Portalkripto.com — Membuat keputusan investasi bukan perkara mudah, terlebih jika berkaitan dengan aset kripto. Investor biasanya perlu melakukan riset mendalam, termasuk mendengarkan rekomendasi dari berbagai sumber.
Namun, studi yang dilakukan oleh Center of Economics and Law Studies (CELIOS) pada pertengahan 2022 lalu mengungkapkan, investor ritel di Indonesia ternyata lebih mendengarkan nasihat keuangan dari influencer sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Influencer keuangan (financial influencer) di media sosial bahkan dianggap sebagai sumber informasi yang lebih bisa dipercaya daripada konsultan keuangan dan sumber-sumber lainnya seperti media massa, forum diskusi, hingga video YouTube.

Fakta ini sejalan dengan hasil studi CELIOS lainnya yang mengungkapkan bahwa mayoritas investor mencari informasi melalui media sosial. Tak heran jumlah influencer yang mempromosikan investasi terus menjamur.

Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan, regulasi perdagangan kripto di Indonesia setelah Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) disahkan, seharusnya juga mengatur soal promosi, termasuk dari financial influencer.
Menurutnya, promosi kripto harus lebih transparan, tidak misleading, dan adil. Banyaknya financial influencer yang berpotensi menyesatkan investor dinilai perlu diatur lebih teknis dalam regulasi.
“Ini menjadi salah satu celah hukum yang harus diperketat. Bagaimana influencer menawarkan aset kripto, harus transparan. Bilang kalau dia di-endorse atau dia mendapatkan promosi dari issuer atau exchanger aset kripto,” ujar Bhima dalam webinar Perlindungan Konsumen Aset Kripto pada UU PPSK, Senin, 27 Februari 2023.
Pemerintah juga diharapkan dapat merangkul para influencer untuk untuk menyebarkan edukasi alih-alih mempromosikan aset kripto tertentu. Konten yang dibuat juga seharusnya sesuai dengan regulasi.
“Fin-influencer dapat dibina untuk membantu investor ritel dalam memberikan analisis kinerja aset yang telah ada (past-performances), atau memberikan opini mengenai estimasi arah pergerakan aset ke depan (futureperformances),” kata Celios dalam studinya.
Lebih lanjut, Celios juga merekomendasikan pemerintah untuk memfasilitasi pada financial influencer untuk mendapatkan sertifikasi keuangan agar mengetahui rambu/batasan dari konten keuangan yang disampaikan.
Belajar dari Kasus Indra Kenz
Terlalu percaya terhadap influencer bisa berakhir di meja hijau, seperti dalam kasus afiliator Binomo Indra Kenz atau Indra Kesuma. Meski ia berhasil dijebloskan ke jeruji besi, namun nasib dari uang yang digelontorkan para investor masih mengambang.
Perlukah kita mempercayai influencer? Ada banyak influencer yang memberikan tips keuangan yang valid karena memang benar-benar memiliki latar belakang di bidang itu, namun ada pula yang justru menjerumuskan.
Menurut vestedfinance, hal pertama yang perlu diperhatikan saat kita mengikuti seorang financial influencer adalah dengan mengetahui latar belakangnya. Jangan tertipu dengan follower yang banyak atau tersilaukan dengan kekayaan yang di tampilkan di media sosial.
Meski Anda pikir benar, jangan ikuti semua perkataan influencer. Setiap instrumen investasi memerlukan riset yang mungkin akan memakan waktu yang panjang dan melelahkan. Namun, hal tersebut lebih baik daripada harus kehilangan uang karena tertipu.
DISCLAIMER : Bukan ajakan membeli! Investasi atau perdagangan aset crypto masih beresiko tinggi. Artikel ini hanya berisi informasi yang relevan mengenai aset kripto tertentu.