Teka-teki Raibnya $477 Juta Aset Pelanggan FTX

Share :

Portalkripto.com — Kripto senilai $477 juta yang keluar dari exchange FTX pada 11 November 2022, masih menjadi tanda tanya. Aset itu raib di hari yang sama dengan diajukannya kebangkrutan Bab 11 UU Kepailitan AS oleh FTX ke pengadilan distrik Delaware.

Di hari yang sama pula, penasihat umum FTX US Ryne Miller mengumumkan, FTX tengah memindahkan aset yang tersisa di platformnya ke cold storage untuk meminimalisir kerugian.

Namun, ia menyatakan, keluarnya aset $477 juta dari exchange bukan transfer yang resmi dilakukan oleh FTX sehingga komunitas kripto berspekulasi bahwa FTX telah diretas.

Pada Jumat, 18 November 2022, FTX membuat pernyataan mencengangkan, yang mengatakan bahwa aset yang dikira dicuri peretas itu ternyata ditransfer ke wallet digital milik pemerintah Kepulauan Bahama dan ditahan dalam FireBlocks.

“Ada bukti kuat bahwa Pemerintah Kepulauan Bahama memberikan instruksi untuk melakukan akses tidak sah ke dalam sistem debitur dan mendapatkan aset digital debitur,” ujar FTX, Jumat, 18 November 2022, dikutip Decrypt.

Komisi Sekuritas Kepulauan Bahama membenarkan hal ini. Menurut komisi tersebut, tindakan tersebut dilakukan untuk melindungi kepentingan klien dan kreditur di bawah yurisdiksinya.

“Komisi Sekuritas Kepulauan Bahama, dalam menjalankan kekuasaannya sebagai regulator yang bertindak di bawah wewenang Mahkamah Agung Kepulauan Bahama, mengambil tindakan untuk memindahkan semua aset digital FTX Digital Market Ltd ke wallet digital yang dikendalikan oleh komisi,” kata lembaga itu dalam pernyataan resminya.

Elliptic melaporkan, token senilai $477 juta itu terdiri atas $278 juta token ETH, $106 juta SOL, $89 juta BSC, dan $4 juta AVAX. Seluruh aset itu disebut telah dikonversi ke ETH.

Dalam utasnya di Twitter, Founder Nusantara Chain, Robin Syihab, mengatakan, jika klaim Bahama benar, maka Pemerintah Kepulauan Bahama yang memiliki alamat wallet 0x59ABf3837Fa962d6853b4Cc0a19513AA031fd32b (0x59) menjadi pemegang ETH terbesar ke-35 di dunia.

 

Aset Dicairkan dan Guncang Harga ETH

Pada Minggu, 20 November 2022, perusahaan analisis blockchain Chainalysis mengungkapkan bahwa tidak seluruh dana yang dikuras dari FTX ditransfer ke wallet milik Pemerintah Kepulauan Bahama. Sebagian dana itu ternyata memang benar-benar dicuri oleh peretas.

Chainalysis juga mengeluarkan imbauan agar setiap exchange bersiap untuk membekukan aset curian ini sebelum pemegangnya mencairkannya menjadi uang fiat.

Menurut data Lookonchain, pada hari Minggu kemarin, peretas FTX telah memindahkan 50.000 ETH ke alamat wallet baru 0x866e dan mengkonversi 30.990 ETH menjadi 2197,5 renBTC. Setelah mengkonversi ETH ke renBTC, dana kemudian di-swap menjadi BTC menggunakan Ren Protocol.

Komunitas kripto di Twitter dengan akun kamikaz_ETH mengungkap data on-chain yang menunjukkan peretas telah melakukan dump 25.000 ETH curian itu. Sebanyak 200.000 ETH masih tersisa di walletnya dan diperkirakan membutuhkan waktu beberapa hari untuk mencairkan seluruhnya.

Dumping ETH itu telah menggoyang harga ETH hingga anjlok 8,2% dalam 24 jam terakhir. Kini ETH diperdagangkan di $1,116, terendah sejak 11 Oktober lalu.

Harga ETH anjlok dalam 24 jam terakhir. (sumber: CoinMarketCap)

Dalam pernyataan resminya, FTX meminta seluruh exchange kripto untuk membantu mengamankan dana curian itu dengan membekukannya agar peretas tidak bisa melakukan pencarian.

Siapa peretas ini? Exchange kripto Kraken sebelumnya mengklaim telah mendapatkan identitas sang peretas. Namun sampai saat ini belum ada pengungkapan ke publik yang membuat publik bertanya-tanya apakah benar pendiri FTX, Sam Bankman-Fried, berada di balik semua ini.