Sejak Invasi Rusia, Ukraina Dapat Sumbangan $100 Juta dalam Mata Uang Kripto

Sumbangan dalam Bentuk Aset Kripto terus Mengalir ke Ukraina, Total Rp 486 Milyar
Share :

Portalkripto.com — Ukraina mendapatkan sumbangan mata uang kripto dengan jumlah sedikitnya $100 juta sejak Rusia menginvasi pada akhir Februari lalu.

Hal tersebut disampaikan Wakil Perdana Menteri Ukraina yang juga merangkap sebagai Menteri Tranformasi Digital, Mykhailo Fedorov, pada hari Minggu, 17 April 2022.

Lewat cuitannya, dia membagikan foto 200 pelat balistik atau zirah perang yang akan digunakan untuk rompi antipeluru. 200 pelat antipeluru dengan kualitas terbaik tersebut, level 4, dibeli dari hasil sumbangan kripto. Selain untuk zirah perang, sumbangan mata kripto digunakan juga untuk pembelian kendaraan, perlengkapan medis, dan ransum.

“Semakin baik perlengkapannya, semakin cepat Ukraina akan menang,” tulis Fedorov.

Ukraina melakukan penggalangan dana melalui kampanye @_AidForUkraine di Twitter.

LIHAT JUGA: Sumbangan dalam Bentuk Aset Kripto terus Mengalir ke Ukraina, Total Rp 486 Milyar

Per 16 April 2022, kampanye tersebut menjadi penggalangan dana terbesar kelima di Ukraina. Teknologi blockchain yang mendukung @_AidForUkraine antara lain TRONDAO, ethereum, solana, Polkadot, NEARProtocol, hedera, FTX_Official, dan belasan blockchain lainnya.

Puluhan juta dolar dengan cepat membanjiri militer Ukraina yang berasal dari sumbangan individu, hibah kripto, penjualan NFT, dan DAO.

LIHAT JUGA: Platform DeFi WonderFi Akuisisi Coinberry Senilai $38 Juta

Tidak jelas berapa banyak jumlah total mata uang crypto yang telah disumbangkan untuk Ukraina.

Sebuah perusahaan analitik blockchain, Elliptic, berhenti menghitung sumbangan itu pada angka $63,8 juta. Namun menurut laporan Financial Times, jumlahnya lebih dari $100 juta.

Di satu sisi, Ukraina merasa terbantu dengan sumbangan mata uang kripto itu. Tapi di sisi lain memunculkan kekhawatiran baru, yaitu Rusia juga dapat melakukan hal yang sama.

Namun menurut Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, sejauh ini pihaknya belum melihat hal tersebut. Sebagai langkah antisipasi, Uni Eropa mengeluarkan larangan layanan aset kripto bernilai tinggi ke Rusia.