Pepe: Rp. 0 | 24h: -6.29%Binance Coin: Rp. 10.641.914 | 24h: 0.41%Coq Inu: Rp. 0 | 24h: -1.44%Ripple: Rp. 36.500 | 24h: 2.66%Fwog: Rp. 749 | 24h: 0%Fartcoin: Rp. 18.083 | 24h: 0%Sonic (prev. FTM): Rp. 5.492 | 24h: 0.44%PancakeSwap: Rp. 37.130 | 24h: -2.93%Solana: Rp. 2.466.957 | 24h: -3%
Lihat Market

China Rencana Bikin Mata Uang Digital Asia untuk Lawan Dolar AS

Share :

Portalkripto.com — Tiga orang peneliti dari sebuah akademi milik pemerintah China melontarkan gagasan membuat mata uang digital di seluruh Asia dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungannya pada ekonomi berbasis dolar Amerika Serikat (AS).

Mereka adalah Liu Dongmin, Song Shuang, dan Zhou Xuezhi dari unit Akademi Ilmu Sosial China (CASS). Dalam jurnalnya yang diunggah akhir September lalu, mereka mengatakan rencana membuat Token “yuan Asia”.

Dolar AS dan aset kripto baru-baru ini menjadi alat transaksi yang populer bagi pebisnis di Asia Tenggara untuk melakukan transaksi, mengirim uang, dan melakukan lindung nilai terhadap inflasi mata uang lokal masing-masing.

Sama halnya seperti Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC) yang dimiliki sebuah negara, mereka mengatakan Distributed Ledger Technology (teknologi buku besar terdistribusi) atau DLT akan mem-back up token Asia yang dipatok ke bundel 13 mata uang.

Mata uang tersebut akan mencakup mata uang dari 10 negara anggota ASEAN bersama dengan Yuan China, Yen Jepang, dan Won Korea Selatan.

“Integrasi ekonomi yang mendalam di Asia Timur sudah berjalan lebih dari 20 tahun dan meletakkan dasar yang baik untuk kerja sama mata uang regional. Maka kondisi untuk menyiapkan yuan Asia ini telah terbentuk secara bertahap,” tulis para peneliti dalam jurnal yang dikutip South China Morning Post.

Penelitian itu dilakukan beberapa minggu sebelum tonggak bersejarah China saat meluncurkan pilot project mata uang digitalnya.

Pada 10 Oktober lalu, Bank of China menyatakan yuan digital, e-CNY, telah mencapai angka hampir $14 miliar. Nilai itu menjadikan e-CNY sebagai CBDC yang paling banyak diadopsi di dunia.

Bank sentral China juga mengambil bagian dalam proyek Inthanon-LionRock. Sebuah uji coba CBDC pembayaran lintas batas yang didukung DLT yang melibatkan bank sentral Thailand, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab.