Pertemuan FOMC Pekan Depan, The Fed Dilema

Share :

Portalkripto.com — Bitcoin dan pasar mata uang kripto sekali lagi akan menghadapi minggu yang sangat penting. Pergerakan harga bukan hanya dipengaruhi oleh data makro, tetapi juga oleh krisis perbankan Amerika Serikat yang sedang terjadi dalam sepekan terakhir.

Pada awal pekan lalu prediksi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS The Fed mayoritas di angka 50 basis poin, namun kini situasinya berubah secara dramatis. Pengumuman kenaikan suku bunga akan disampaikan dalam pertemuan FOMC yang digelar 21-22 Maret 2023.

Dalam pidatonya pada Senin, 13 Maret 2023, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan bahwa sistem perbankan Amerika tetap dalam kondisi aman. Hal itu ia sampaikan sebagai respons kekhawatiran pasar atas bailout bank kedua terbesar AS, Silicon Valley Bank (SVB).

“Saya yakinkan bahwa sistem perbankan kita aman, deposit Anda juga aman. Saya tidak akan berhenti di sini. Pemerintah akan melakukan apa pun yang diperlukan di atas semua ini,” kata Biden.

Sebagai akibat dari krisis perbankan ini, ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius, memperkirakan FOMC tidak akan menaikan suku bunga dalam pertemuan sepekan mendatang.

Data FedWatch pada Selasa, 14 Maret, menunjukkan sebanyak 74,5% atau mayoritas memprediksi kenaikan suku bunga 25 basis poin. Sisanya 25,5% memperkirakan tidak akan ada kenaikan. Sementara kenaikan suku bunga 50 basis poin yang sebelum krisis perbankan muncul sempat mencuat 40%, tidak lagi masuk pilihan.

Kondisi sulit ini menjadi dilema bagi The Fed.

Kenaikan suku bunga yang tajam yang diperlukan untuk mengendalikan laju inflasi di tengah krisis perbankan ini justru akan membuat pasar semakin resah. Di sisi lain, tanpa kenaikan suku bunga atau jeda akan menjadi sinyal yang salah bagi pasar secara keseluruhan. Jika ini terbukti benar, ini akan menjadi katalis yang sangat bullish untuk aset berisiko seperti Bitcoin dan kripto. Risiko lainnya, target untuk menembus angka inflasi dibawah 2% semakin jauh.

Data Makro Pekan Ini

Sebelum pertemuan FOMC pekan depan, Biro Statistik Tenaga Kerja AS akan merilis data inflasi terakhir untuk bulan Februari. Poin utama data makro terpenting yaitu indeks harga konsumen (CPI) akan dirilis pada Selasa, 14 Maret, waktu setempat.

Pada bulan Januari, inflasi AS mencapai 6,4% (year-on year) atau di atas perkiraan 6,2% dan meningkat tajam dari yang diperkirakan. Untuk bulan Februari, pakar dan pelaku pasar memperkirakan akan terjadi penurunan ke kisaran 6,0%. Jika ekspektasi analis terkonfirmasi, pasar kripto kemungkinan besar akan melanjutkan relinya.

Sebaliknya, jika CPI berada di atas perkiraan, dolar AS kemungkinan akan menguat lebih lanjut dalam jangka pendek. Apakah ini akan berdampak pada harga Bitcoin dan aset berisiko, masih harus dilihat.

Sehari setelah pengumuman CPI, Pemerintah AS akan menyampaikan Indeks Harga Produsen (PPI) terbaru untuk bulan Februari. Meskipun PPI tidak sepenting CPI, namun perlu untuk dicermati.

Perkiraan angka PPI akan naik sebesar 0,4% (month-to-month). Harga produsen naik sebesar 0,5 poin persentase (m-o-m) di bulan Januari. Jika harga naik seperti yang diharapkan oleh pasar, maka dolar AS kemungkinan akan mendapatkan kekuatan lebih lanjut dan dengan demikian dapat memberikan angin sakal untuk pasar kripto. Sebaliknya jika indeks harga produsen berada di bawah perkiraan, Bitcoin kemungkinan akan naik lebih jauh.

Pada saat artikel dibuat, Bitcoin naik 9,34% dalam 24 jam terakhir.

Pergerakan Bitcoin pada Selasa, 14 Maret 2023. (Sumber CMC)