Portalkripto.com — Jumlah kekayaan CEO MicroStrategy, Michael Saylor, terus menanjak. Menurut CoinGape per Desember 2022, kekayaan bersih intelijen kripto tersebut mencapai US$2,6 miliar atau sekitar Rp34,1 triliun pada saat penulisan.
Kekayaannya itu diperoleh dari 57 hak paten di bidang cyber security, otomasi, dan bisnis intelijennya. Lumbung cuannya semakin dalam dan lebar karena sikap bullish-nya terhadap Bitcoin.
Pada 20 September lalu, Saylor mengumumkan dia membeli lagi Bitcoin sebanyak 301 keping, sehingga jumlah total Bitcoin-nya kini sebanyak 130.000 keping. Bila dikonversi ke rupiah dengan harga sekarang maka nilainya setara Rp36 triliun!
Mendirikan MicroStrategy di Usia 24 Tahun
Pada tahun 1989, di usianya yang baru 24 tahun, Saylor bersama teman sekamar saat kuliah di Massachusetts Institute of Technology (MIT) Sanju K. Bansal mendirikan MicroStrategy. Sebuah perusahaan yang menyediakan layanan intelijen bisnis, perangkat lunak seluler, dan layanan berbasis cloud.
Dua tahun sebelum mendirikan MicroStrategy, Saylor sudah mencurahkan tenaga dan pemikirannya untuk memuat model komputer untuk bisnis titanium dioksida DuPont. Namun dari dalam hati kecilnya, selalu terdengar bisikan untuk memulai bisnisnya sendiri.
Dia lantas membujuk atasannya untuk memberinya kontrak senilai $250.000 untuk meneruskan usahanya membuat model komputer. Bujukan Saylor berhasil meluluhkan hati atasannya. Tak cuma didanai, Saylor juga dipinjamkan ruang kantor di dekat kantor pusat DuPont di Wilmington.
Pada tahun 1992 MicroStrategy mengembangkan versi awal dari produk yang akan menjadi franchise-nya. Perangkat lunak yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk mengekstrak informasi yang berguna dari database kebiasaan pelanggannnya.
Dengan menggunakan perangkat lunak tersebut, McDonald’s berhasil memetakan bahwa cabangnya di Chicago ternyata empat kali lebih banyak menjual Big Mac pada Jumat malam di musim dingin, daripada cabang di Miami dimana pelanggan lebih menyukai sandwich fillet-of-fish.
MicroStrategy juga membantu produk pakaian dalam Victoria’s Secret menemukan fakta bahwa wanita di New York lebih suka membeli bra warna hitam. Sementara wanita yang tinggal di kawasan Midwest, lebih banyak membeli bra dengan ukuran yang lebih besar dari wanita di New York. Hal ini menyebabkan Victoria’s Secret mengubah persediaan bra-nya.
Meskipun tampaknya sepele, tapi data seperti itu terbukti penting bagi perusahaan dan bahkan ketika perusahaan perangkat lunak lain mengembangkan produk mining data yang serupa.
Produk ciptaan Saylor dan Bansal ini berhasil menarik perhatian banyak korporasi raksasa yang masuk daftar Fortune 500.
Di tahun 1994 Saylor dan Bansal memindahkan kantor mereka dan 50 karyawannya dari Wilmington ke Tysons Corner. Perpindahan kantor ini merupakan strategi Saylor untuk memikat para CEO atau pemilik perusahaan masuk ke wilayah Washington yang menurutnya sebagai pusat peradaban utama di AS. Taktiknya berhasil. Pendapatan MicroStrategy antara tahun 1994 dan 1997 berlipat ganda.
Siapapun yang mendengarkan retorika Michael Saylor ketika dia berada di atas panggung atau dalam ruang rapat akan mengakui bahwa pria yang tak pernah merokok ini adalah orang yang sangat cerdas, berambisi, punya etos kerja yang sangat tinggi, dan bisa diajak diskusi banyak hal.
Strategi pemasaran Saylor di akhir 1990-an muncul dari ketidakpuasannya pada produk teknologi back-office. Dia merasa gelisah dengan produknya sendiri, meski saat itu roda bisnisnya sudah berjalan solid.
Apa yang didambakan Saylor bukanlah produk software yang bisa memecahkan banyak masalah. Ada sesuatu yang lebih tinggi baginya untuk MicroStrategy. Dia tidak cuma ingin menjadi penjual perangkat lunak, lebih dari itu dia ingin menjadi pemasok kecerdasan seperti yang dilakukan Bill Gates di Microsoft.
Dalam sejarah komputasi yang dipelajari dengan cermat oleh Saylor, perusahaan yang mendominasi pasar adalah perusahaan yang dapat menutupi produk mereka yang tidak seksi menjadi sesuatu yang akan terjadi selanjutnya.
