Portalkripto.com — Komunitas Solana berdebat tentang kemungkinan hard fork jaringan blockchain Layer 1 (L1) tersebut setelah token Solana (SOL) dicap sebagai sekuritas oleh Securities and Exchange Commission (SEC).
Salah satu pemantik perdebatan tersebut adalah poling yang digalang di Twitter setelah SEC menggugat Binance dan Coinbase lantaran menerbitkan sekuritas tak terdaftar. SOL masuk ke dalam daftar token yang dicap sekuritas dari total 19 token.
Hasilnya menunjukkan 39% peserta poling menyetujui wacana tersebut, sedangkan sisanya menolak dengan pilihan berbeda. Poling juga berlanjut ihwal nama jaringan. Solami dipilih jadi yang terbanyak.
OK hear me out. It's time to fork $SOL. SEC dissapears, FTX bankruptcy can dump on themselves. $BTC and $ETH both did it.
cc @SOLBigBrain
Your reaction?
— Caps² (@capsjpeg) June 10, 2023
Usulan hard fork ini tidak ditanggapi serius oleh developer Solana. Auditor kode Solana, Matías Kudelski, mengatakan Solana Foundation maupun komunitas mereka di Discord tidak mempertimbangkan kemungkinan hard fork tersebut.
“Saya mengerjakan proyek terbesar Solana, dengan lebih dari 10 pengembang, dan tidak ada yang membahas [hard fork],” kata Kudelski, dikutip dari Decrypt.
Sebelumnya, CEO Helius Labs–infrastruktur berbasis Solana, Mert Mumtaz, juga menyuarakan penolakan. Mumtaz mengklaim bahwa tidak ada validator atau developer Solana yang mendukung ide hard fork tersebut.
“Tidak ada validator tunggal (atau developer) yang mendukung garpu atau bahkan membicarakannya,” tuturnya.
Dia juga menambahkan rencana hard fork tidak ada hubungannya dengan gugatan SEC, melainkan lebih didorong oleh motivasi untuk melepaskan keterkaitan SOL dengan Alameda Research.
Berdasarkan data firma analitik Delphi Digital mencatat Alameda masih memiliki token yang terkunci sebesar 8,2% dari total pasokan SOL. Dikhawatirkan, Alameda akan langsung melikuidasi token SOL mereka setelah memasuki proses unlock pada 2025.