Pepe: Rp. 0 | 24h: -3.29%Binance Coin: Rp. 10.635.410 | 24h: 1.12%Coq Inu: Rp. 0 | 24h: 1.21%Ripple: Rp. 36.561 | 24h: 4.2%Fwog: Rp. 749 | 24h: 0%Fartcoin: Rp. 18.083 | 24h: 0%Sonic (prev. FTM): Rp. 5.526 | 24h: 3.66%PancakeSwap: Rp. 37.488 | 24h: 0.04%Solana: Rp. 2.459.477 | 24h: -0.11%
Lihat Market

Reli Bullish Bitcoin (BTC) Berlanjut di Tengah Krisis Perbankan

Share :

Portalkripto.com — Reli bullish kenaikan harga Bitcoin (BTC) terus berlanjut di tengah gejolak krisis yang melanda perbankan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Harga BTC sempat melampaui angka $28.000 per 20 Maret 2023.

Reli kenaikan harga ini melanjutkan tren positif yang dicatatkan aset kripto nomor wahid tersebut sejak sepekan belakangan. Sebelumnya, harga BTC juga telah berhasil menembus level psikologis $27.500.

Uptrend BTC ini juga diikuti sejumlah aset kripto major lain. Ether (ETH), XRP, BNB, dan Cardano (ADA) juga sempat melesat lebih dari 5% dalam kurun waktu 24 jam terakhir sebelum kemudian mengalami pembalikkan arah. Secara year to date (YTD) BTC telah naik 65% sejak awal tahun 2023. Sementara ETH, naik  47% secara YTD. Kapitalisasi pasar kripto juga tumbuh 66% sepanjang 2023.

Peningkatan besar-besaran tersebut memicu likuidasi senilai lebih dari $140 juta dalam 24 jam terakhir, seturut data dari Coinglass. Paling banyak, likuidasi dilakukan terhadap BTC senilai $18 juta, dan ETH senilai $7,13 juta.

Kenaikan BTC 65% secara YTD juga jauh melampaui kinerja instrumen saham tradisional seperti S&P 500 yang cuma naik 2,5%, atau Nasdaq yang malah anjlok 15% sepanjang 2023.

Reli bullish yang terlihat di pasar kripto terjadi di tengah gejolak makro yang secara langsung mempengaruhi sektor kripto. Kejatuhan dua bank AS, Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank pekan lalu diikuti kenaikan harga BTC secara perlahan.

The Fed juga diketahui menambahkan aset bersih di neracanya sebesar $297 miliar dalam sepekan terakhir yang ditujukan sebagai dana pinjaman untuk stimulus perbankan AS untuk menghindari krisis perbankan lebih lanjut.

Kasak-kusuk ini turut memicu kekhawatiran bahwa The Fed akan mencetak duit anyar untuk mendanai bailout perbankan, yang pada gilirannya akan menurunkan nilai mata uang terutama dolar AS.

Eks chief technology officer (CTO) Coinbase, Balaji Srinivasan, meyakini krisis perbankan AS akan memicu skenario hiperinflasi. Dia juga sesumbar bertaruh bahwa harga Bitcoin akan menyentuh $1 juta dalam 90 hari lantaran dolar AS akan mengalami depresiasi tajam.

Di Eropa, Credit Suisse mengalami krisis setelah harga sahamnya anjlok 30% akibat salah satu investor utama mereka, Saudi National Bank (SNB), menyatakan tidak akan menambah portofolio sahamnya. Credit Suisse juga mengalami kerugian bersih tahunan hampir 7,3 miliar franc Swiss ($ 7,9 miliar) di tahun 2022. Angka kerugian itu menjadi yang terbesar sejak krisis keuangan global pada tahun 2008.

Belakangan, Credit Suisse dikabarkan bakal diakuisisi oleh UBS Group dengan total dana pengambilalihan senilai $3,25 miliar. Sebelumnya, miliuner kripto Justin Sun juga sempat menawarkan diri untuk membeli Credit Suisse dengan total proposal dana yang dilayangkan sebesar $1,5 miliar.