Portalkripto.com-Penurunan harga Bitcoin (BTC) pekan ini membuat pasar cryptocurrency berantakan. Sejak tanggal 10 Mei hingga 19 Mei 2021, sebesar 49%. Hal ini membuat sebagian besar coin/token altcoin terdampak.
Namun, pada perdagangan tanggal 20-21 Mei 2019 BTC mencoba untuk pullback dengan menyentuh harga US$ 40 ribu setelah menginjak harga terdalamnya di US$ 37 ribu. Sejumlah altcoin pun sudah mulai pullback, seperti Dogecoin dan Binance Coin (BNB).
Secara fundamental ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan harga BTC secara ekstrim ini. Berikut rangkuman peristiwa yang mempengaruhi kejatuhan pasar crypto minggu ini.
LIHAT JUGA: Menilik Bitcoin Secara Teknikal, Bagaimana Pergerakan Selanjutnya?
Cuitan Elon Musk
Salah satu faktor yang berpengaruh adalah cuitan Elon Musk pada pekan lalu. Dalam cuitannya, CEO Tesla ini mengisyaratkan dirinya akan berfokus meningkatkan efisiensi transaksi dengan DOGE dan menangguhkan pembelian Tesla menggunakan Bitcoin.
Meski begitu, banyak spekulasi yang bermunculan bahwa Elon Musk bersama Tesla yang notabene mereka adalah salah satu investor besar pada Bitcoin melakukan aksi jual atau take profit sehingga menyebabkan harga BTC anjlok.
Namun, hal tersebut dibantah oleh Elon Musk melalui akun Twitter nya. Elon menegaskan bahwa dirinya dan Tesla belum menjual aset BTC mereka.
Isu tersebut menjadi perhatian untuk beberapa big holder BTC lainnya, seperti Michael J. Saylor selaku co-founder dari perusahaan MicroStrategy yang membuat pernyataan bahwa dia bersama MicroStrategy belum menjual aset Bitcoin mereka.
Pernyataan dari dua tokoh dunia tersebut mendapat respon yang variatif dari kalangan dunia cryptocurrency, ada yang menanggapi secara positif dan negatif.
Untuk yang menanggapi secara positif, beranggapan bahwa dengan adanya pernyataan dari dua tokoh tersebut membuat tingkat kepercayaan dunia akan pergerakan harga BTC akan kembali Bullish. Kalangan ini juga percaya BTC akan menyentuh angka $100,000, sehingga kembali memunculkan minat untuk kembali membeli Bitcoin, setelah massive selling beberapa waktu lalu.
Untuk yang menanggapi secara negatif, dengan adanya pernyataan dari dua tokoh tersebut, malah meningkatkan ketakutan para BTC Holder lainnya.
Karena mereka berpikiran bahwa dengan adanya pernyataan dari dua tokoh tersebut belum melakukan aksi ambil untung atau take profit dengan menjual aset BTC mereka, harga BTC sudah turun begitu dalam. Apa yang terjadi apabila para holder BTC yang besar seperti mereka melakukan aksi ambil untung dengan menjual aset Bitcoin nya.
LIHAT JUGA: Prediksi Pergerakan Harga Bitcoin, Ethereum, dan Link; Serok atau Hold?
Sikap Asosiasi Perdagangan China soal Pelarangan Crypto
Saat pasar berada di tren bearish, sebuah kabar dari China malah menambah daya goncang.
Muncul berita bahwa asosiasi perdagangan China melarang aktivitas perdagangan cryptocurrency, hal tersebut serentak direspon oleh penurunan pergerakan harga BTC.
Asosiasi perdagangan China telah menyepakati anjuran terkait pelarangan lembaga keuangan dan perusahaan di negaranya menyediakan layanan transaksi menggunakan mata uang kripto (cryptocurrency).
Anjuran yang disepakati oleh tiga asosiasi di bawah People’s Bank of China yakni: Asosiasi Keuangan Internet Nasional, Asosiasi Perbankan, dan Asosiasi Pembayaran dan Kliring China, ini diumumkan pada Selasa, 18 Mei 2021.
Dikutip dari Reuters, regulasi tersebut menyasar lembaga semacam bank, saluran pembayaran online, dan sebagainya. Lembaga tersebut dilarang menawarkan produk cryptocurrency kepada para penggunanya, baik dalam bentuk perdagangan, kliring, maupun pembayaran.
“Baru-baru ini, harga mata uang kripto telah meroket dan anjlok, dan perdagangan spekulatif mata uang kripto telah pulih, secara serius melanggar keamanan properti orang dan mengganggu tatanan ekonomi dan keuangan normal,” bunyi pernyataan bersama tersebut dikutip dari Reuters.
Panic Selling Trader Baru
Tren penurunan ini pun tak bisa dilepaskan dari sebuah fenomena adanya aksi panic selling yang dilakukan oleh trader baru.
Riset mingguan Glassnode, The Week On-chain (Week 20, 2021), mengungkapkan bahwa dalam periode perdagangan bulan ini tercatat adanya panic selling yang mayoritas dilakukan oleh trader jangka pendek yang baru masuk pasar crypto.
“Secara on-chain, kita dapat mengamati percabangan reaksi yang menonjol, salah satunya dengan adanya pelaku pasar yang baru panik menjual dan menyadari kerugiannya,” tulis laporan tersebut.
Hal tersebut mengindikasikan pemegang jangka pendek saat ini cukup mempengaruhi harga BTC. Dengan jumlah koin yang dipegang sebanyak seperempat dari total suplai artinya pasar BTC masih sangat rentan dengan terpaan isu yang sensitif.
Namun, di sisi lain, fenomena ini menjadi kesempatan bagi pemegang jangka panjang dan investor untuk membeli dengan harga yang murah. “Pemegang jangka panjang tampaknya membeli penurunan dan mengumpulkan koin yang lebih murah,” ujar laporan tersebut.
Disclaimer:
Perdagangan atau investasi digital asset atau mata uang kripto (Bitcoin, Ethereum, dll) merupakan aktivitas beresiko tinggi. Sebelum memutuskan untuk mulai berinvestasi ketahui dulu resikonya. Perdagangan Digital Asset sebaiknya dilakukan pada platform exchange yang terdaftar di Bappebti.
Kami tidak memaksa Anda untuk membeli atau menjual aset digital ini, sebagai investasi, atau aksi mencari keuntungan. Pahami dulu lebih dalam sebelum memutuskan berinvestasi mata uang kripto.
Semua informasi di Portalkripto bukan bersifat financial advisor. Kami hanya mengiformasikan keadaan pasar atau keadaan ekonomi dan situasi global yang berkaitan dengan mata uang kripto beserta ekosistemnya.