Penggunaan Yuan Digital (CBDC) di China Melonjak 1.800% di Tahun 2021

Share :

Portalkripto.com — Yuan digital mendapatkan daya tarik yang luar biasa di China dengan jumlah dompet yang tumbuh secara eksponensial menjadi 261 juta.

Menurut laporan dari Financial Associated Press, penggunaan mata uang digital bank sentral yuan digital (CBDC) meningkat sebesar 1.800% pada tahun lalu. Peningkatan terutama terjadi selama festival belanja online 618

Bank Rakyat China mengatakan bahwa volume transaksi menggunakan yuan digital mencapai $13 miliar pada akhir tahun 2021.

China telah meningkatkan upayanya untuk mempromosikan penggunaan yuan digital menggunakan sistem lotere untuk memperluas penggunaan dan menguji mata uang. Negri tirai bambu ini telah mengirimkan aset yuan melalui undian amplop merah dan saat ini lebih dari 20 kota terlibat dalam program percontohan.

Distrik Chongqing adalah wilayah administriatif paling baru yang terlibat dalam proyek percontohan tersebut. Dalam pilot project itu, salah satu program yang mendapat perhatian lebih adalah soal pembayaran pajak untuk CBDC.

Aplikasi dompet yuan digital yang yang dinamakan e-CNY tersedia di Android dan iOS. Dalam sebuah survei terkini, 72% penggunanya mengatakan bahwa mereka menggunakan aplikasi untuk belanja online dan 67% untuk membayar layanan publik seperti transportasi.

Pengguna wallet e-CNY menyatakan aplikasi tersebut sangat bermanfaat dimana banyak hal yang sebelumnya rumit, menyangkut transkasi, kini bisa disederhanakan. Mereka juga percaya bahwa hal itu akan membantu pertumbuhan ekonomi China dan menjadi pemimpin global.

Kemajuan China dan pertumbuhan pasar kripto telah mendorong negara lain untuk mempertimbangkan CBDC. Lebih dari 90% bank sentral sekarang mencari CBDC dengan 60% di antaranya mengerjakan proof-of-concept.

Dengan masifnya penggunaan yuan dgital, Pemerintah China berharap dapat meluncurkannya secara resmi sesegera mungkin.


Kamu Bisa Baca Artikel Lainnya:

Perusahaan Mining Kanada Jual 3 Ribu BTC untuk Pompa Likuiditas Pasar

Akuisisi Twitter Elon Musk Mendapat Lampu Hijau

Industri Game Berbasis Blockchain Tidak Terpengaruh Crypto Winter


Beberapa negara menggunakan solusi atau layanan yang sudah ada. Misalnya bank sentral Norwegia memilih proyek Ethereum L2 untuk pengujian CBDC-nya. Sementara yang lain lebih suka memodelkan CBDC mereka seperti yang dilakukan Swedia dan Jepang.

Menurut data atlanticcouncil, terdapat 109 negara yang sudah mengadopsi penggunaan mata uang digital. Dari 109 tersebut, 10 negara sudah menggunakannya secara resmi. 15 negara lainnya masih dalam tahap pilot project. 24 masih dalam tahap pengembangan, 43 negara sedang berada di fase penelitian, 10 negara sudah tidak aktif menggunakan, dan 2 negara yang membatalkannya.

Perbedaan CBDC dengan Aset Crypto

Seperti diketahui, CBDC sangat berbeda dengan cryptocurrency. Di mana mata uang digital ini dibuat secara sentralistik dan dikeluarkan oleh bank sentral. Nilainya pun mengikuti nilai mata uang di negara yang membuat CBDC.

Sedangkan, cryptocurrency umumnya dikeluarkan oleh pihak di luar otoritas kenegaraan atau lembaga seperti bank sentral. Sebagian besar aset crypto dibentuk dan berjalan pada sistem desentralisasi menggunakan teknologi blockchain. Pada prinsipnya aset kripto memilki semangat untuk mendistribusikan kekayaan pada komunitas.

Apakah CBDC Mengancam Kripto?

Aset kripto sejak kemunculannya menjadi ancaman bagi otoritas yang mengeluarkan, mencetak dan mengelola uang. Menurut survei  Bank for International Settlements (BIS), sebagian besar bank sentral melihat jaringan pembayaran seperti Bitcoin dan Ethereum menimbulkan ancaman terhadap aktivitas mereka.

“Sebagian besar bank sentral dalam survei masih menganggap penggunaan cryptocurrency untuk pembayaran skala kecil atau terbatas pada ceruk pasar tertentu,” tulis laporan BIS.

Analis senior di Boston Consulting Group di India, Gourav Roy,  yang juga berkontribusi pada CBDC Tracker, mengatakan bahwa masih banyak pemerintah yang memandang kripto sebagai ancaman besar bagi ekonomi makro negara.

Dengan alasan itu, negara-negara ini secara teratur mengeluarkan peringatan tentang cryptocurrency, memperkenalkan undang-undang untuk pajak transaksi crypto, dan beberapa bahkan melarang perdagangan crypto.

Salah satu negara yang paling menlak aset kripto adalah China. Untuk menanggulangi ancaman aset kripto, Roy mengatakan negara tirai bambu tersebut telah melakukan pengujian percontohan CBDC terbesar di dunia dengan 261 juta pengguna.