Portalkripto.com — Dominasi Tether (USDT) di pasar stablecoin melonjak usai dua stablecoin saingannya, BUSD dan USDC, dirundung masalah dalam beberapa pekan terakhir. Menurut platform analitik on-chain Glassnode, USDT mengukuhkan posisinya sebagai stablecoin terbesar di dunia dengan dominasi yang mencapai 57,8%.
Dalam laporan on-chain terbaru berjudul Three Fallen Banks, Glassnode mengungkapkan, pangsa pasar USD Coin (USDC) berada jauh di bawah USDT, yakni di kisaran 30%-33%. USDC diketahui sempat mengalami depegging usai Silicon Valley Bank (SVB) kolaps.
Binance USD (BUSD) juga mengalami penurunan pasokan cukup drastis setelah Paxos menghentikan penerbitan stablecoin tersebut. Dominasi BUSD sebagai stablecoin terbesar ketiga di dunia anjlok dari 16,6% pada November 2022 menjadi 6,8% saat ini.

Menurut CoinMarketCap, kapitalisasi pasar USDT yang mencapai $73,3 miliar juga berada jauh di atas kapitalisasi pasar USDC yang hanya $39,4 miliar. Kapitalisasi pasar BUSD juga terus menyusut dan kini tersisa $8,3 miliar.
USDT Diperdagangkan di Harga Premium
Pekan ini stablecoin mengalami volatilitas yang cukup tinggi untuk pertama kalinya sejak keruntuhan ekosistem Terra. Penyebab utamanya adalah ditutupnya SVB, bank pemberi pinjaman startup AS, oleh regulator perbankan California pada Sabtu, 11 Maret 2023.
Investor khawatir cadangan uang tunai USDC sebesar $3,3 miliar yang disimpan di SVB ikut lenyap bersama dengan runtuhnya bank tersebut. Kekhawatiran ini membuat stablecoin terbitan Circle itu mengalami depegging hingga ke $0,88.
Depegging tidak hanya dialami USDC, stablecoin lain seperti GUSD milik Gemini dan USDP milik Paxos juga diperdagangkan di bawah $1. DAI bahkan ikut terjun ke harga $0,89.
Namun, di saat harga USDC dan stablecoin lain tak sesuai pasaknya, USDT justru diperdagangkan di harga premium, atau di atas $1. Menurut Glassnode, USDT mencapai harga $1,01 hingga $1,03.
“Ironisnya, Tether mungkin telah dilihat sebagai tempat berlindung yang aman di tengah kekhawatiran akan bencana yang terus meluas, yang bersumber dari sektor perbankan AS yang diatur secara ketat,” kata Glassnode.

Glassnode juga mengungkapkan, dalam beberapa bulan terakhir ini, arus masuk (inflow) USDT dan USDC ke exchange cukup besar, mencapai $1,8 miliar hingga $2,3 miliar per bulan. Sebaliknya, karena sudah dihentikan penerbitannya, BUSD justru mengalami arus keluar (outflow) yang tinggi, mencapai $6,8 miliar per bulan.
“Kemungkinan besar saat ini sedang terjadi ‘stablecoin switching,” tulis Glassnode.

DISCLAIMER : Bukan ajakan membeli! Investasi atau perdagangan aset crypto masih beresiko tinggi. Artikel ini hanya berisi informasi yang relevan mengenai aset kripto tertentu.