Sejarah All-time High Bitcoin 2009-2022

Share :

Portalkripto.com — Sejak pertama kali diperkenalkan pada 2009, Bitcoin telah mengalami pergerakan harga yang sangat volatil. Harga Bitcoin bisa naik dan turun hingga 15% atau lebih hanya dalam beberapa jam.

Volatilitas telah menjadi ciri khas seluruh mata uang kripto, kecuali stablecoin yang berpasak dengan mata uang fiat atau aset keuangan lainnya. Sepanjang sejarah, Bitcoin tercatat telah lima kali mengalami siklus bear and bull.

Masih terlalu dini untuk membandingkan pasar kripto yang baru berusia 13 tahun dengan pasar saham yang telah berusia lebih dari 200 tahun. Namun, menarik untuk disimak bagaimana Bitcoin yang telah beberapa kali crash, bisa kembali bangkit dan menyentuh titik tertinggi sepanjang masa atau all-time High (ATH) baru.

Juni 2011: Bitcoin capai ATH di $32

Saat pseudonym Satoshi Nakamoto merilis Bitcoin dan whitepaper-nya yang berisi cara kerja dari kripto itu, harga BTC masih $0. Lonjakan pertama Bitcoin terjadi pada Juli 2010 ke level $0,09.

Bitcoin menyentuh harga $1 hampir setahun kemudian, pada April 2011. Kripto ini mengalami bull run pertama dengan kenaikan hingga 3.000% dan berhasil mencapai ATH pertama di $32 pada Juni 2011.

Sayangnya, harga itu tak bertahan lama. Insiden peretasan exchange kripto Mt.Gox menekan harga BTC hingga $0.01. Pada 2012 juga tidak ada kenaikan harga yang berarti, Bitcoin cenderung sideways di $13-$14.

November 2013: Bitcoin capai ATH di $1.000

Pada 2013, Bitcoin kembali bull run dengan melesat cepat ke $100 pada April. Kenaikan ini membuat para pakar teknologi dan keuangan di forum online Reddit geleng-geleng. Mereka bertanya-tanya mengapa aset baru yang notabene berbeda ini bisa memiliki nilai.

Tahun 2013 menandai awal dari masifnya angka pertambahan kripto baru. Sedikitnya ada 50 kripto hingga akhir tahun ini, salah satunya adalah Dogecoin.

Tak heran, pada November 2013, Bitcoin kembali menyentuh ATH pada $1.000. Akan tetapi, nilainya setelah itu terus anjlok hingga 2016.

Pada rentang waktu 2014-2016, tak ada pergerakan ekstrem dari harga Bitcoin. Dalam periode ini, industri kripto banyak terguncang, mulai dari adanya larangan transaksi kripto dari Cina hingga peretasan 840.000 BTC dari Mt.Gox.

Desember 2017: Bitcoin capai ATH di $20.000

Bull run ketiga terjadi pada 2017, saat Bitcoin berhasil melonjak hingga 2.000% ke $20.000 pada Desember. Dalam periode ini, terjadi ledakan initial coin offering (ICO) dan hampir semua mata uang kripto mengalami kenaikan harga signifikan.

Di tahun ini juga exchange kripto mulai menjamur. Salah satunya bahkan telah menjadi yang terbesar di dunia dengan volume perdagangan $12 miliar per hari, yakni Binance.

Dalam siklus ini, setelah menyentuh $20.000, Bitcoin jatuh ke $3.200 setahun kemudian dan terus sideways hingga 2020.

April 2021: Bitcoin capai ATH di $64.000

Adopsi kripto dan blockchain yang cepat dan masif pada 2021, membuat harga Bitcoin melesat tinggi. Bitcoin bahkan mencapai ATH hingga dua kali.

ATH pertama dicapai pada April 2021 ke level $64.000. Untuk pertama kalinya, pasar kripto berhasil melewati kapitalisasi pasar $1 triliun.

Nilainya kemudian terjun bebas ke $30.000 hanya dalam tiga bulan. Bear market ini disebabkan oleh isu yang berkembang di media mengenai pertambangan Bitcoin yang disebut tidak sesuai standar Environmental, Social, and Governance (ESG).

November 2021: Bitcoin capai ATH di $69.000

Titik tertinggi sepanjang masa yang terakhir dicapai Bitcoin terjadi pada November 2021. Saat itu, BTC diperdagangkan di harga $69.000 dan kapitalisasi pasar kripto mencapai $3 triliun.

Sepanjang tahun ini, ekosistem kripto dan teknologi blockchain semakin berkembang. Nonfungible token (NFT), GameFi, dan metaverse meraih popularitas tinggi dan berhasil menarik banyak newbie di dunia kripto.

Meski demikian, euforia 2021 tak terbawa ke 2022. Dimulai dari peretasan besar-besaran Ronin bridge dari game Axie Infinity senilai $650 juta pada Januari 2022, nilai Bitcoin terus turun.

Pasar kripto sejak itu juga terus mengalami guncangan. Peretasan platform decentralized finance (DeFi) merajalela hingga mencatatkan kerugian lebih dari $2 miliar di sepanjang tahun.

Dua insiden besar juga terjadi pada tahun ini, yakni ambruknya ekosistem Terra pada Mei dan bangkrutnya exchange kripto terbesar kedua di dunia, FTX, pada November, yang memberikan efek domino ke perusahaan lain. Lebih parah lagi, NFT, GameFi, dan metaverse ikut lesu.

ATH Bitcoin Selanjutnya

Meski pasar kripto menghadapi bear market cukup parah, tetapi Bitcoin diyakini akan kembali bangkit setelah mencapai bottom. Dalam sebuah studi yang dirilis Deutsche Bank pada Mei, ditemukan sekitar seperempat investor Bitcoin percaya harga Bitcoin akan lebih dari $110.000 dalam lima tahun.

Pada Juli lalu, pendiri exchange kripto ZBX, Jimmy Zhao, juga mengaku yakin pasar akan kembali bullish. Ia memprediksi harga ATH Bitcoin selanjutnya ada di level $100.000.

Investor bitcoin dan pendiri perusahaan media Token Metrics Ian Balina ikut memprediksi bitcoin bisa mencapai $100,000-$150,000. Namun ia belum bisa diperkirakan waktunya.

Lembaga-lembaga keuangan besar AS juga membuat prediksi sendiri. JPMorgan memprediksi bitcoin dalam jangka panjang mencapai $146.000 dan Bloomberg memperkirakan aset itu bisa menyentuh $400.000.

Namun, semua perkiraan itu dibuat sebelum kejatuhan FTX. Jika saat ini Bitcoin belum mencapai bottom, kemungkinan ATH baru Bitcoin akan tercapai lebih lama lagi.

DISCLAIMER : Bukan ajakan membeli! Investasi atau perdagangan aset crypto masih beresiko tinggi. Artikel ini hanya berisi informasi yang relevan mengenai aset kripto tertentu.