Teka-teki Dompet Kripto Bernilai Jutaan Dollar di Proyek Token Indra Kenz

Share :

Terdapat jejak transaksi mencurigkan dari alamat wallet bernilai jutaan dollar yang sebelumnya memompa harga token BotX pada 17 Maret 2022. Proyek token yang dinahkodai oleh tersangka kasus penipuan binary option Binomo, Indra Kenz ini, tiba-tiba naik ratusan persen dalam hitungan menit. Laporan ini hasil kolaborasi antara portalkripto bersama Tirto.id.

Portalkripto.com- Group Telegram BotXcoin Indonesia tiba-tiba riuh, pada 17 Maret 2022 malam. Jika sebelumnya aktivitas group tersebut sepi seiring dengan semakin melesunya harga token BotX, hari itu tiba-tiba ramai. Beberapa anggota group merasa heran, karena dalam beberapa menit saja harga token tersebut melesat lebih dari 300%. 

Kenaikan harga yang cukup mengagetkan tersebut terjadi ​​tepat pukul 21:54, 17 Maret 2022. Kenaikan tersebut dipicu oleh sebuah transaksi jumbo yang memompa BotX dari harga Rp. 3,012  ke Rp. 16,850. Kenaikan ini terjadi kurang dari 30 menit saja.

Kok bisa ngepump (naik) 300 persen ya? Ada yang beli gede kali ya,” celetuk salah satu anggota grup botXcoin Indonesia, 17 Maret, pukul 22.42. Chat tersebut langsung direspon oleh anggota lain yang juga merasa heran.

Rasa heran menyeruak di sebagian member group Telegram BotX bukan tanpa alasan. Kenaikan harga tersebut terjadi setelah CEO BotX yakni Indra Kesuma alias Indra Kenz telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus peniupan binary option Binomo. Indra ditahan oleh Bareskrim Mabes Polri pada Jumat, 25 Februari 2022.

Selain itu, harga token tersebut sudah lama melemah sejak November 2021. Berdasarkan chart di Indodax, BotX sempat mencetak harga tertingginya di level Rp 48,857 pada 8 November 2021. Namun, sejak menyentuh all time high harga token terus melemah, hingga akhirnya menyentuh harga terendahnya di level Rp 2,500. 

Harga dari token yang bersarang di jaringan Ethereum tersebut pun terus menurun setalah pompa besar-besaran tanggal 17 Maret silam. Saat laporan ini ditulis, 28 April 2022 pukul 10.00, harganya anjlok di level Rp 1.400, harga terendah sepanjang token ini listing di bursa.

BotX merupakan aset kripto yang dinahkodai oleh tersangka kasus penipuan binary option Binomo, Indra Kesuma alias Indra Kenz. Di proyek tersebut ia menjabat sebagai co-founder sekaligus CEO. Token ini mulai dicetak sekitar tahun 2018. BotX hingga saat ini diperjualbelikan di sejumlah bursa terpusat, diantaranya: Indodax (Indonesia), Latoken (Estonia), dan Vindax (Vietnam).

CEO Indodax, Oscar Darmawan, saat ditemui oleh Tirto dan PortalKripto pada 11 April 2022, mengatakan kemungkinan kenaikan harga token bisa dikarenakan adanya aksi bandar atau investor yang memasukkan uang atau membeli dalam jumlah besar. Hal tersebut pun berlaku pada kenaikan harga token di BotX pada 17-18 Maret 2022.

“Ya, mungkin saja. Misal ada yang beli dalam jumlah besar. Mungkin ada arah ke situ. Dari rupiah, tokennya dibeli, kan? Sangat bisa,” kata dia.

Oscar mengatakan, kenaikan harga token merupakan hal yang lumrah terjadi. Kenaikan ini bisa dipicu oleh faktor lain, di antaranya: permintaan yang besar oleh komunitas kripto tertentu karena ada program atau pengembangan yang dapat menambah kegunaan dari token tersebut. “Itu akan menciptakan demand,” kata dia.

Namun, yang terjadi pada BotX saat harganya melambung dalam rentang waktu 17-18 Maret 2022, tidak terdapat event atau peristiwa fundamental yang dapat memicu pasar tertarik untuk membeli. 

Terlebih sejak 26 Februari 2022, akun Twitter BotX (@botxofficial) sudah tidak aktif. Alih-alih mengumukan rencana pengembangan proyek atau mempertebal fundamental, akun tersebut sama sekali tidak menunjukan adanya aktivitas apapun.

Token BotX sendiri salah satunya memiliki keguanaan untuk mendukung platform yang dikembangkan memfasilitasi aktivitas copy trade. Namun, platform tersebut hingga saat ini belum rampung juga. Copy trade merupakan salah satu layanan di dunia trading yang secara otomatis menyalin posisi trading yang dilakukan trader yang lebih ahli atau dalam beberapa platform menggunakan bot. 

