benar-benar global,” tulis chainalysis.

Tantangan untuk pembuat kebijakan

Atas fenomena tersebut, IMF nampaknya memilki kekhawatiran. Ditambah, saat ini terjadi fenomena penggunaan aset kriptosebagai cara untuk menghindari sanksi. Pada saat bersamaan, teknologi kripto semakin canggih sehingga bisa meningkatkan kerahasiaan transaksi. Hal ini membuat transaksi dapat ditutupi dengan lebih mudah.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan kepada House Financial Services Committee bahwa AS sedang memantau apakah kripto dapat digunakan untuk menghindari sanksi. Meskipun hingga saat ini Departemen Keuangan belum melihat aktivitas semacam itu.

“Kami memantau setiap upaya pengguna kripto yang menghindari sanksi, kami memiliki otoritas yang cukup dan kami tidak akan ragu untuk menggunakannya,” tegas Yellen.

IMF memperingatkan bahwa negara-negara yang terkena sanksi seperti Rusia dapat memanfaatkan penambangan kripto untuk meningkatkan pendapatan kas mereka. Penambangan mata uang kripto seperti Bitcoin memungkinkan sebuah negara untuk memonetisasi sumber daya energi mereka secara langsung di blockchain dan di luar sistem keuangan tempat sanksi diterapkan.

LIHAT JUGA: Kementerian Keuangan Rusia Ajukan Mata Uang Kripto sebagai alat Pembayaran yang Sah

Data IMF menyebutkan, rata-rata bulanan pendapatan penambangan Bitcoin tahun lalu adalah sekitar $1,4 miliar. 11 persen di antaranya dilakukan oleh miners Rusia.

Untuk melindungi sistem keuangan terhadap risiko dari mata uang kripto, IMF merekomendasikan pembuat kebijakan untuk mengembangkan standar global untuk aset kripto. Hal ini penting untuk mengawasi perusahaan fintech dan platform keuangan terdesentralisasi dalam memitigasi risiko mereka.

IMF merekomendasikan pembuat kebijakan untuk mengembangkan peraturan terkoordinasi untuk aset kripto untuk mengelola aliran modal, menciptakan kolaborasi internasional, mengatasi kesenjangan data, dan memanfaatkan teknologi. Regulator juga diimbau membentuk Satuan Tugas Aksi Keuangan untuk menegakkan standar guna melindungi aliran modal gelap.


AZNverse