Portalkripto.com — Dengan memperhatikan lonjakan pertumbuhan pekerjaan dan inflasi terkini, Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell, menyatakan kemungkinan akan menaikkan suku bunga utama lebih tinggi dari yang diperkirakan. Dia juga menyiratkan kenaikan suku bunga yang lebih besar setelah dalam beberapa bulan terakhir melambat.
Hal itu ia sampaikan kepada Kongres pada Selasa, 7 Maret 2023 waktu setempat.
“Seperti yang saya sebutkan, data ekonomi terkini ternyata lebih kuat dari yang diperkirakan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya,” jelas Powell kepada komite perbankan Senat.
Dia menambahkan, jika keseluruhan data menunjukkan terjadi pengetatan yang lebih cepat, maka pihaknya siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga.
Begitu tingkat suku bunga puncak tercapai, The Fed kemungkinan akan mempertahankan sikap kebijakan moneter yang ketat untuk beberapa waktu. Hal ini bisa berarti bahwa penurunan suku bunga tidak mungkin dilakukan di tahun ini jika ekonomi melemah seperti yang diharapkan.
“Meskipun inflasi telah moderat dalam beberapa bulan terakhir, tapi upaya untuk menurunkan inflasi menjadi 2% masih jauh dari yang diharapkan,” kata Powell.
Pidato Powell ini menguatkan pendapat salah satu anggota komite FOMC, Esther George yang menjabat Presiden Bank Sentral Kansas City. Dia menyatakan kenaikan suku bunga harus tetap tinggi hingga 2024 untuk meredam inflasi.
“Saya telah menaikkan perkiraan (kenaikan suku bunga) saya lebih dari 5%,” katanya dalam sebuah wawancara di televisi CNBC.
“Saya akan mempertahankan perkiraan saya, sampai mendapatkan sinyal bahwa inflasi benar-benar mulai turun kembali ke sasaran 2%,” lanjutnya.
Inflasi tahunan AS saat ini berada di angka 6,5% turun dari 7% di tahun sebelumnya. Di tahun 2022, tingkat inflasi AS menyentuh 9,1% pada Juni atau tertinggi dalam empat dasa warsa terakhir.
Dalam proyeksi yang disampaikan pada Desember 2022, The Fed menyatakan suku bunga di tahun 2023 diperkirakan akan naik hingga 5,1%. Dengan suku bunga terkini 4,25%-4,50%, hal itu berarti The Fed akan menaikkan lagi suku bunganya lebih dari 50 basis poin sepanjang tahun 2023.
Para pejabat tinggi Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed yang tergabung dalam The Federal Open Market Committee (FOMC) akan menggelar delapan kali meeting sepanjang 2023.
Delapan meeting tersebut digelar pada 31 Januari-1 Februari, 21-22 Maret, 2-3 Mei, 13-14 Juni, 25-26 Juli, 19-20 September, 31 Oktober-1 November, dan 12-13 Desember.
Dikritik Demokrat
Beberapa waktu lalu, Powell mendapatkan kritik pedas dari komite Demokrat yang mengatakan suku bunga yang lebih tinggi bukan penyebab utama untuk mengatasi laju inflasi. Malahan akan menyebabkan jutaan warga AS kehilangan pekerjaan, dengan kemungkinan resesi.
Senator Elizabeth Warren mengatakan laju inflasi terutama disebabkan oleh masalah pasokan, perang di Ukraina dan keserakahan perusahaan, daripada lonjakan permintaan konsumen dan bisnis yang sebenarnya dapat dikurangi oleh The Fed dengan biaya pinjaman yang lebih tinggi.
Namun dia mencatat bahwa sebagai akibat dari kenaikan suku bunga, Fed memperkirakan tingkat pengangguran naik dari 3,4%, terendah dalam 54 tahun, menjadi 4,6% pada akhir tahun. Itu artinya pasar tenaga kerja AS bisa kehilangan 2 juta pekerjaan. Warren menjelaskan, berdasarkan pengalaman sebelumnya, efek riak dari pemotongan 2 juta itu kemungkinan akan menyebabkan 1,5 juta PHK.
Namun faktanya tahun lalu, angka pertumbuhan kerja, belanja konsumen, dan inflasi semuanya melambat, memberikan bukti bahwa kenaikan suku bunga Fed yang agresif secara historis berhasil meredakan kenaikan harga konsumen.
Para pejabat The Fed menaikkan tingkat dana federal sebesar 4,5 poin persentase tahun lalu, kenaikan paling tajam sejak awal 1980-an.
Sebagai response, Bank sentral mengurangi besarnya kenaikan suku bunga menjadi setengah poin di bulan Desember dan seperempat poin di bulan Februari setelah empat kali berturut-turut tiga perempat poin.