Portalkripto.com — Bursa kripto terbesar di Amerika Serikat (AS), Coinbase, menggalang kampanye “Stand with Crypto” yang mengajak komunitas kripto menunjukkan dukungannya terhadap eksistensi aset digital tersebut. Kampanye digalang dengan mengajak komunitas melakukan minting non fungible token (NFT) komemoratif atau edisi khusus yang dikeluarkan Coinbase.
Kampanye galang dukungan ini dilakukan setelah sebelumnya Coinbase mengajukan gugatan hukum pada 24 April 2023 untuk memaksa Securities and Exchange Commission (SEC) menanggapi permintaan pembuatan peraturan yang sebelumnya dilayangkan.
1/ The community is clearly fired up about sensible crypto policy. Here’s how to continue the support 👇
1️⃣: Mint a Stand With Crypto commemorative NFT
2️⃣: Add a shield emoji next to your Twitter display name 🛡️🔗 https://t.co/yCGNEt8Zcn pic.twitter.com/xd3ZDKrNSB
— Coinbase 🛡️ (@coinbase) April 24, 2023
Dalam keterangannya, Coinbase menyebut NFT Stand with Crypto tersebut adalah simbol persatuan bagi komunitas kripto sedang terengah-engah mencari jalan kebijakan kripto yang masuk akal. NFT yang menampilkan perisai biru tersebut, mewakili pendirian kolektif untuk melindungi dan mempromosikan potensi kripto.
“Perisai biru tidak hanya menunjukkan dukungan kalian untuk tujuan tersebut, tetapi juga bahwa kalian adalah bagian dari komunitas yang berkembang yang percaya akan masa depan kripto,” ujar Coinbase.
Pencetakan NFT tersebut menarik biaya 0.000777 Ether (ETH) atau lebih dari $1. Dana hasil minting yang terkumpul akan disumbangkan ke organisasi advokasi kripto via platform crowdfunding web3 Gitcoin. Hingga 26 April pagi WIB, sudah ada lebih dari 20.000 NFT yang di-minting.
Sebelumnya, Coinbase mengajukan gugatan hukum ke pengadilan federal pada 24 April lalu, meminta SEC memberikan tanggapan atas petisi yang mereka ajukan pada Juli 2022. Petisi tersebut berisi permintaan agar SEC membuat panduan yang bisa menjadi rujukan bagi pelaku industri kripto agar mereka memenuhi persyaratan regulator AS.
Coinbase secara tegas meminta jawaban ya atau tidak kepada SEC terhadap petisi tersebut, namun petisi yang telah mendapat komentar dari ribuan entitas tersebut hingga kini belum ditanggapi SEC. Coinbase juga berencana akan menentang keputusan SEC bila komisi pemberantasan kripto tersebut menolak petisi pembuatan peraturan yang diajukan Coinbase.
Pada 28 Februari lalu, Coinbase juga meluncurkan kampanye politik di level akar rumput untuk mempromosikan kebijakan pro kripto. Kampanye tersebut dinamai #Crypto435, yang mendorong komunitas kripto untuk buka suara agar membuat keluhan mereka didengar di seluruh 435 distrik kongres AS.
1/ It’s time to advance pro-crypto policy in all 435 Congressional Districts across the U.S.
Introducing #Crypto435, our campaign to grow the crypto advocacy community and share tools and resources to make your voice heard.
Become an advocate today 👇 https://t.co/TPJhtoP9eC
— Coinbase 🛡️ (@coinbase) February 28, 2023
Berbagai langkah kampanye advokasi yang digalang Coinbase ini merupakan bagian dari arus perlawanan terhadap regulator AS, terutama SEC, yang semakin beringas menyasar pelaku industri kripto terutama sejak kejatuhan bursa FTX pada November 2022.
SEC bersama sejumlah regulator lainnya melakukan aksi pengetatan regulasi ini via operasi “sekuritisasi aset” kripto, serta Operation Choke Point 2.0. Taktik “sekuritisasi aset” dijalankan dengan menuding sejumlah bursa menerbitkan atau memperjualbelikan sejumlah aset kripto yang dinilai sebagai sekuritas (BUSD, staked-ETH, dll). Sedangkan Operation Choke Point 2.0 dijalankan dengan membatasi akses perbankan bagi perusahaan kripto.
Coinbase sendiri sudah kena dampak operasi penertiban kripto ini. Pada 22 Maret lalu, SEC memberikan ‘Wells Notice’ kepada Coinbase. Selain upaya hukum legal-formal, Coinbase juga sudah menyiapkan exit strategy untuk mencari rumah baru di luar AS. Belum lama ini, Coinbase memperoleh lisensi dari Bermuda Monetary Authority, yang memungkinkan mereka beroperasi di Kepulauan Karibia tersebut. Coinbase juga sedang berdiskusi dengan regulator di Abu Dhabi untuk mendapatkan lisensi di negara teluk tersebut.
Coinbase just received a Bermuda license to operate an derivatives exchange🌴
This comes after a tough year for their spot volume market share, which has nearly halved.
U.S.-based exchanges are now looking offshore. pic.twitter.com/w5xvKZnOHD
— Kaiko (@KaikoData) April 25, 2023
Sejak pertengahan Maret lalu, Coinbase gencar dikabarkan mempertimbangkan kemungkinan untuk meluncurkan platform perdagangan kripto untuk klien non-AS. Langkah yang dilaporkan terjadi di tengah semakin tajamnya sorotan mata regulator AS terhadap pelaku industri kripto.