Portalkritpo.com — Akibat sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat, warga Kuba semakin banyak yang menggunakan mata uang kripto sebagai investasi dan opsi melakukan transaksi.
Dikutip dari NBC, kini lebih dari 100.000-an warga Kuba menggunakan aset digital. Jumlah tersebut diyakini akan semakin banyak seiring dengan jaringan internet yang menjangkau pelosok Kuba.
Seorang pemilik kafe, Nelson Rodriguez, yang menerima Bitcoin dan Ethereum untuk pembayaran mengatakan dia percaya dengan filsafat kripto yang kerap dikaitkan dengan pasar bebas, hak milik, tanpa batas, dan resistensi sensor.
Kuba dipimpin oleh Partai Komunis dan warga negaranya tidak dapat menggunakan kartu debit dan kredit yang diterima secara internasional karena sanksi AS. Sejumlah alat pembayaran internasional seperti Paypal, Revolut, dan Zelle dilarang di wilayah tersebut.
Tapi dengan adanya kripto, sanksi AS tersebut tidak berlaku.
Seperti yang dijelaskan Rodriguez, mata uang digital berarti bahwa penyedia layanan pembayaran tidak lagi diperlukan untuk perdagangan, sehingga larangan mereka dapat diabaikan.
Jelajahi Artikel Lain: LUNA Terperosok Dalam di Tengah Kekhawatiran Deppeging UST
Bulan ini, Bank Sentral Kuba dan lembaga terkait sedang mempersiapkan regulasi untuk mengeluarkan lisensi bagi penyedia layanan aset virtual. Delapan bulan silam, Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel, sudah mendalami soal legalisasi cryptocurrency untuk pembayaran.
Pemerintah Kuba semakin intens membangun fondasi untuk industri kripto yang dinilai sebagai terobosan mengatasi sanksi AS.
Seorang ekonom dari University College London, Dr. Emily Morris, menyatakan tidak heran bila semakin banyak warga Kuba yang yang beralih ke kripto. “Jika bisa transaksi langsung antara dua pihak yang tidak harus melalui bank, maka itu akan menarik,” ujarnya.
Meskipun demikian, industri kritpo di Kuba menghadapi tantang yang berat.
Chainalysis menyatakan transaksi menggunakan kritpo seperti yang dilakukan pemilik cafe Rodriguez mungkin masih bisa dilakukan, namun tidak bagi pemerintah Kuba. Sejak AS memberikan sanksi kepada Rusia pada Februari lalu, negara Paman Sam itu semakin gencar memantau lalu lintas kripto yang digunakan untuk menghindari sanksi.
Jelajahi Artikel Lain: Republik Afrika Tengah Terima Bitcoin sebagai Mata Uang Legal
Hal itu diperkuat oleh pernyataan CEO Binance Changpeng Zhao. Dia mengatakan kripto sangat mudah ditelusuri dan pemerintah di seluruh dunia semakin pandai melacaknya.