Ethereum: Rp. 44.655.027 | 24h: 5.05%Bitcoin: Rp. 1.802.931.106 | 24h: 1.84%XRP: Rp. 39.197 | 24h: 4.35%Vertex Protocol: Rp. 67 | 24h: 9.67%Solana: Rp. 2.544.037 | 24h: 3.56%Treasure: Rp. 3.315 | 24h: 20.81%Heroes of Mavia: Rp. 2.660 | 24h: 22.69%Pepe: Rp. 0 | 24h: 9.57%
Lihat Market

Prediksi CPI April 2023 dan Pengaruhnya terhadap Bitcoin

Share :

Portalkripto.com — Data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat bulan Maret 2023 bakal diumumkan pada 10 Mei sekitar pukul 19.30 malam WIB. Data CPI ini akan menjadi katalis makro yang akan turut menentukan pergerakan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya.

CPI sendiri merupakan indikator pokok pengukur inflasi di AS. Bila inflasi naik di atas prediksi, ada kemungkinan bank sentral akan menaikkan suku bunga. Naiknya suku bunga ini akan berdampak negatif untuk Bitcoin dan aset kripto lainnya lantaran instrumen simpanan keuangan di perbankan menjadi lebih menarik bagi investor. Sebaliknya, bila inflasi turun atau ada di bawah prediksi, hal ini akan berdampak positif terhadap Bitcoin lantaran kecil kemungkinan suku bunga akan naik.

Hasil survei The Wall Street Journal menunjukkan CPI April diprediksi akan naik 0,4% secara month to month (mtm), naik dari 0,1% pada bulan Maret. Core inflasi atau inflasi inti–mengecualikan pangan dan energi–juga diprediksi naik 0,4% secara mom, sama dengan kenaikan di bulan sebelumnya.

Secara year on year (yoy), kenaikan CPI April diprediksi mencapai 5%, sama dengan bulan sebelumnya. Sedangkan CPI inti April diperkirakan naik 5,5% secara yoy, lebih kecil 0,1% ketimbang data bulan Maret.

Survei CPI Wall Street Journal (Sumber: MarketScreener)

Hasil polling Reuters memprediksi angka yang persis sama. CPI April diperkirakan tumbuh 0,4% mtm dan 5%, secara yoy. CPI inti juga diproyeksi tumbuh 0,4%  secara mtm dan 5,5% secara tahunan.

Inflasi inti yang tidak memasukkan sektor energi dan pangan diprediksi tumbuh 0,4% (mtm) sama dengan pertumbuhan Maret, dan 5,5% (yoy) sedikit turun dari bulan sebelumnya 5,6% (yoy). Konsensus FactSet juga memprediksi kenaikan inflasi tahunan pada April mencapai 5%.

Jadi Penentu Kebijakan Suku Bunga

Prediksi angka inflasi tahunan yang diperkirakan di 5% akan menandai terhentinya tren penurunan inflasi AS selama sembilan bulan berturut-turut setelah memuncak 9,1% pada Juni 2022. Bila kejadian, hal ini perlu diperhatikan lantaran The Fed sebelumnya mengisyaratkan bahwa mereka kebijakan suku bunga yang dovish belum akan terjadi.

Dalam The Federal Open Market Committee (FOMC) 4 Mei WIB, bos The Fed, Jerome Powell memberi sinyal bahwa Fed pivot nampaknya masih belum akan terjadi. Dia menyatakan bank sentral AS tidak memiliki rencana untuk menurunkan suku bunga hingga akhir 2023 meskipun inflasi sudah mulai mendingin ke 5%. The Fed sendiri memiliki target untuk menekan inflasi hingga 2%.

“Kami di komite berpandangan bahwa inflasi akan turun tapi tidak secepat yang dibayangkan. Itu akan memakan waktu. Dalam kondisi seperti itu, jika ramalan itu secara umum benar, tidak tepat untuk memangkas suku bunga. Kita tidak akan memangkas suku bunga,” ujar dia.

Powell juga sempat menyatakan bahwa The Fed masih berkemungkinan untuk melakukan kebijakan pengetatan moneter dengan kenaikan suku bunga lanjutan, meskipun langkah tersebut dapat memicu resesi.

“Tindakan kebijakan kami di masa depan akan bergantung kepada kondisi. Kami siap untuk berbuat lebih banyak jika pengetatan kebijakan moneter yang lebih besar diperlukan,” kata dia.

Bila level inflasi ada di atas prediksi, hal ini juga dapat menjadi sinyal kebijakan suku bunga yang diyakini analis akan di-pause pada Juni, bisa jadi berbalik arah. Data CME FedWatch Tool per 10 Mei siang menunjukkan probabilitas suku bunga Juni akan di-pause ada di angka hampir 80%.

Goldman Sachs memproyeksi kenaikan suku bunga acuan akan di-pause pada bulan Juni namun mereka tak yakin kenaikan Mei akan jadi pamungkas. Pertengahan April lalu, mereka menaikkan ekspektasi kenaikan suku bunga ke level tertinggi 5,75%. Artinya, mereka melihat bank sentral masih akan mengerek suku bunga 50 hingga 75 bps hingga akhir 2023.

BlackRock dan JPMorgan kompak menyatakan The Fed berpeluang menaikkan suku bunga hingga 6%. Sedangkan poling Bankrate memperlihatkan hampir seperlima ekonom meyakini target suku bunga The Fed ada di kisaran 5,25-5,5%.

Dampak CPI terhadap Bitcoin

Berdasarkan data pengumuman CPI sejak Agustus 2022 hingga Maret 2023, ada korelasi kuat yang antara hasil prediksi CPI dengan pergerakan harga Bitcoin. Bila hasil CPI lebih rendah dari prediksi, harga Bitcoin akan mengalami kenaikan. Sedangkan bila CPI sesuai atau melebihi prediksi, harga Bitcoin dan aset kripto lainnya akan turun.

Terakhir kali CPI Maret diumumkan naik 0,1% mtm dan 5% yoy pada 12 April WIB, Bitcoin sempat naik tipis $400 dari $30.017 ke kisaran $30.438. Level kenaikan inflasi bulanan dan tahunan pada Maret 2023 lebih kecil ketimbang ekspektasi ekonom yang mengharapkan kenaikan tahunan sebesar 5,2% serta kenaikan bulanan sebesar 0,2%, menurut survei Refinitiv.