Ketika internet, database, dan teknologi nirkabel berkembang, informasi menjadi utilitas penting seperti halnya air, dan MicroStrategy ingin menjadi perusahaan yang menyebarkannya ke mana-mana.
Keberhasilan McDonald’s menjual Big Mac-nya dan Victoria’s Secret menyediakan bra yang sesuai kebutuhan hanyalah awal dari sebuah kampanye teknologi besar yang pada akhirnya akan memupus segala ketidaktahuan di bumi ini.
Ketika MicroStrategy melakukan penawaran umum perdana sahamnya di tahun 1998, Saylor dilirik sebelah mata dan mendapatkan sedikit perhatian untuk produk penambangan datanya.
Saat meramaikan lantai bursa, Saylor mempromosikan produk perangkat lunaknya dalam retorika mistik. Di cover belakang dokumen MicroStrategy yang diterbitkan bersamaan dengan IPO, dia menyertakan kutipan tebal dari penulis fiksi ilmiah Arthur C. Clarke. Isi kutipan itu adalah “Any sufficiently advanced technology is indistinguishable from magic.”
Pada saat dibuka, sahamnya dihargai $6 untuk penawaran tanggal 11 Juni 1998. Namun harganya menjadi dua kali lipat pada perdagangan tengah hari.
Di lantai perdagangan Merrill Lynch, Saylor bersorak ketika dia melihat “MSTR”, simbol ticker MicroStrategy, terdaftar di ticker Nasdaq tepat dibawah “MSFT” (Microsoft). Perusahaan yang diidolakan Saylor.
Microstrategy Runtuh dan “Restrukturisasi”
Pada tahun 2000, di puncak kemunculan Internet, nilai saham MicroStrategy Inc yang sudah dua tahun melantai di Nasdaq melonjak tinggi melebihi nilai total perusahaan Saylor sebelumnya, DuPont Co. Saylor juga mengumpulkan lebih banyak kekayaan daripada ayahnya yang sudah 30 tahun menjadi pilot di Angkatan Udara AS.
Tapi kesalahan manajemen, yang tak pernah diakui Saylor, membuat MicroStrategy runtuh dalam waktu singkat.
20 Maret 2000, Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC) mengajukan tuntutan terhadap Michael Saylor dan dua eksekutif MicroStrategy lainnya atas laporan keuangan perusahaan yang tidak akurat selama dua tahun sebelumnya. Di hari yang sama, saham MicroStrategy anjlok 62 persen dari $260 perlembar menjadi $86. Saham MicroStrategy terus melorot di minggu-minggu berikutnya. Pada 13 April, harga sahamnya ditutup $33 per lembar.
Selama penyidikan yang memakan waktu 10 bulan sejak Maret, akhirnya pada Desember 2000, Saylor dan Bansal harus membayar denda sebesar $350.000. SEC juga menyita dana senilai $8,3 juta yang dinilai diperoleh Microstrategy secara ilegal.
Setelah laporan keuangannya di revisi, Saylor yang berusia 35 tahun kehilangan $6 miliar dalam satu hari.
Setelah kasusnya selesai, Saylor kemudian pindah dari Washington ke Miami. Kehancuran MicroStrategy yang ia besarkan selama 11 tahun, justru membuatnya semakin ambisius.
Sedikit demi sedikit dia memulai “restrukturisasi” perusahaannya.
Pada Februari 2009, dia menjual Alarm.com kepada firma modal ventura ABS Capital Partners senilai $27,7 juta. Setahun kemudian, MicroStrategy mulai mengembangkan dan menerapkan perangkat lunak intelijen bisnis untuk platform seluler iPhone dan iPad.
Di tahun 2011, MicroStrategy menawarkan layanan berbasis cloud dan menjual Angel ke Genesys Telecommunications Laboratories seharga $110 juta pada 2013.
Pada Oktober 2014, Saylor terpaksa memangkas jumlah karyawannya sebanyak 20 persen atau 770 pegawai. Atas permintaanya sendiri, dia juga mengurangi gajinya dari $875.000 menjadi $1.
Selama hampir lima tahun, dari Juni 2015 hingga Februari 2020, MicroStrategy melahirkan sejumlah produk baru salah satunya adalah alat analisis HyperIntelligence. Di waktu bersamaan Saylor juga memperbaiki hubungannya dengan regulator, meski SEC selalu memburunya dan Wall Street terus memantaunya.
Tahun 2020 menjadi tonggak awal comeback MicroStrategy.
Saylor si Bitcoin Maximalist
Michael Saylor butuh 20 tahun untuk mengembalikan kekayaannya yang pernah hilang itu dengan mempertaruhkan masa depan perusahaannya pada Bitcoin.
