Portalkripto.com — CEO Coinbase Brian Armstrong menyatakan perusahaannya siap menghadapi Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) yang mengajukan gugatan pada 6 Juni 2023. Armstrong bahkan mengaku percaya diri bahwa ia dan timnya bisa melawan gugatan SEC.
Dalam sebuah pernyataan yang ditulis di Twitter, Armstrong menyebut, gugatan SEC terhadap Coinbase hanya fokus pada masalah klasifikasi sekuritas. Padahal, menurutnya, Pemerintah AS sendiri masih kesulitan untuk menentukan klasifikasi kripto.
“SEC dan CFTC (Commodity Futures Trading Commission) saja telah membuat pernyataan yang bertentangan,” katanya.
Regarding the SEC complaint against us today, we're proud to represent the industry in court to finally get some clarity around crypto rules.
Remember:
1. The SEC reviewed our business and allowed us to become a public company in 2021.
2. There is no path to "come in and…— Brian Armstrong 🛡️ (@brian_armstrong) June 6, 2023
Tak peduli digugat, Armstrong justru berharap proses pengadilan bisa membuka jalan bagi exchange kripto AS untuk akhirnya mendapatkan kejelasan regulasi. Ia bahkan menyindir SEC dengan memuji Kongres AS yang telah meloloskan undang-undang kripto.
Gugatan SEC
SEC menyebut Coinbase tidak pernah terdaftar sebagai exchange sekuritas, lembaga kliring, atau broker di AS. Lembaga tersebut juga mengungkapkan, sejumlah token yang diperdagangkan di layanan staking Coinbase masuk dalam kategori sekuritas tidak terdaftar.
Token-token itu di antaranya Solana (SOL), Cardano (ADA), Polygon (MATIC), Filecoin (FIL), The Sandbox (SAND), Axie Infinity (AXS), Chiliz (CHZ), Flow (FLOW), Internet Computer (ICP), Near (NEAR), Voyager Token (VGX), Dash (DASH), dan Nexo (NEXO).
SEC mengklaim bahwa program staking Coinbase memenuhi syarat sebagai ‘kontrak investasi’ sehingga diklasifikasikan sebagai program sekuritas. Coinbase sendiri telah berulang kali menyatakan bahwa produk staking mereka bukanlah sekuritas.
“Seperti dalam gugatan yang kami ajukan, Coinbase sepenuhnya menyadari pentingnya penerapan undang-undang sekuritas federal dalam aktivitas bisnisnya, tetapi dengan sengaja menolak untuk menerapkannya,” kata Direktur Divisi Penegakan Hukum SEC, Gurbir Grewal, dalam pernyataan resminya.
Ketua SEC Gary Gensler mengungkapkan, Coinbase telah mengabaikan hak pelanggan untuk mendapat perlindungan dari aksi penipuan dan manipulasi pasar. Exchange ini juga dinilai tidak dapat melindungi pelanggan dari konflik kepentingan.
Coinbase’s alleged failures deprive investors of critical protections, including rulebooks that prevent fraud and manipulation, proper disclosure, safeguards against conflicts of interest, and routine inspection by the SEC. https://t.co/FwpdmENvoL
— Gary Gensler (@GaryGensler) June 6, 2023
SEC merekomendasikan larangan bagi para tergugat, yakni Coinbase, Inc. dan Coinbase Global, Inc., untuk beroperasi dan melakukan bisnis di AS.
Menurut SEC, Coinbase telah beroperasi sebagai broker sekuritas tak terdaftar sejak 2019. Padahal dua tahun setelah itu, Coinbase melakukan initial public offering pada April 2021.
Banyak komunitas kripto yang mempertanyakan bagaimana Coinbase bisa diizinkan untuk go public pada 2021 jika diklasifikasikan sebagai broker sekuritas yang tidak terdaftar.
Chief Legal Officer Coinbase Paul Grewal mengatakan kepada Cointelegraph, ketergantungan SEC pada aksi penegakan hukum tanpa memberikan aturan yang jelas untuk industri aset digital, bisa merugikan daya saing ekonomi Amerika
“Solusinya adalah undang-undang yang memungkinkan adanya aturan yang adil, yang diterapkan secara transparan, bukan litigasi. Jadi kami akan terus mengoperasikan bisnis kami seperti biasa,” katanya.
Coinbase sebenarnya telah mendapatkan pemberitahuan akan adanya gugatan ini dalam Wells Notice yang dikirim SEC pada 22 Maret lalu. Menanggapi ‘serangan’ itu, pada 25 April tim hukum Coinbase mengajukan gugatan resmi terhadap SEC.
SEC dituding telah gagal menyediakan regulasi yang jelas untuk exchange kripto, termasuk aturan yang membedakan kripto mana yang diklasifikasikan sebagai sekuritas. Hal tersebut yang membuat Coinbase membuat petisi pada 22 Juli 2022 yang mempertanyakan kejelasan regulasi perdagangan aset digital dari SEC.
Sepuluh bulan bungkam, pada 15 Mei 2023, SEC akhirnya buka suara dan mengatakan bahwa mereka tidak berkewajiban untuk memenuhi persyaratan Coinbase yang diuraikan dalam petisinya. Jawaban ini tentunya bukan jawaban yang dinantikan oleh Coinbase dan komunitas kripto.
Karena Coinbase mengajukan gugatan terhadap SEC pada 25 April dan SEC mengajukan gugatan terhadap Coinbase pada 6 Juni, kedua entitas tersebut kini terlibat dalam dua proses hukum terpisah.
Gugatan terhadap Coinbase ini terjadi sehari setelah SEC menggugat Binance pada 5 Juni 2023. Exchange terbesar di dunia itu digugat dengan 13 tuntutan, salah satunya beroperasi tanpa izin.