Berdasarkan penelusuran Portalkripto dan Tirto, BotX dibentuk berdasarkan lingkar persekawanan. Salah dua pendiri BotX, Randi Setiadi dan Agusman Surya, sama-sama kuliah di Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta tahun 1991. 

Di luar BotX, Randi saat ini menjadi Direktur PT Sinar Karuna Dharani (Yosu), anak perusahaan kosmetik Tje Fuk Kosmetik. Sedangkan Agusman adalah petinggi PT Kinarya Coal Energi, korporasi batu bara, sejak April 2012.

Contoh lainnya ada Erwin Zhang, Denny Sutomo, dan Jemmy Hasjem. Ketiganya sama-sama lulusan di Universitas Mikroskil Medan dan juga sama-sama mendiri perusahaan rintisan bernama Springkraf.

Lingkaran tersebut lalu membuat perusahaan bernama PT ​​BOTX Technology Indonesia yang menjadi induk dari token BotX. Di dalam whitepaper BotX tim yang diperkenalkan terdapat 11 orang, lima di antaranya merupakan penasihat.

Potong Tumpeng setelah Pumping

Portalkripto dan Tirto menemukan kejanggalan dari aktivitas transaksi di token tersebut sebelum dan setelah harga token tersebut pumping lebih dari 300% pada 17 Maret 2022. 

Terdapat transaksi sebanyak kurang lebih 75 kali yang ditarik dari BotX ke satu wallet berlamat: 0xeE61F5fB0dB81d3A09392375Ee96f723C0620E07. 

Berdasrakan penelusuran di situs pelacakan blockchain explorer.bitquery.io, 75 kali penarikan tersebut dilakukan dalam satu waktu. Transaksi itu tercatat dilakukan pada tanggal 17 dan 18 Maret 2022, bertepatan saat harga BotX naik. 

Total nilai dari penarikan tersebut mencapai 36,737 BOTX atau setara dengan Rp 270 juta (dalam kurs harga BotX di Rp 7360). Artinya apabila saat BotX berada di harga tertingginya pada 17 Maret (Rp 16,834) nilai penarikan setara dengan Rp 618 juta.

https://ethplorer.io/address/0xef19f4e48830093ce5bc8b3ff7f903a0ae3e9fa1#ready

Maka dari itu, alamat wallet tersebut menjadi penerima transaksi paling banyak di token BotX dalam periode pumping tersebut. Berdasarkan situs explorer.bitquery.io, alamat wallet tersebut tercatat telah mengirim 39,764 BOTX atau setara dengan Rp 294 juta (dalam kurs harga BotX di Rp 7360).

LIHAT JUGA: Project Token Indra Kenz Tiba-tiba Naik Ratusan Persen, Ada Apa?

Meski alur penerimaan dan pengiriman aset BotX di wallet tersebut terbilang jumbo, namun alamat tersebut tidak termasuk jajaran holder atau pemegang teratas token tersebut. Kepemilkan mayoritas dalam setiap token bisa dilacak melalui platform blockchain eksplore, dalam kasus ini menggunakan etherscan.io.

Alamat dompet tersebut tercatat menyimpan saldo sebanyak $5,516,684 (21 Maret 2022) yang dibagi ke dalam ratusan aset kripto dan NFT.

Dari alamat wallet tersebut, ditemukan ada dua wallet yang saling berkaitan. Kedua wallet tersebut beralamat 0x00343217b01188388c0e3242278231ace35e1b61 dan 0x3c02290922a3618a4646e3bbca65853ea45fe7c6. Masing-masing wallet tersebut pada tanggal 21 Maret 2022 menyimpan aset senilai $ 3,6 juta dan $ 8,4 juta.

 

Dari ketiga wallet itu, total saldo keseluruhan sebanyak $ 16 juta atau sekitar Rp 230 milyar (pada 21 Maret 2022). 

Sumber Portalkripto yang merupakan developer blockchain yang juga ikut melacak transaksi wallet tersebut menyebutkan pola transaksi dari ketiga alamat wallet tersebut menimbulkan kecurigaan. Menurutnya, ketiga wallet tersebut memiliki kesamaan aktifitas, yakni sama-sama memegang tiga aset kripto yang sama, diantaranya BOTX ada AVINOC dan SPH koin. Selain itu, ketiga wallet itu sama-sama melakuan transaksi jumbo saat harga BotX meroket. Dan, antara wallet 1 dan wallet kerap saling bertransaksi.

Sumber ini pun mengatakan, dari ketiga wallet tersebut langsung merecah asetnya dengan memindahkan ke wallet-wallet kecil, setelah periode pumping token BotX.