Kecemasannya terhadap inflasi mendorongnya untuk mulai menginvestasikan uang tunainya ke dalam Bitcoin. Arus kas perusahaan pun mulai dialihkan ke bitcoin.
Dia juga mendatangi para banker di Wall Street untuk menjual utang demi mengumpulkan dana untuk membeli bitcoin. Dalam prosesnya, dia dengan berani mengubah Microstratgey yang berjalan lambat menjadi brankas bitcoin.
Pada Agustus 2020, MicroStrategy menginvestasikan $250 juta dalam Bitcoin sebagai aset cadangannya memanfaatkan penurunan pengembalian dari uang tunai, dolar yang melemah, dan faktor ekonomi makro global lainnya. Secara keseluruhan, MicroStrategy telah menghabiskan sekitar $4 miliar untuk pembelian aset digital. Saham MicroStrategy menjadi proksi untuk memegang bitcoin. Harga sahamnya bergerak naik turun sejalan dengan pergerakan bitcoin.
Pada September 2022, melalui cuitannya, Saylor mengumumkan telah membeli 301 Bitcoin dengan harga kurang lebih $19,851 per keping. Per 9 September 2022, MicroStrategy menyatakan memiliki 130.000 keping Bitcoin. Dengan kepemilikan sebesar 0,62% dari Bitcoin yang beredar, MicroStrategy tercatat sebagai salah satu perusahaan pemegang Bitcoin terbesar di dunia.
Bagi Saylor, Bitcoin adalah bank dunia maya yang dijalankan oleh perangkat lunak yang tidak dapat rusak, menawarkan rekening tabungan global, terjangkau, sederhana, dan aman untuk miliaran orang yang tidak memiliki opsi atau keinginan untuk menjalankan dana lindung nilai mereka sendiri.
Keyakinannya pada Bitcoin selalu ia bagikan dalam cuitannya di Twitter. Misalnya dia menyebut “in Bitcoin we Trust” atau “I have never been more bullish on #bitcoin”.
In #Bitcoin We Trust.
— Michael Saylor⚡️ (@saylor) June 13, 2022
Akibat sikap bullishnya itu, Saylor ditahbiskan sebagai Twitter Personality of The Year oleh Bitcoin Magazine pada Oktober silam.
Gagal Jadi Pilot
Michael Saylor lahir di negara bagian Nebraska, tahun 1965. Masa kecil hingga remajanya dihabiskan di sejumlah pangkalan militer Amerika Serikat di berbagai negara mengikuti tugas ayahnya seorang pilot jet tempur. Kehidupan masa kecilnya dalam didikan militer, membuatnya menjadi anak cerdas dan disiplin. Dia terpilih sebagai pembaca pidato di acara perpisahan saat SMA. Peran yang diidam-idamkan pelajar terbaik.
Setelah SMA, Saylor berhasil lolos di perguruan tinggi teknik ternama di AS Massachusetts Institute of Technology (MIT). Berkat otaknya yang encer, Saylor masuk MIT dengan dukungan beasiswa penuh dari Angkatan Udara AS. Dia memperoleh gelar ganda di bidang aeronautika dan astronautika, serta sains, teknologi, dan masyarakat. Di kampus tersebut dia bertemu dengan seorang India kelahiran AS Sanju K. Bansal. Kelak mereka berdua yang mendirikan MicroStrategy.
Selesai kuliah, Saylor merintis karir menjadi pengusaha teknologi. Di sela kesibukannya sebagai pengusaha muda, dia juga merupakan penulis buku laris berjudul The Mobile Wave: How Mobile Intelligence Will Change Everything yang diterbitkan Perseus Book pada 2012.
Sebagai aksi filantropinya dia mendirikan komunitas Saylor Academy dimana anggotanya bisa belajar online berbagai mata pelajaran secara gratis.
Sebenarnya menjadi pengusaha ini bukan pilihan utamanya. Mimpinya adalah menjadi pilot, meneruskan jejak karir ayahnya. Tapi karena dia mengalami gangguan jantung ringan, Saylor kandas mewujudkan impiannya itu.
Tapi seperti takdir, siapa yang biasa menentukan masa depan seseorang. Berkat sikap pantang menyerah dan kecintaannya pada teknologi, bisnis, dan penggunaan simulasi komputer, Saylor menjelma menjadi pengusaha dengan kekayaan yang tajir melintir.
Pada Agustus lalu, MicroStrategy mengumumkan bahwa Michael Saylor mundur dari jabatan CEO dan menempati posisi baru sebagai Executive Chairman yang fokus pada strategi bisnis dan advokasi bitcoin di perusahaannya. Posisinya digantikan Phong Le.