Walikota Miami Gelar Karpet Merah untuk Eks Penambang Bitcoin China 

Share :

Portalkripto.com– Walikota Miami, negara bagian Amerika Serikat, Francis Suarez membuka akses wilayahnya kepada para penambang Bitcoin yang “terusir” dari China paska penutupan sejumlah mining pool BTC di negara tirai bambu tersebut.

“Datanglah ke Miami,” ujar Suarez saat wawancara dengan CNBC, 17 Juni 2021.

Selain memberi akses kepada para penambang, Suarez pun akan menjanjikan pasokan energi tenaga nuklir yang murah dan hampir tak terbatas.

“Fakta bahwa kami memiliki tenaga nuklir berarti itu adalah tenaga yang sangat murah,” kata Suarez kepada CNBC pekan kemarin. “Kami memahami betapa pentingnya penambang ingin mendapatkan harga kilowatt tertentu per jam. Jadi kami bekerja dengan mereka untuk itu.”

Sejumlah mining pool atau area penambang Bitcoin di China ditutup oleh pemerintah. Salah satu mining pool terbesar yang berada di Provinsi Sichuan pada 20 Juni kemarin sudah tidak beroperasi lagi. Hal ini membuat sebagian besar penambang BTC di China mulai mencari tempat baru.

Selama ini para penambang Bitcoin di China memanfaatkan tenaga air dan nuklir. China telah lama  menjadi negara “penggerak” ekosistem mata uang kripto global dalam hal penambangan. China menampung sekitar 75% dari kapasitas penambangan Bitcoin dunia—atau hashrate. 

LIHAT JUGA:  Ethereum (ETH) Berada di Buy Area, Take Profit di Harga Berapa?

Para penambang memilih China sebagai pusat penambangan karena dilatari oleh berbagai hal, diantaranya di negara tersebut rantai pasokan teknologinya sudah mapan dan biaya listrik yang sangat murah. Sehingga, membuat para penambang Bitcoin di seluruh dunia terkonsentrasi di negara tersebut. 

Namun, Miami pun berjanji akan memberikan biaya listrik yang murah kepada para penambang. Di Miami tarif harga listrik per kilowatt-jam (kWh) senilai 10,7 sen. 

Harga tersebut lebih rendah dari rata-rata nasional 13,3 sen. Pemerintah AS berpikir bahwa energi nuklir adalah sumber energi yang paling dapat diandalkan dengan margin yang besar, serta salah satu yang paling ramah lingkungan.

“Kami mengerti betapa pentingnya ini…penambang ingin mendapatkan harga kilowatt tertentu per jam. Jadi kami sedang bekerja dengan mereka untuk itu,” kata Suarez kepada CNBC. 

Selain itu, Suarez pun akan mempertimbangkan insentif lain, seperti membuat zona perusahaan khusus untuk penambangan kripto. Zona perusahaan adalah area di mana konsesi pajak, insentif infrastruktur, dan peraturan yang diperkecil ditawarkan kepada perusahaan, dengan harapan jeda ini akan mendorong investasi dan menciptakan lapangan kerja. 

LIHAT JUGA: Bitcoin dan BNB Koreksi Lagi, Berikut Teknikal Analisa Jika Ingin “Buy The Dip” 

Miami tidak sendirian dalam ambisinya untuk menarik perhatian para penambang bitcoin. “Ada permintaan di Amerika Utara … jadi pertanyaannya adalah kapasitas,” kata Alyse Killeen, pendiri dan mitra pengelola perusahaan ventura yang berfokus pada bitcoin, Stillmark. 

Terkait infrastruktur fisik dan kapasitas, walikota optimistis bisa memenuhi kebutuhan penambang.  “Kami adalah salah satu kota pertama di dunia yang memiliki data center, dan mining hub sangat mirip dengan data center,” katanya.

Tetapi bahkan Suarez mengakui bahwa banyak yang harus terjadi terlebih dahulu.  “Membangun fasilitas penambangan mirip dengan membangun pusat data. Itu bukan sesuatu yang terjadi dalam semalam,” kata Suarez kepada CNBC. 

Karpet merah yang diberikan sang walikota ini semakin menggenapkan Miami sebagai lota dengan julukan “City of Bitcoin”. Suarez selama ini rajin mengiklankan Miami sebagai Kota Bitcoin. Dia pun mengunggah whitepaper Bitcoin ke situs web kotanya.