“Akun-akun (wallet) lain itu tidak melakukan transaksi lagi setelahnya, beberapa cash out ke 4 exchanger berbeda dan semuanya exchanger luar negri. Bahkan akun-akun kecil di level ke 3 beberapa transfer balik lagi ke akun-akun masuk di level 2,” ujar pria yang enggan disebutkan namanya ini kepada Portalkripto dan Tirto. 

Ia menambahkan, dari ketiga wallet tersebut, sumber inflow atau aset masuk paling banyak dari bursa Latoken dan Indodax. Latoken merupakan bursa kripto terpusat yang berbasis di Estonia. Sedangkan, Indodax bursa kripto berbasis di Indonesia.

“Akun 1 dan 2 itu sumber (inflow) nya dari exchanger namanya LAToken. Sementara akun 3 itu inflow-nya dari exchanger Indodax,” katanya. 

Berdasarkan penelusuran Portalkripto dan Tirto menggunakan blockchain explore bitquery.io, wallet 1 dan 2 terbilang aktif dalam bertransaksi, bahkan sampai saat ini. Namun, dari sekian banyak transaksi, kedua alamat wallet tersebut pada periode Februari-Maret 2022 terbilang banyak melakukan transaksi dalam jumlah yang besar. 

Salah satunya, pada wallet 3 (0x3c02290922a3618a4646e3bbca65853ea45fe7c6), terdapat aset masuk dalam jumlah besar berbentuk aset kripto ETH sebanyak 40 koin. JIka dirupiahkan, dengan kurs ETH saat ini (Rp 42 juta), nilainya mencapai Rp 1,7 milyar. Transaksi tersebut dikirim dari Indodax ke wallet tersebut pada periode 1 Februari-31 Maret 2022.

Selain itu, di periode yang sama, terdapat pemasukan dalam bentuk stablecoin USDT dan USDC dengan jumlah yang besar lagi. Seperti diketahui stablecoin merupakan aset kripto yang nilainya stabil, mengikuti pergerakan harga Dollar. Biasanya orang yang membeli atau memegang stablecoin digunakan untuk mengamankan aset atau untuk menukarkan dengan mata uang fiat (konvensional).

Pada periode 1 Februari 31 Maret 2022 terdapat pemasukan dalam bentuk USDT ke wallet tersebut senilai $ 234 juta dari 9 alamat wallet yang berbeda-beda. Aset kripto tersebut lalu direcah ke beberapa wallet lain, yang diantaranya singgah ke wallet bursa Binance dan Huobi. 

Transaksi yang sampai di Binance dari wallet tersebut senilai $ 43,9 juta. Sedangkan, yang sempat mendarat di Huobi masing-masing senilai $9 juta dan $ juta. Jika, ditelusuri menggunakan tingkat kedalaman yang lebih dalam, setelah singgah di Binance dan Huobi, aset tersebut terus mengalir ke sejumlah alamat. 

Lantas, milik siapa wallet bernilai jutaan dollar tersebut? 

Berdasarkan, riwayat transaksi, wallet tersebut terpantau mulai aktif di bulan Mei 2018. Saat itu, pada periode bulan Maret terdapat transaksi mata uang kripto ETH sebanyak 14,9 ETH yang berasal dari Indodax. 

Jika, dirunut tahun 2018 merupakan tahun dimulainya proyek BotX yang diakui oleh Indra Kenz saat meluncurkan BotX untuk pertama kalinya ke publik, pada 4 Juli 2021.  

Portalkripto dan Tirto telah mencoba meminta konfirmasi ke dua orang petinggi BotX, Randi Setiadi dan Denny Sutomo, soal adanya dugaan permainan bandar yang bikin harga BotX naik pada tanggal 17 Maret lalu. Namun, pesan WhatsApp yang kami kirimkan tak berbalas, hanya meninggalkan dua centang biru saja.

Analisis dan penelusuran alamat wallet ini didasarkan pada hasil pelacakan di situs penjelajahan blockchain yang sifatnya terbuka. Karena, setiap aktivitas transaksi yang menggunakan blockchain bisa dipantau oleh siapapun. Hanya saja, transaksi atau aktivitas tersebut bersifat anonim alias tidak diketahui siapa pemiliknya. 

Salah satu pihak yang bisa melacak dan menganalisis pemilik wallet adalah bursa yang tersentralisasi atau CEX, seperti Indodax, Binance, dll. Di sejumlah negara, salah satunya Indonesia, hukum mewajibkan setiap bursa yang terdaftar untuk menerapkan aturan know your customer (KYC). Sehingga, siapapun yang membuat akun di bursa dipastikan akan diminta data pribadinya seperti KTP, nomor telepon, dan email. 

Tirto dan PortalKripto sempat menanyakan soal keterbukaan informasi pemilik tiga wallet tersebut ke Oscar. Namun, ia berdalih hanya akan memberi informasi kepemilikan kepada penegak hukum. “Bisa tapi harus penegak hukum, ya,” katanya. []