Tertipu Teman Kencan di Tinder Rp100 Miliar, Perempuan Ini Gugat Binance

Share :

Portalkripto.com — Seorang perempuan di Texas nekat mengajukan gugatan terhadap exchange kripto Binance lantaran tertipu pria di aplikasi kencan Tinder. Perempuan bernama Divya Gadasalli ini mengaku rugi hingga lebih dari Rp100 miliar.

Penipuan terhadap Gadasalli berawal dari pertemuannya dengan seorang pria di Tinder, yang mengaku bernama Jerry Bulasa. Bulasa diduga pura-pura mau menjadi kekasih Gadasalli demi melancarkan aksi scam.

Selama berkencan, Bulasa disebut terus meyakinkan Gadasalli agar mau berinvestasi dengan iming-iming keuntungan besar. Gadasalli jatuh dalam jebakan, sampai akhirnya mentransfer dana hingga jutaan dolar.

Setelah pria tersebut kabur dan membawa uangnya, ia melaporkan kasus ‘pig butchering scam’ yang dialaminya ke pihak berwenang pada Maret 2022. Gadasalli tak hanya mengugat Bulasa, tetapi juga Binance Holdings Ltd, TD Bank, Abacus Federal Savings Bank, dan exchange Poloniex.

Ia bersikeras Binance terlibat dalam aksi scam yang dialaminya karena exchange tersebut menyediakan layanan pertukaran kepada pelaku. Gadasalli juga menyebut Binance dan Binance US adalah entitas yang sama karena para pelanggannya sama-sama menggunakan virtual private networks (VPN) untuk mengakses.

Dokumen gugatan Gadasalli. (sumber: assets.bwbx.io)

Ditolak Hakim

Dalam sidang 22 Mei 2023, hakim distrik Amerika Serikat (AS) Amos Mazzant menyatakan, tidak ada bukti bahwa Binance Holdings Ltd. ikut membantu memuluskan scam dalam kasus Gadasalli. Terlebih, Binance dan Binance US telah dilarang beroperasi di Texas.

“Penggugat tidak dapat menunjukkan satu fakta pun tentang bagaimana Binance terlibat dalam kasus ini dan tidak dapat menunjukkan bagaimana pengadilan memiliki yurisdiksi atas perusahaan tersebut,” katanya.

Ternyata laporan Gadasalli terhadap Binance hanya berdasarkan asumsi bahwa Bulasa mencuri uangnya untuk dibelikan mata uang kripto dengan menggunakan Binance.

“Berdasarkan fakta dugaan, uang yang diduga dicuri akan dikonversi menjadi mata uang kripto menggunakan Binance, tetapi tidak ada indikasi bahwa Texas terlibat dalam transaksi tersebut,” ungkapnya.

Kasus ini berakhir dengan keputusan hakim yang ‘memenangkan’ Binance. Meski demikian, Binance telah beberapa kali dibidik regulator AS karena diduga menjadi wadah bagi pencucian uang para pelaku kriminal.

Pada Agustus 2021, Binance mengakhiri kebijakan yang memungkinkan pengguna membuka akun hanya dengan alamat email. Hal ini karena pelaku kejahatan mulai dari pengedar narkoba Rusia hingga peretas Korea Utara telah mengeksploitasi fitur tersebut untuk memindahkan uang secara anonim melalui Binance.

Apa itu Pig Butchering Scam?

Pig butchering scam dikenal juga dengan istilah romance scam. Penipuan ini menggabungkan modus investasi, hubungan asmara, dan kripto.

Istilah pig butchering berasal dari frasa Cina ‘Shaz Hu Pan’ yang artinya penyembelihan babi. Korban yang diperas hartanya diibaratkan sebagai hewan babi yang disembelih.

Pelaku biasanya akan berkeliaran dengan identitas palsu di aplikasi kencan, aplikasi perpesanan, atau media sosial lainnya. Tujuan utamanya adalah menjerat korban dengan menjadi teman kencannya.

Setelah pelaku mendapatkan korban, mereka akan membangun kepercayaan, yang bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan, tergantung pada korbannya.

Pelaku kemudian akan mendorong korban untuk berinvestasi dengan jaminan pertambahan hasil berkali-kali lipat. Jika korban terbuai, pelaku akan melarikan diri dengan membawa uang korban.

Pig butchering scam bisa dihindari dengan meningkatkan kewaspadaan. Sebagai orang awam, sebaiknya kita tidak begitu saja percaya pada investasi yang memberikan janji imbal hasil yang besar.

DISCLAIMER : Bukan ajakan membeli! Investasi atau perdagangan aset crypto masih beresiko tinggi. Artikel ini hanya berisi informasi yang relevan mengenai aset kripto tertentu.